17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab 7<br />

Proyeksi APBN Jangka Menengah<br />

Tahapan penyusunan proyeksi/rencana (1) sampai dengan (4) merupakan proses top down,<br />

sedangkan tahapan (5) merupakan proses bottom up. Proses estimasi bottom up seringkali<br />

dipisah atas proyeksi mengenai biaya dari pelaksanaan kebijakan yang sedang berjalan (on<br />

going policies) dan penyesuaiannya sehubungan dengan upaya-upaya rasionalisasi program/<br />

kegiatan melalui proses evaluasi program/kegiatan, serta prakiraan atas biaya dari kebijakan<br />

baru (new policies).<br />

Dalam rangka penyusunan RKA-K/L dengan pendekatan KPJM, K/L perlu menyelaraskan<br />

kegiatan/program dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)<br />

dan Rencana Strategi (Renstra) K/L, yang pada tahap sebelumnya juga menjadi acuan dalam<br />

menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja K/L.<br />

Penerapan KPJM<br />

Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah sebagai suatu pendekatan penganggaran berdasarkan<br />

kebijakan yang pengambilan keputusannya dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun<br />

anggaran, mempunyai implikasi biaya pada tahun yang akan datang (tertuang dalam prakiraan<br />

maju). Dalam rangka penghitungan biaya tersebut, penerapan KPJM pada tahun anggaran<br />

2015 fokus pada (1) penggunaan formulasi penghitungan angka prakiraan maju yang dibagi<br />

dalam 4 output; (2) penerapan indeksasi; (3) review dan pemutakhiran angka dasar; serta<br />

(4) penyusunan dan penetapan inisiatif baru.<br />

Penyusunan KPJM perlu mempertimbangkan sistem penganggaran berbasis kinerja (PBK)<br />

yang merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada pencapaian suatu hasil output dan<br />

outcome tertentu atas alokasi anggaran yang disediakan kepada seluruh unit kerja pemerintah,<br />

yang pendanaannya berasal dari dana publik dalam APBN. Paradigma PBK tidak hanya<br />

terfokus pada penggunaan biaya sebagai input, melainkan juga pada hasil yang ingin dicapai<br />

atas alokasi anggaran tersebut. Dengan demikian, PBK dibutuhkan untuk mengintegrasikan<br />

antara perencanaan dan penganggaran.<br />

Fokus Formulasi Penghitungan Angka<br />

Formulasi umum penghitungan KPJM adalah harga dikalikan dengan kuantitas, sehingga<br />

rincian rumus penghitungan adalah sebagai berikut:<br />

Output = Komponen Utama + Komponen Pendukung<br />

Komponen Utama = harga x kuantitas x Indeks kumulatif<br />

Komponen Pendukung = harga x kuantitas x Indeks kumulatif<br />

Sebagai tambahan informasi, pengertian indeks kumulatif adalah besaran angka yang<br />

dipergunakan untuk proyeksi dan telah memperhitungkan tambahan indeks tahun-tahun<br />

sebelumnya. Contoh penerapan konsep indeks kumulatif ini sebagaimana berikut. Misalnya,<br />

besaran biaya pembangunan jalan negara sepanjang 1 km sebesar Rp1 miliar pada tahun n dan<br />

inflasi diperkirakan sebesar 5% selama beberapa tahun yang akan datang. Karena pembangunan<br />

jalan ini menjadi kebijakan selama 3 tahun ke depan dari tahun n, jumlah alokasi anggaran<br />

pembangunan jalan yang dimaksud untuk tiap-tiap tahun (n+1, n+2, dan n+3) menggunakan<br />

rumus ‘harga x kuantitas x indeks kumulatif’. Rincian perhitungannya sebagai berikut.<br />

1. Alokasi anggaran jalan pada tahun n+1 adalah 1 miliar x (1+5%) 1<br />

2. Alokasi anggaran jalan pada tahun n+2 adalah 1 miliar x (1+5%) 2<br />

3. Alokasi anggaran jalan pada tahun n+3 adalah 1 miliar x (1+5%) 3<br />

7-20<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!