17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 7<br />

Proyeksi APBN Jangka Menengah<br />

TABEL 7.1<br />

APBNP 2013, <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> DAN PRAKIRAAN MAJU 2015-2017<br />

(triliun rupiah)<br />

URAIAN APBNP 2013 <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

Prakiraan Maju<br />

2015 2016 2017<br />

A. PENDAPATAN NEGARA 1.502,0 1.662,5 1.890,9 2.128,9 2.381,3<br />

I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.497,5 1.661,1 1.887,5 2.127,2 2.380,0<br />

1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.148,4 1.310,2 1.513,4 1.746,1 2.003,3<br />

a. Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1.099,9 1.256,3 1.457,0 1.687,5 1.942,6<br />

b. Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 48,4 53,9 56,3 58,6 60,7<br />

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 349,2 350,9 374,2 381,1 376,7<br />

a. Penerimaan SDA 203,7 198,1 216,3 217,1 205,9<br />

b. Pendapatan Bagian Laba BUMN 36,5 37,0 38,0 40,0 43,0<br />

c. PNBP Lainnya 85,5 91,1 94,3 97,6 100,6<br />

d. Pendapatan BLU 23,5 24,8 25,6 26,3 27,2<br />

II. PENERIMAAN HIBAH 4,5 1,4 3,4 1,7 1,2<br />

B. BELANJA NEGARA 1.726,2 1.816,7 1.943,5 2.104,1 2.306,3<br />

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.196,8 1.230,3 1.268,2 1.345,7 1.472,9<br />

1. Belanja K/L 622,0 612,7 662,7 725,3 823,2<br />

2. Belanja Non KL 574,8 617,7 605,5 620,3 649,8<br />

II. TRANSFER KE DAERAH 529,4 586,4 675,3 758,5 833,4<br />

1. Dana Perimbangan 445,5 481,8 547,4 612,5 679,8<br />

2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 83,8 104,6 127,9 146,0 153,6<br />

C. KESEIMBANGAN PRIMER (111,7) (34,7) 75,0 154,7 206,8<br />

D. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A - B) (224,2) (154,2) (52,6) 24,7 75,0<br />

% Surplus/Defisit terhadap PDB (2,38) (1,49) (0,46) 0,19 0,53<br />

E. PEMBIAYAAN (I + II) 224,2 154,2 52,6 (24,7) (75,0)<br />

I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 241,1 173,2 98,2 27,8 (22,3)<br />

II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (16,9) (19,0) (45,5) (52,5) (52,6)<br />

1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 49,0 43,2 31,5 23,7 14,8<br />

2. Penerusan Pinjaman (SLA) (6,7) (5,3) (9,9) (9,3) (8,0)<br />

3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN (59,2) (56,9) (67,1) (66,9) (59,4)<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

7.2.1 Proyeksi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Jangka Menengah<br />

Proyeksi asumsi dasar ekonomi makro jangka menengah merupakan salah satu elemen<br />

dasar yang menjadi acuan dalam penyusunan postur APBN jangka menengah dan juga arah<br />

kebijakan fiskal ke depan. Asumsi dasar ekonomi makro jangka menengah merupakan basis<br />

perhitungan untuk memperkirakan besaran pendapatan negara dan hibah, belanja negara,<br />

defisit/surplus, serta pembiayaan anggaran dalam tiga tahun berikutnya. Pada sisi lain, sebagai<br />

acuan dalam menentukan arah kebijakan fiskal ke depan, proyeksi asumsi dasar ekonomi<br />

makro jangka menengah diharapkan dapat mencerminkan sekaligus memberikan informasi<br />

mengenai proyeksi perekonomian global terkini serta implikasinya terhadap perekonomian<br />

nasional ke depan. Oleh karena itu, penyusunan proyeksi asumsi dasar ekonomi makro yang<br />

akurat menjadi sangat krusial. Keakuratan dalam menganalisis dan memperkirakan arah<br />

perkembangan ekonomi global dan domestik ke depan akan menentukan arah kebijakan<br />

fiskal, terutama dalam mendukung pencapaian sasaran-sasaran pembangunan nasional<br />

sebagaimana dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).<br />

Berdasarkan analisis yang dilakukan dalam dua tahun terakhir, pemulihan ekonomi global<br />

masih sangat lemah dan meleset dari harapan semula. Kondisi tersebut antara lain disebabkan<br />

oleh masih tingginya risiko ketidakpastian sebagai dampak dari belum terselesaikannya<br />

7-4<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!