17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

Bab 6<br />

diperlukan untuk mendukung perhitungan iuran masih relatif belum memadai. Berbagai model<br />

perhitungan yang ada, diyakini banyak pihak masih terdapat kekurangan sehingga besaran iuran<br />

yang diperlukan untuk tahun <strong>2014</strong> berpotensi berbeda dengan besaran iuran yang ditetapkan.<br />

Kedua, belum adanya tata cara yang efektif terkait kewajiban warga negara untuk ikut ke dalam<br />

SJSN. UU SJSN menyatakan bahwa program jaminan kesehatan bersifat wajib bagi seluruh<br />

Warga Negara Indonesia. Ikutnya seluruh WNI ke dalam sistem ini (universal coverage),<br />

ditargetkan oleh Pemerintah tercapai dalam kurun waktu lima tahun. Karena itu, awal<br />

pelaksanaan program ini diyakini akan terjadi adverse selection dimana yang sukarela mendaftar<br />

terlebih dahulu adalah masyarakat yang rentan terhadap penyakit, khususnya penyakit yang<br />

membutuhkan biaya tinggi.<br />

Hal lain yang perlu menjadi perhatian terkait pelaksanaan program jaminan kesehatan adalah<br />

sistem layanan kesehatan. Sampai dengan saat ini, Pemerintah berupaya keras memperbaiki<br />

sistem layanan kesehatan yang ada khususnya penyediaan layanan kesehatan tingkat pertama<br />

dan mekanisme rujukan. Kedua hal tersebut memegang peranan penting atas tercapainya<br />

tujuan program.<br />

Atas potensi risiko fiskal tersebut di atas, Pemerintah telah mengupayakan berbagai cara untuk<br />

memitigasinya. Iuran kesehatan per orang per bulan (POPB) untuk orang miskin dan tidak<br />

mampu sejauh ini diusulkan meningkat lebih dari dua kali lipat iuran POPB untuk kelompok<br />

yang sama pada tahun sebelumnya. Pemerintah juga menambah alokasi anggaran baik untuk<br />

iuran PNS dan TNI/Polri (beserta pensiunannya) maupun penyediaan fasilitas kesehatan.<br />

6.4.3.2.2 Program Pensiun dan Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri<br />

Pemerintah telah menyelenggarakan<br />

program pensiun dan tabungan<br />

hari tua bagi PNS dan TNI/Polri<br />

sebagai bentuk penghargaan atas<br />

pengabdian yang diberikan. Risiko<br />

fiskal penyelengaraan program pensiun<br />

pegawai negeri, terutama berasal dari<br />

peningkatan jumlah pembayaran<br />

manfaat pensiun dari tahun ke<br />

tahun. Sejak tahun anggaran 2009,<br />

pendanaan pensiun pegawai negeri<br />

seluruhnya (100 persen) menjadi<br />

beban APBN. Beberapa faktor yang<br />

90<br />

GRAFIK 6.25<br />

PERKEMBANGAN PEMBAYARAN MANFAAT PENSIUN<br />

PEGAWAI NEGERI SIPIL<br />

(triliun rupiah)<br />

85,7<br />

80<br />

76,0<br />

70<br />

67,3<br />

59,0<br />

60<br />

51,5<br />

50<br />

44,3<br />

40<br />

36,8<br />

30<br />

20<br />

10<br />

0<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013 <strong>2014</strong><br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

mempengaruhi besaran kenaikan pembayaran manfaat pensiun diantaranya, jumlah<br />

pegawai negeri yang mencapai batas usia pensiun, meningkatnya gaji pokok pegawai<br />

negeri, meningkatnya pensiun pokok pegawai negeri. Perkembangan pembayaran manfaat<br />

pensiun pegawai negeri (yang meliputi pegawai negeri sipil dan TNI-Polri) disajikan dalam<br />

Grafik 6.25.<br />

Sementara itu, risiko fiskal dari progam tabungan hari tua PNS berasal dari unfunded past service<br />

liability (UPSL) yang menjadi kewajiban Pemerintah seiring dengan kebijakan meningkatkan<br />

kesejahteraan pegawai dengan menaikkan gaji pokok PNS.<br />

Dalam upaya untuk memperbaiki penyelenggaraan program tabungan hari tua PNS di masa<br />

mendatang, dan menjaga tingkat kesehatan keuangan PT Taspen (Persero) serta agar Pemerintah<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

6-57

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!