17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 2 Kinerja Ekonomi Makro<br />

kedua tahun 2009. Namun, nilai tukar rupiah kembali menunjukkan tren penguatan sejak<br />

triwulan ketiga, meskipun secara tahunan, rata-rata nilai tukar rupiah tahun 2009 berada pada<br />

kisaran Rp10.408 per dolar AS, melemah sebesar 7,38 persen bila dibandingkan dengan nilai<br />

tukar tahun sebelumnya.<br />

Penguatan nilai tukar rupiah yang dimulai sejak semester kedua tahun 2009 terus berlanjut<br />

hingga tahun 2011. Pertumbuhan ekonomi yang tetap positif di kawasan Asia, terutama dimotori<br />

oleh Cina dan India, serta meningkatnya pertumbuhan ekspor dan investasi Indonesia selama<br />

tahun 2010, mendukung peningkatan fundamental ekonomi domestik, yang pada akhirnya<br />

mendorong apresiasi nilai tukar rupiah. Selama tahun 2010, nilai tukar rupiah bergerak<br />

relatif stabil pada kisaran Rp9.087 per dolar AS, atau mengalami apresiasi sebesar 12,69<br />

persen dari tahun sebelumnya. Sentimen positif penguatan rupiah terus berlanjut hingga<br />

tahun 2011 yang ditopang oleh stabilnya perbedaan suku bunga dalam negeri dan suku bunga<br />

acuan, serta meningkatnya rating Indonesia pada level investment grade. Kondisi tersebut<br />

mendorong meningkatnya arus aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik,<br />

serta menjadikan pergerakan rupiah relatif stabil. Meskipun mengalami tekanan pada triwulan<br />

keempat, namun secara tahunan, nilai tukar rupiah selama tahun 2011 bergerak relatif stabil<br />

pada kisaran Rp8.779 per dolar AS, terapresiasi 3,39 persen dari tahun sebelumnya.<br />

Tekanan terhadap nilai tukar rupiah yang dimulai sejak triwulan keempat 2011 terus<br />

berlanjut hingga mendorong pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2012. Belum<br />

adanya kejelasan mengenai pemulihan ekonomi di Eropa serta imbas perlambatan ekonomi<br />

di Cina, India, dan Jepang, berdampak pada perlambatan pemulihan ekonomi dunia pada<br />

tahun 2012. Pelemahan nilai tukar rupiah juga dikhawatirkan akan berlanjut seiring dengan<br />

outlook S&P yang mempertahankan rating Indonesia pada level BB+ dengan outlook stable,<br />

serta adanya kekhawatiran terhadap ketahanan fiskal (fiscal sustainability) sebagai akibat<br />

penundaan kebijakan di bidang energi. Proyeksi pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat serta<br />

pertumbuhan ekonomi yang melambat di negara emerging market dikhawatirkan mendorong<br />

terjadinya flight to quality yang mendorong penurunan arus modal masuk ke pasar keuangan<br />

Indonesia sehingga semakin memberikan tekanan terhadap pergerakan nilai tukar rupiah selama<br />

tahun 2012. Sepanjang tahun 2012, rata-rata nilai tukar rupiah berada pada kisaran Rp9.384<br />

per dolar AS, terdepresiasi 6,90 persen dari posisinya pada tahun sebelumnya.<br />

Harga Minyak Mentah Indonesia<br />

Harga minyak mentah dunia sampai dengan pertengahan tahun 2008 menunjukkan peningkatan<br />

yang sangat signifikan. Peningkatan harga ini seiring dengan peningkatan permintaan minyak<br />

dunia. Memasuki awal tahun 2008, harga minyak mentah Brent menunjukkan peningkatan yang<br />

cukup cepat dan mencapai puncaknya pada bulan Juni 2008, yaitu sebesar US$139,3 per barel.<br />

Namun memasuki semester kedua, harga minyak mentah Brent menunjukkan tren penurunan<br />

hingga US$41,8 per barel pada Desember 2008. Rata-rata harga minyak mentah Brent tahun<br />

2008 mencapai sebesar US$96,7 per barel atau meningkat 29,5 persen bila dibandingkan dengan<br />

realisasi tahun 2007 (lihat Grafik 2.8).<br />

Pergerakan harga minyak mentah Indonesia (ICP) tidak terlepas dengan tren harga minyak dunia<br />

dimana terjadi kenaikan harga yang signifikan sejak awal tahun 2008 hingga mencapai puncaknya<br />

pada bulan Juli 2008, yaitu sebesar US$135,0 per barel. Setelah mengalami pergerakan harga<br />

yang meningkat secara drastis, harga ICP pun mengalami pembalikan harga yang cukup dalam<br />

hingga mencapai titik terendah dalam empat tahun terakhir yaitu US$38,5 per barel pada<br />

2-12<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!