17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kinerja Ekonomi Makro<br />

Bab 2<br />

BAB 2<br />

KINERJA EKONOMI MAKRO<br />

2.1 Umum<br />

Proses pemulihan ekonomi dunia tidak berjalan sesuai harapan, dalam arti lebih lambat dari<br />

perkiraaan semula. Fase ekspansi ekonomi dunia yang diharapkan berjalan pada tahun 2013<br />

pada kenyataannya meleset dari perkiraan semula dan cenderung mengalami revisi ke bawah<br />

serta masih diliputi risiko ketidakpastian. Kondisi tersebut antara lain dipengaruhi oleh<br />

tiga faktor. Pertama, laju pertumbuhan yang masih mengecewakan di negara berkembang<br />

mencerminkan sejumlah kendala, yaitu hambatan infrastruktur dan keterbatasan kapasitas<br />

produksi, melambatnya pertumbuhan permintaan eksternal, lebih rendahnya harga komoditas,<br />

kekhawatiran stabilitas keuangan, dan untuk beberapa negara, kapasitas dukungan kebijakan<br />

yang melemah. Kedua, resesi di kawasan Eropa lebih parah dari yang diperkirakan akibat<br />

rendahnya permintaan, turunnya kepercayaan, dan pelemahan neraca perdagangan yang<br />

secara keseluruhan berinteraksi memperburuk efek terhadap pertumbuhan akibat dampak dari<br />

kondisi fiskal dan keuangan yang ketat. Ketiga, perekonomian AS tumbuh lebih lambat akibat<br />

kontraksi fiskal yang lebih kuat dari perkiraan. Kontraksi fiskal juga menghambat peningkatan<br />

permintaan swasta.<br />

Dalam tahun <strong>2014</strong>, kinerja ekonomi global secara umum diperkirakan akan mengalami<br />

perbaikan, walaupun masih diwarnai berbagai tantangan dan risiko yang relatif berat. Beberapa<br />

potensi risiko tersebut meliputi kemungkinan perlambatan pertumbuhan yang lebih lama<br />

di negara berkembang, kredit yang melambat, dan kondisi keuangan yang lebih ketat akibat<br />

antisipasi berakhirnya stimulus kebijakan moneter (quantitative easing) Federal Reserve di<br />

Amerika Serikat yang dapat menyebabkan pembalikan arus modal.<br />

Perekonomian nasional dalam tahun <strong>2014</strong> akan menghadapi tantangan yang semakin kompleks<br />

baik dari eksternal maupun domestik. Beberapa tantangan global ke depan antara lain (a) risiko<br />

lambatnya pemulihan pertumbuhan ekonomi global, termasuk beberapa negara mitra dagang<br />

utama; (b) potensi peningkatan persaingan likuiditas global seiring perubahan arah kebijakan<br />

moneter yang lebih ketat di banyak negara; (c) potensi volatilitas harga komoditas dunia,<br />

khususnya minyak, yang sangat rentan terhadap faktor-faktor seperti iklim, kondisi geopolitik,<br />

dan keamanan. Sementara itu, tantangan dari sisi domestik meliputi (a) ketahanan pangan;<br />

(b) ketersediaan infrastruktur dan energi listrik; dan (c) perbaikan iklim investasi.<br />

Faktor lain yang perlu dicermati adalah perkembangan harga minyak dunia mengingat<br />

dampaknya terhadap postur APBN terutama pengaruhnya terhadap penerimaan migas dan<br />

subsidi cukup krusial. Harga minyak dunia, khususnya Brent, diperkirakan masih stabil berada<br />

di atas US$100 per barel dan masih terdapat risiko instabilitas geopolitik. Sejalan dengan<br />

pergerakan harga minyak mentah dunia, harga minyak mentah Indonesia (ICP) baik dalam tahun<br />

2013 maupun pada tahun <strong>2014</strong> diperkirakan masih berada pada kisaran di atas US$100 per<br />

barel. Pada sisi lain, peningkatan lifting migas Indonesia masih sangat terbatas. Kendala teknis<br />

di lapangan, panjangnya proses perijinan, serta menurunnya kapasitas sumber migas Indonesia<br />

masih menjadi tantangan utama yang menyebabkan sulitnya pencapaian target tersebut.<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

2-1

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!