17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Proyeksi APBN Jangka Menengah<br />

Bab 7<br />

potensi yang dimiliki oleh Indonesia dalam rangka memperkuat kondisi perekonomiannya.<br />

Perubahan-perubahan asumsi dasar ekonomi makro tersebut akan mempengaruhi besaranbesaran<br />

penerimaan, belanja, dan pembiayaan anggaran. Tekanan akibat menurunnya target<br />

pertumbuhan ekonomi di tahun <strong>2014</strong> dari 7,0—7,6 persen menjadi 6,4 persen sudah tentu<br />

berpotensi menurunkan tingkat penerimaan perpajakan. Di sisi lain, melemahnya nilai tukar<br />

terhadap US$ berpotensi menambah beban negara untuk belanja subsidi energi, pembayaran<br />

bunga utang dan cicilan pokok utang luar negeri. Meskipun pada sisi lain penerimaan negara<br />

yang berasal dari SDA migas dan juga pajak perdagangan internasional berpotensi naik, namun<br />

kenaikan tersebut tidak mampu menutupi peningkatan beban untuk belanja dan pembiayaan.<br />

Terkait lebih rendahnya target lifting migas pada <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> dibandingkan dengan KPJM<br />

<strong>2014</strong>, maka hal ini berpotensi menurunkan penerimaan negara yang berasal dari SDA migas.<br />

Hal ini tercermin dalam Tabel 7.6. Pada sisi pendapatan, angka yang tercantum dalam <strong>RAPBN</strong><br />

<strong>2014</strong> sebesar Rp1.662,5 triliun, atau mengalami penurunan sebesar 3,1 persen dibandingkan<br />

dengan angka pada MTBF <strong>2014</strong>. Penurunan ini disumbangkan oleh turunnya penerimaan<br />

perpajakan yang berasal dari pendapatan pajak dalam negeri serta PNBP yang berasal dari<br />

penerimaan SDA. Penerimaan perpajakan diperkirakan turun 3,5 persen yang diakibatkan<br />

oleh penurunan proyeksi pendapatan pajak dalam negeri sebesar 3,9 persen walaupun<br />

penerimaan pajak perdagangan internasional diperkirakan meningkat sebesar 8,0 persen.<br />

Untuk penerimaan PNBP, diperkirakan penerimaan yang berasal dari bagian laba BUMN,<br />

PNBP lainnya, dan pendapatan BLU lebih tinggi masing-masing sebesar 11,1 persen, 29,3<br />

persen, dan 5,1 persen. Namun, hal ini tidak mampu mengkompensasi penurunan penerimaan<br />

SDA sebesar 12,1 persen yang antara lain disebabkan oleh penurunan target lifting baik minyak<br />

bumi maupun gas alam, sehingga diperkirakan penerimaan PNBP pada <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> akan<br />

turun sebesar 0,5 persen dibandingkan dengan MTBF <strong>2014</strong>.<br />

TABEL 7.6<br />

REKONSILIASI POSTUR APBN : KPJM <strong>2014</strong> DAN <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

(triliun rupiah)<br />

URAIAN APBN 2013 KPJM <strong>2014</strong><br />

<strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

TOTAL<br />

SELISIH<br />

PENYESUAIAN<br />

ASUMSI<br />

KEBIJAKAN<br />

A. PENDAPATAN NEGARA 1.529,7 1.714,9 1.662,5 (52,4) (84,5) 32,1<br />

I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.525,2 1.710,5 1.661,1 (49,4) (84,6) 35,3<br />

1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.193,0 1.357,8 1.310,2 (47,6) (56,4) 8,8<br />

a. Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1.134,3 1.307,9 1.256,3 (51,6) (65,3) 13,7<br />

b. Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 58,7 49,9 53,9 4,0 8,9 (4,9)<br />

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 332,2 352,7 350,9 (1,8) (28,2) 26,5<br />

a. Penerimaan SDA 197,2 225,4 198,1 (27,3) (27,3) -<br />

b. Pendapatan Bagian Laba BUMN 33,5 33,3 37,0 3,7 - 3,7<br />

c. PNBP Lainnya 78,0 70,5 91,1 20,6 (1,0) 21,6<br />

d. Pendapatan BLU 23,5 23,6 24,8 1,2 - 1,2<br />

II. PENERIMAAN HIBAH 4,5 4,4 1,4 (3,0) 0,1 (3,1)<br />

B. BELANJA NEGARA 1.683,0 1.864,1 1.816,7 (47,3) (11,5) (35,8)<br />

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.154,4 1.278,2 1.230,3 (47,8) (1,6) (46,3)<br />

1. Belanja K/L 594,6 602,1 612,7 10,6 (1,6) 12,1<br />

2. Belanja Non K/L 559,8 676,1 617,7 (58,4) - (58,4)<br />

II. TRANSFER KE DAERAH 528,6 585,9 586,4 0,5 (10,0) 10,5<br />

1. Dana Perimbangan 444,8 487,3 481,8 (5,5) (9,7) 4,2<br />

2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 83,8 98,6 104,6 6,1 (0,2) 6,3<br />

C. KESEIMBANGAN PRIMER (40,1) (20,9) (34,7) (13,8)<br />

D. SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN (A - B) (153,3) (149,2) (154,2) (5,0)<br />

% Surplus/Defisit Terhadap PDB (1,65) (1,44) (1,49) (0,05)<br />

E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II) 153,3 149,2 154,2 5,0 - 5,0<br />

I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 172,8 167,3 173,2 5,9 - 5,9<br />

II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (19,5) (18,1) (19,0) (0,9) - (0,9)<br />

Sumber : Kementerian Keuangan<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

7-27

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!