17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Proyeksi APBN Jangka Menengah<br />

Bab 7<br />

pembuat kebijakan dapat menyajikan perencanaan penganggaran yang berorientasi kepada<br />

pencapaian sasaran secara utuh, komprehensif dan dalam konteks yang tepat, sesuai dengan<br />

kerangka perencanaan kebijakan yang telah ditetapkan. Dengan memusatkan perhatian pada<br />

kebijakan-kebijakan prioritas yang dapat dibiayai, tercapainya disiplin fiskal yang merupakan<br />

kunci bagi efektivitas penggunaan sumber daya publik, sehingga diharapkan akuntabilitas<br />

pemerintah dalam penyelenggaraan kebijakan fiskal secara makro dapat tercapai.<br />

KPJM adalah pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan<br />

keputusan yang menimbulkan implikasi anggaran dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu)<br />

tahun anggaran. Tujuan dan landasan konseptual KPJM disajikan pada Bagan 7.1.<br />

Untuk menerapkan KPJM dengan baik, maka perlu memahami kerangka konseptual KPJM<br />

yang meliputi (1) penerapan sistem anggaran bergulir (rolling budget) sebagai paradigma<br />

baru penganggaran untuk memperbaiki sistem penganggaran zero based yang mengabaikan<br />

alokasi anggaran tahun sebelumnya (historical budgetary allocations) dan mengidentifikasi<br />

kembali biaya-biaya yang diperlukan bagi implementasi program dan kegiatan yang telah<br />

disetujui, sehingga dampak anggaran yang dibutuhkan melebihi satu tahun anggaran dapat<br />

diproyeksikan secara baik; (2) angka dasar (baseline) yang merupakan indikasi pagu prakiraan<br />

maju dari kegiatan-kegiatan yang berulang, kegiatan-kegiatan tahun jamak berdasarkan<br />

kebijakan yang telah ditetapkan, serta menjadi acuan penyusunan Pagu Indikatif dari tahun<br />

anggaran yang direncanakan yang dibuat ketika menyusun anggaran; (3) parameter yaitu nilainilai<br />

yang digunakan sebagai acuan, berupa keterangan atau informasi yang dapat menjelaskan<br />

batas-batas atau bagian-bagian tertentu dari suatu sistem terdiri dari parameter ekonomi<br />

yaitu acuan dalam bidang ekonomi yang digunakan dalam perhitungan besaran KPJM, seperti<br />

indeks inflasi yang mengacu pada asumsi dasar ekonomi makro dalam penyusunan APBN<br />

dan parameter nonekonomi yaitu acuan perhitungan biaya yang spesifik atau bersifat khusus<br />

yang digunakan dalam perhitungan besaran angka KPJM, seperti indeks Bantuan Operasional<br />

Sekolah (BOS) pada tahun 2013, atau harga daging sapi pada Pasar Senen bulan Januari<br />

2013, atau yang lainnya; (4) penyesuaian terhadap angka dasar yang dilakukan dengan<br />

menggunakan parameter-parameter yang telah ditetapkan, baik parameter ekonomi maupun<br />

nonekonomi; serta (5) pengajuan usulan anggaran untuk kebijakan baru yang diatur untuk<br />

memberikan kepastian mekanisme dan prosedural bagi para pihak yang berkepentingan dan<br />

mempersyaratkan adanya sisa ruang fiskal (fiscal space) berdasarkan penghitungan terhadap<br />

proyeksi sumber daya anggaran yang tersedia (resources availibility) dikurangi dengan<br />

kebutuhan angka dasar (baseline). Seperti halnya dalam penyusunan MTBF, penyusunan<br />

KPJM yang komprehensif memerlukan suatu tahapan proses penyusunan perencanaan jangka<br />

menengah (1) penyusunan proyeksi/rencana kerangka (asumsi) ekonomi makro untuk jangka<br />

menengah yang dikombinasikan dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya untuk menghasilkan<br />

besaran APBN baseline; (2) penyusunan proyeksi/rencana/target-target fiskal (seperti tax<br />

ratio, defisit, dan rasio utang pemerintah) jangka menengah; (3) rencana kerangka anggaran<br />

(penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan) jangka menengah (medium term budget<br />

framework), yang menghasilkan pagu total belanja pemerintah (resources envelope); dan<br />

(4) pendistribusian total pagu pengeluaran jangka menengah kepada masing-masing K/L (line<br />

ministries ceilings). Indikasi pagu K/L dalam jangka menengah tersebut merupakan perkiraan<br />

batas tertinggi anggaran belanja dalam jangka menengah; serta (5) penjabaran pengeluaran<br />

jangka menengah kepada masing-masing K/L (line ministries ceilings) untuk setiap program<br />

dan kegiatan berdasarkan indikasi pagu jangka menengah yang telah ditetapkan.<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

7-19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!