17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 7<br />

Proyeksi APBN Jangka Menengah<br />

7.2.2 Proyeksi Pendapatan Negara<br />

Selain dipengaruhi oleh asumsi dasar ekonomi makro, proyeksi pendapatan negara dalam<br />

kurun waktu 2015―2017 juga sangat ditentukan oleh kebijakan-kebijakan yang dirancang<br />

dalam rangka optimalisasi pendapatan negara baik yang akan dilakukan pada periode tersebut<br />

maupun sebagai dampak dari kebijakan-kebijakan yang dilakukan pada tahun sebelumnya.<br />

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, secara keseluruhan pendapatan negara<br />

dalam jangka menengah 2015―2017 diproyeksikan terus meningkat, dari sebesar Rp1.890,9<br />

triliun pada 2015 menjadi Rp2.381,3 triliun pada 2017. Penerimaan perpajakan tetap menjadi<br />

primadona sebagai sumber utama pendapatan negara dengan kontribusi rata-rata sebesar<br />

82,1 persen dari total pendapatan negara pada periode tersebut. Sementara itu, di sisi lain<br />

PNBP memberikan kontribusi rata-rata sebesar 17,8 persen, sedangkan penerimaan hibah<br />

hanya memberikan kontribusi rata-rata sebesar 0,1 persen.<br />

Proyeksi Penerimaan Perpajakan<br />

Membaiknya proyeksi perekonomian global dan domestik ke depan, diperkirakan berdampak<br />

positif terhadap penerimaan perpajakan. Selain itu, intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan<br />

yang dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan merupakan kunci keberhasilan<br />

pencapaian target penerimaan perpajakan. Secara umum, kebijakan perpajakan dalam<br />

jangka menengah tetap diarahkan pada upaya optimalisasi penerimaan dengan menggali<br />

sektor-sektor yang berkembang tapi belum terkena pajak terutama sektor informal. Sebagai<br />

perwujudan dari konsistensi pelaksanaan kebijakan perpajakan, pokok-pokok kebijakan<br />

perpajakan dalam tahun-tahun sebelumnya akan tetap dilaksanakan. Selain itu, kebijakan<br />

perpajakan dalam jangka menengah juga tetap memberikan insentif bagi dunia usaha<br />

terutama dalam rangka mendukung pertumbuhan bidang usaha dan daerah tertentu.<br />

Dengan melihat faktor-faktor pendukung tersebut, penerimaan perpajakan dalam jangka<br />

menengah (2015―2017) ditargetkan untuk tumbuh rata-rata 15,1 persen per tahun. Pendapatan<br />

PPh dan pendapatan PPN dan PPnBM masih tetap menjadi penyumbang terbesar penerimaan<br />

perpajakan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar masing-masing 16,0 persen dan 17,5<br />

persen. Di lain sisi, pendapatan PBB ditargetkan untuk cenderung stabil, hal ini terutama<br />

diakibatkan karena dampak dari pengalihan PBB sektor perdesaan dan perkotaan ke daerah<br />

di tahun <strong>2014</strong>, di mana kedua sektor tersebut adalah sektor yang memiliki pertumbuhan yang<br />

signifikan setiap tahunnya, sedangkan PBB sektor-sektor yang lain (perkebunan, kehutanan,<br />

dan pertambangan) memiliki pertumbuhan penerimaan yang cenderung stabil. Asumsi dasar<br />

ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan nilai tukar sangat berpengaruh<br />

terhadap ketiga jenis penerimaan tersebut.<br />

Pendapatan cukai dalam periode 2015 sampai dengan 2017 diperkirakan tumbuh sebesar<br />

rata-rata 3,9 persen. Proyeksi tersebut sesuai dengan road map industri hasil tembakau<br />

2006-2020. Mulai tahun 2015 Pemerintah sudah mulai memprioritaskan aspek kesehatan<br />

masyarakat melebihi aspek tenaga kerja dan aspek penerimaan negara sehingga kebijakan<br />

Pemerintah terkait cukai hasil tembakau sudah tidak akan terfokus untuk meningkatkan<br />

pendapatan negara, melainkan lebih memberikan perlindungan masyarakat dari dampak<br />

negatif rokok.<br />

Pendapatan pajak lainnya ditargetkan untuk tumbuh rata-rata 19,3 persen sepanjang<br />

2015―2017. Membaiknya kondisi perekonomian global dan domestik dalam periode tersebut,<br />

akan disertai dengan meningkatnya transaksi ekonomi, sehingga diharapkan dapat mendorong<br />

pendapatan pajak lainnya yang terutama bersumber dari bea materai.<br />

7-8<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!