17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 7<br />

Proyeksi APBN Jangka Menengah<br />

Jika dicermati lebih lanjut, target pajak dalam negeri dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> turun sebesar<br />

Rp51,6 triliun atau 3,9 persen dibandingkan target dalam KPJM <strong>2014</strong>. Hal ini terjadi sebagai<br />

dampak penyesuaian asumsi dasar makro ekonomi yang menyebabkan target pendapatan<br />

pajak dalam negeri terkoreksi sebesar Rp65,3 triliun, namun kebijakan-kebijakan Pemerintah<br />

di bidang perpajakan seperti penyempurnaan peraturan perpajakan, perluasan basis pajak,<br />

penyempurnaan administrasi perpajakan dan penguatan penegakan hukum bagi penyelundup<br />

pajak (tax evation) diproyeksikan dapat meningkatkan penerimaan pajak dalam negeri sebesar<br />

Rp13,7 triliun.<br />

Target pendapatan pajak internasional pada <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> diperkirakan sebesar Rp53,9<br />

triliun,atau naik sebesar Rp4,0 triliun dibandingkan dengan target pada KPJM <strong>2014</strong>. Hal<br />

ini diakibatkan meningkatnya target bea masuk sebagai dampak penyesuaian asumsi dasar<br />

ekonomi makro, yang diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan penurunan target bea<br />

keluar sebagai dampak kebijakan pemerintah terkait penghiliran CPO dan juga kecenderungan<br />

penurunan harga CPO internasional.<br />

Penyesuaian asumsi dasar makro ekonomi juga berdampak terhadap turunnya target<br />

PNBP pada <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> yang berasal dari pendapatan SDA migas sebesar Rp27,3 triliun.<br />

Namun, kebijakan pemerintah di bidang PNBP seperti inventarisasi potensi PNBP di K/L,<br />

penyempurnaan peraturan terkait jenis dan tarif PNBP, serta penyempurnaan mekanisme<br />

pengeloaan PNBP, diharapkan dapat meningkatkan penerimaan yang berasal dari PNBP<br />

lainna sebesar Rp21,6 triliun. Demikian pula kebijakan terkait BUMN antara lain optimalisasi<br />

pay out ratio deviden BUMN, peningkatan return on investment seiring peningkatan capital<br />

expenditure, serta peningkatan kinerja BUMN diharapkan dapat meningkatkan penerimaan<br />

sebesar Rp3,7 triliun.<br />

Pada sisi belanja negara, <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> mencantumkan alokasi sebesar Rp1.816,7 triliun, atau<br />

lebih rendah sebesar 2,5 persen dibandingkan dengan MTBF <strong>2014</strong>. Dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>,<br />

besaran belanja K/L mengalami kenaikan sebesar 1,8 persen, sedangkan belanja non K/L<br />

mengalami penurunan sebesar 8,6 persen, yang antara lain disebabkan oleh penyesuaian harga<br />

BBM bersubsidi pada pertengahan tahun 2013 sehingga kebutuhan alokasi untuk subsidi BBM<br />

juga akan mengalami penurunan.<br />

Dengan demikian, besaran defisit pada <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> sebesar 1,49 persen terhadap PDB,<br />

atau 0,05 persen lebih tinggi dibandingkan dengan MTBF <strong>2014</strong>, yang kemudian keseluruhan<br />

tambahan alokasi untuk pembiayaan ini direncanakan melalui pembiayaan dalam negeri.<br />

Jika dicermati lebih lanjut, alokasi belanja pemerintah pusat pada KPJM <strong>2014</strong> sebesar<br />

Rp1.278,2 triliun, turun menjadi sebesar Rp1.230,3 triliun dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>. Hal ini<br />

disebabkan oleh, antara lain, (1) perkembangan belanja K/L dari Rp602,1 triliun (KPJM <strong>2014</strong>)<br />

naik menjadi Rp612,7 triliun pada <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> dan (2) perkembangan belanja non K/L dari<br />

Rp676,1 triliun (KPJM <strong>2014</strong>) turun menjadi Rp617,7 triliun (<strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>).<br />

Tabel 7.7 menunjukkan besaran KPJM <strong>2014</strong> untuk belanja K/L sebesar Rp602,1 triliun<br />

terdiri atas angka baseline sebesar Rp594,3 triliun dan alokasi new initiatives sebesar Rp7,8<br />

triliun. Sementara itu, alokasi untuk <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> sebesar Rp612,7 triliun, terdiri atas besaran<br />

baseline sebesar Rp515,1 triliun dan alokasi new initiatives sebesar Rp97,6 triliun. Dengan<br />

demikian, untuk belanja K/L, alokasi baseline turun sebesar Rp79,2 triliun, sedangkan alokasi<br />

new initiatives naik sebesar Rp89,8 triliun.<br />

7-28<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!