17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

Bab 6<br />

Imbal Jasa Penjaminan (IJP) dan Penyertaan Modal Negara dari Pemerintah. Risiko terbesar dari kedua<br />

PPK ini adalah IJP yang diterima oleh perusahaan penjamin tidak dapat menutupi seluruh klaim dari<br />

bank pelaksana sehingga akan menggerus PMN. Hal ini dapat menurunkan kapasitas penjaminan KUR<br />

dan mengganggu kesinambungan program KUR. Realisasi kinerja penjaminan KUR sampai dengan<br />

Maret 2013 adalah sebagai berikut.<br />

Uraian<br />

PT Askrindo<br />

Perum<br />

Jamkrindo<br />

Jumlah<br />

Akumulasi penjaminan KUR (Rp. Miliar) 24.57 0,93 38.334,45 62.905,38<br />

Akumulasi PMN (Rp. Miliar) 3.800,00 3.950,00 7 .7 50,00<br />

Gearing Ratio (kali) 6,47 9,7 0 8,12<br />

Akumulasi jumlah UMKM (Unit) 3.7 16.312,00 3.137 .156,00 6.853.468,00<br />

Jumlah klaim dibayar (Rp. miliar) 1.159,60 980,42 2.140,02<br />

Non Performing Guarantee (%) 4,7 2% 2,56% 3,40%<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

6.4.2 Risiko Utang Pemerintah Pusat<br />

Secara umum, risiko utang Pemerintah dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) jenis yaitu risiko tingkat<br />

bunga (interest rate risk), risiko nilai tukar (exchange rate risk), dan risiko pembiayaan kembali<br />

(refinancing risk). Ketiga jenis risiko tersebut digunakan sebagai indikator untuk menentukan<br />

optimal atau tidaknya pengelolaan portofolio utang Pemerintah, khususnya dari sisi keuangan<br />

(finansial).<br />

Risiko tingkat bunga (interest rate risk) adalah potensi tambahan beban anggaran akibat<br />

perubahan tingkat bunga di pasar yang berpotensi meningkatkan biaya pemenuhan kewajiban<br />

utang Pemerintah. Indikator risiko tingkat bunga terdiri dari rasio variable rate (VR) dan<br />

refixing rate terhadap total utang, serta Average Time to Refix (ATR). Risiko nilai tukar<br />

(exchange rate risk) adalah potensi peningkatan beban kewajiban Pemerintah dalam memenuhi<br />

kewajiban utang akibat peningkatan nilai tukar valuta asing terhadap mata uang Rupiah. Risiko<br />

pembiayaan kembali (refinancing risk)merupakan potensi naiknya tingkat biaya utang pada<br />

saat melakukan pembiayaan kembali (refinancing). Risiko ini bahkan berpotensi tidak dapat<br />

melakukan refinancing sama sekali yang berdampak pada meningkatnya beban pemerintah<br />

atau mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan pembiayaan pemerintah.<br />

Selain risiko keuangan tersebut, terdapat pula risiko yang ditimbulkan dari lingkungan internal<br />

organisasi yaitu risiko operasional yang terjadi dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan<br />

pengelolaan utang. Perkembangan yang terjadi pada pencapaian indikator risiko portofolio<br />

utang disajikan pada Tabel 6.27.<br />

Pada akhir Juni 2013, posisi outstanding utang mengalami peningkatan dibandingkan<br />

outstanding pada akhir tahun 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor<br />

diantaranya adanya penambahan utang neto sebesar Rp89,0 triliun, pelemahan nilai tukar<br />

Rupiah terhadap mata uang USD dari posisi Rp9.670/USD pada akhir tahun 2012 melemah<br />

menjadi Rp9.929,0/USD pada akhir Juni tahun 2013 dan pelemahan nilai tukar JPY terhadap<br />

USD dari posisi JPY86,37/USD pada akhir tahun 2012 melemah menjadi JPY100,4/USD<br />

pada akhir Juni tahun 2013. Hal tersebut berdampak pada kondisi risiko portofolio utang<br />

yang semakin baik, yaitu risiko tingkat bunga yang akan terus membaik dengan menurunnya<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

6-49

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!