17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kinerja Ekonomi Makro<br />

Bab 2<br />

gilirannya berpengaruh terhadap perkembangan harga komoditas sejenis, baik komoditas<br />

energi maupun bahan pangan, sehingga memberikan pengaruh terhadap perkembangan laju<br />

inflasi di Indonesia. Volatilitas harga komoditas energi dan bahan pangan di pasar internasional<br />

disebabkan oleh adanya gangguan produksi yang mengakibatkan berkurangnya pasokan, di<br />

tengah meningkatnya jumlah permintaan (output gap). Beberapa faktor penyebab timbulnya<br />

gangguan produksi komoditas tersebut di negara-negara produsen antara lain adalah anomali<br />

iklim, bencana alam, dan konflik geopolitik. Tekanan output gap yang meningkat di pasar<br />

internasional tersebut pada akhirnya berdampak pada timbulnya gejolak harga komoditas<br />

sejenis di pasar dalam negeri.<br />

Perkembangan harga komoditas bahan pangan dan energi yang meningkat di pasar internasional<br />

pada tahun 2008 telah mendorong peningkatan harga komoditas energi dan bahan pangan di<br />

pasar domestik. Dalam rangka mengendalikan subsidi BBM, Pemerintah melakukan kebijakan<br />

penyesuaian harga BBM bersubsidi pada Juni 2008. Dampak kenaikan harga BBM bersubsidi<br />

mendorong laju inflasi pada tahun 2008 ke level 11,06 persen (yoy). Kondisi sebaliknya, pada<br />

saat harga komoditas energi di pasar internasional mengalami penurunan pada tahun 2009,<br />

Pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi. Kebijakan tersebut mengakibatkan laju inflasi<br />

mengalami penurunan tajam ke level 2,78 persen (yoy), seiring dengan penurunan harga<br />

komoditas energi dan stabilnya harga komoditas bahan pangan di pasar internasional (lihat<br />

Grafik 2.5).<br />

3,0%<br />

2,5%<br />

2,0%<br />

1,5%<br />

1,0%<br />

0,5%<br />

0,0%<br />

-0,5%<br />

J FMAMJ J A SONDJ FMAMJ J A SONDJ FMAMJ J A SONDJ FMAMJ J A SONDJ FMAMJ J A SOND<br />

2008 2009 2010 2011 2012<br />

Sumber: Badan Pusat Statistik<br />

GRAFIK 2.5<br />

PERKEMBANGAN INFLASI, 2008—2012<br />

mtm<br />

yoy (RHS)<br />

Perkembangan harga komoditas<br />

bahan pangan dan energi<br />

di pasar internasional yang<br />

kembali meningkat pada tahun<br />

2010 mendorong peningkatan<br />

laju inflasi hingga mencapai<br />

level 6,96 persen (yoy). Tekanan<br />

inflasi dari sumber eksternal<br />

tersebut memperberat laju<br />

inflasi domestik mengingat<br />

pada saat yang bersamaan,<br />

pasar dalam negeri juga<br />

mengalami gangguan pasokan<br />

bahan pangan sebagai dampak dari serangkaian bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah<br />

sentra produksi. Tekanan tersebut menimbulkan dorongan peningkatan harga komoditas bahan<br />

pangan dan energi di pasar dalam negeri sehingga meningkatkan inflasi tahun 2010. Pada tahun<br />

2011, tekanan yang bersumber dari faktor eksternal cenderung menurun, yang disertai dengan<br />

produksi dalam negeri yang mengalami peningkatan, arus distribusi yang mengalami perbaikan,<br />

serta nilai tukar rupiah yang stabil. Laju inflasi tahun 2011 berada pada level 3,79 persen (yoy),<br />

yang didorong oleh penurunan laju inflasi pada komoditas bahan pangan. Rendahnya laju<br />

inflasi tahun 2011 juga didorong dengan terjadinya deflasi terbesar dalam kurun waktu 10 tahun<br />

terakhir, yang terjadi pada Maret 2011, yaitu sebesar 0,32 persen (mtm).<br />

Peningkatan harga komoditas energi di pasar internasional sejak akhir tahun 2011 hingga awal<br />

paruh pertama 2012 telah mendorong kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian nasional.<br />

Memasuki tahun 2012, laju inflasi mulai menunjukkan tren peningkatan yang bersumber dari<br />

gejolak harga komoditas energi di pasar internasional akibat tekanan geopolitik yang terjadi.<br />

Ketegangan di beberapa negara produsen minyak dunia di kawasan Timur Tengah dan Afrika<br />

Utara telah menyebabkan gangguan produksi dan pasokan ke pasar internasional. Pada tahun<br />

14%<br />

12%<br />

10%<br />

8%<br />

6%<br />

4%<br />

2%<br />

0%<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

2-9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!