17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 6<br />

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

memiliki ruang untuk pembayaran cicilan UPSL, maka Kementerian Keuangan melakukan<br />

evaluasi dan monitoring kewajiban pembayaran THT PNS setiap tahun.<br />

6.4.3.3 Kewajiban menjaga Modal Minimum Lembaga Keuangan Tertentu<br />

Kewajiban kontinjensi Pemerintah pada sektor keuangan terutama berasal dari kewajiban<br />

Pemerintah untuk menambah modal lembaga keuangan, yaitu Bank Indonesia (BI), Lembaga<br />

Penjaminan Simpanan (LPS), dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), jika modal<br />

lembaga keuangan tersebut di bawah modal sebagaimana diatur di dalam peraturan perundangundangan.<br />

6.4.3.3.1 Bank Indonesia<br />

Sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank<br />

Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor<br />

6 Tahun 2009, modal BI ditetapkan berjumlah sekurang-kurangnya Rp2,0 triliun. Dalam hal<br />

terjadi risiko atas pelaksanaan tugas dan wewenang BI yang mengakibatkan modalnya berkurang<br />

dari Rp2,0 triliun, sebagian atau seluruh surplus tahun berjalan dialokasikan untuk cadangan<br />

umum guna menutup risiko dimaksud. Dalam hal setelah dilakukan upaya pengalokasian<br />

surplus tahun berjalan untuk cadangan umum jumlah modal BI masih kurang dari Rp2,0<br />

triliun, Pemerintah wajib menutup kekurangan tersebut yang dilaksanakan setelah mendapat<br />

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Namun sebaliknya, apabila rasio modal terhadap<br />

kewajiban moneter Bank Indonesia mencapai di atas 10 persen, maka BI akan memberikan<br />

bagian kepada Pemerintah atas surplus BI sebagaimana diatur dalam ketentuan perundangan<br />

tentang BI. Perkembangan modal BI dan rasio modal BI dalam periode 2008–2013 disajikan pada<br />

Grafik 6.26.<br />

Penurunan rasio modal pada tahun<br />

2011 terutama disebabkan oleh<br />

defisit yang bersumber dari tingginya<br />

biaya kebijakan moneter untuk<br />

mencapai kondisi ekonomi makro<br />

yang stabil sebagai pelaksanaan<br />

tugas utama BI. Walaupun pada<br />

tahun 2011 rasio modal BI terhadap<br />

kewajiban moneter kurang dari 3<br />

persen dan tahun 2013 rasio modal<br />

diproyeksikan turun menjadi sebesar<br />

2,99 persen, Pemerintah tidak perlu<br />

melakukan penambahan modal BI.<br />

Hal tersebut sejalan dengan hasil<br />

rapat Komisi XI DPR RI tanggal 21<br />

November 2011 yang telah menyetujui<br />

perubahan Kesepakatan Bersama<br />

(Triliun rupiah)<br />

80<br />

70<br />

60<br />

50<br />

40<br />

30<br />

20<br />

10<br />

0<br />

antara Pemerintah dan BI tersebut diatas yang memuat pokok-pokok penghapusan<br />

pengaturan rasio modal BI 3 persen dari kewajiban moneter dan kembali menjadi<br />

minimal Rp2,0 triliun. Keputusan tersebut telah ditindaklanjuti oleh BI dan Pemerintah<br />

melalui perubahan Kesepakatan Bersama mengenai Penyelesaian Bantuan Likuiditas<br />

Bank Indonesia serta Hubungan Keuangan Pemerintah dan Bank Indonesia tanggal 31<br />

75<br />

10,38<br />

GRAFIK 6.26<br />

PERKEMBANGAN MODAL DAN<br />

RASIO MODAL BA<strong>NK</strong> INDONESIA<br />

69<br />

8,88<br />

49<br />

4,62<br />

33<br />

2,71<br />

39<br />

34<br />

3,14 2,99<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013 (Est)<br />

Modal<br />

Rasio Modal (RHS)<br />

Persen<br />

12<br />

Keterangan:<br />

Modal adalah penjumlahan dari modal ditambah dengan cadangan umum dan surplus (defisit)<br />

Batas minimum modal Bank Indonesia (Rp2,0 triliun)<br />

Sumber: Bank Indonesia<br />

10<br />

8<br />

6<br />

4<br />

2<br />

0<br />

6-58<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!