17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab 7<br />

Proyeksi APBN Jangka Menengah<br />

ke dalam dana perimbangan Rp4,2 triliun dan dana otonomi khusus dan penyesuaian Rp6,3<br />

triliun (tabel 7.7). Tambahan akibat kebijakan pada dana perimbangan tersebut digunakan<br />

untuk tambahan alokasi untuk infrastruktur dasar (jalan, irigasi, sanitasi, dan air minum) dan<br />

kekurangan bayar atas DBH di tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu, pada dana otonomi<br />

khusus dan penyesuaian, tambahan dialokasikan untuk dana tambahan otsus infrastruktur,<br />

dana keistimewaan DIY dengan pelaksanaan UU nomor 13 tahun 2012 tentang keistimewaan<br />

DI Yogyakarta, tambahan untuk tunjangan profesi guru PNSD karena bertambahnya jumlah<br />

guru yang sudah tersertifikasi, dan tambahan alokasi untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS)<br />

sebagai dampak bertambahnya jumlah siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.<br />

Dengan perkembangan alokasi pendapatan dan belanja negara dari KPJM <strong>2014</strong> menjadi<br />

<strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> seperti yang telah dijelaskan di atas, dan kebijakan pemerintah untuk menjaga<br />

besaran defisit dari level 1,44 persen terhadap PDB (KPJM <strong>2014</strong>) ke level 1,49 persen terhadap<br />

PDB (<strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>), maka alokasi pembiayaan yang pada KPJM <strong>2014</strong> sebesar Rp149,2 triliun<br />

sedikit naik menjadi sebesar Rp154,2 triliun pada <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>. Tambahan alokasi pembiayaan<br />

ini berasal dari pembiayaan dalam negeri, antara lain, (1) tambahan penerimaan pembiayaan<br />

melalui: tambahan penerbitan SBN dan tambahan pinjaman dalam negeri, serta (2) penurunan<br />

pengeluaran pembiayaan antara lain melalui PMN, dana bergulir, dana pengembangan<br />

pendidikan nasional, dan kewajiban penjaminan. Sedangkan alokasi pembiayaan luar negeri<br />

turun sebesar Rp0,9 triliun (dari sebesar negatif Rp18,1 triliun pada KPJM <strong>2014</strong> menjadi<br />

negatif Rp19,0 triliun pada <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>), sebagai penerapan kebijakan pemerintah dalam<br />

menjaga negative net flow.<br />

Perkembangan yang terjadi dari KPJM <strong>2014</strong> ke kondisi <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> tentunya menunjukan<br />

perubahan yang positif, yaitu ketika pemerintah telah mampu untuk melakukan efisiensi<br />

terhadap biaya-biaya yang sifatnya wajib disediakan seperti biaya operasional, alokasi subsidi<br />

energi, dan pembayaran bunga utang sehingga di sisi lain pemerintah memiliki ruang gerak<br />

fiskal yang lebih besar untuk dialokasikan kepada belanja-belanja yang lebih produktif dalam<br />

rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.<br />

7-30<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!