17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

Bab 6<br />

tersebut disebabkan formula perhitungan subsidi/PSO memakai mata uang asing dan komposisi<br />

biaya operasional serta utang dalam mata uang asing yang sangat besar. Sedangkan, kenaikan<br />

harga minyak dunia akan mempengaruhi secara signifikan kenaikan biaya produksi, terutama<br />

pada BUMN di bidang energi, transportasi, dan pupuk, serta bertambahnya besaran subsidi<br />

dari Pemerintah sehingga kontribusi bersih terhadap APBN semakin negatif. Kenaikan subsidi/<br />

PSO ini terutama disebabkan oleh bertambahnya subsidi bahan bakar minyak dan listrik yang<br />

diberikan melalui PT Pertamina dan PT PLN.<br />

Kenaikan tingkat bunga SPN 3 bulan berdampak pada bertambahnya biaya yang ditanggung<br />

oleh BUMN sehingga akan mengurangi posisi transaksi fiskal dengan BUMN. Sementara itu,<br />

penurunan pertumbuhan ekonomi juga berdampak pada penurunan jumlah penjualan yang<br />

dapat diraih oleh BUMN, yang selanjutnya akan mengurangi posisi transaksi fiskal dengan<br />

BUMN.<br />

TABEL 6.26<br />

STRESS TEST PERUBAHAN NILAI TUKAR, HARGA MINYAK, SUKU BUNGA, DAN<br />

PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP RISIKO FISKAL BUMN, <strong>2014</strong>-2016<br />

(miliar rupiah)<br />

Stress test depresiasi rupiah terhadap dolar sebesar 5 persen dari Rp9.750 menjadi Rp10.238<br />

No<br />

Indikator Risiko Fiskal<br />

Dampak<br />

<strong>2014</strong> 2015 2016<br />

1 Posisi transaksi fiskal dengan BUMN (21.611,86) (39.127,33) (62.678,08)<br />

2 Nilai utang BUMN (21.554,14) (25.881,73) (27.282,21)<br />

3 Kebutuhan pembiayaan bruto (660,81) (211,56) 146,23<br />

Stress test kenaikan harga minyak sebesar 5 persen dari USD106 menjadi 111<br />

No<br />

Indikator Risiko Fiskal<br />

Dampak<br />

<strong>2014</strong> 2015 2016<br />

1 Posisi transaksi fiskal dengan BUMN (141.644,99) (120.791,11) (135.566,25)<br />

2 Nilai utang BUMN 578.480,53 530.717,97 696.406,17<br />

3 Kebutuhan pembiayaan bruto 100.480,16 116.027,82 116.903,01<br />

Stress test kenaikan tingkat bunga SPN sebesar 5 persen dari 5,5 persen menjadi 5,78 persen<br />

No<br />

Indikator Risiko Fiskal<br />

Dampak<br />

<strong>2014</strong> 2015 2016<br />

1 Posisi transaksi fiskal dengan BUMN (141.644,99) (120.791,11) (135.566,25)<br />

2 Nilai utang BUMN 578.480,53 530.717,97 696.406,17<br />

3 Kebutuhan pembiayaan bruto 100.480,16 116.027,82 116.903,01<br />

Stress test pertumbuhan ekonomi turun sebesar 5 persen dari 6,40 menjadi 6,08<br />

No<br />

Indikator Risiko Fiskal<br />

Dampak<br />

<strong>2014</strong> 2015 2016<br />

1 Posisi transaksi fiskal dengan BUMN (141.644,99) (120.791,11) (135.566,25)<br />

2 Nilai utang BUMN 578.480,53 530.717,97 696.406,17<br />

3 Kebutuhan pembiayaan bruto 100.480,16 116.027,82 116.903,01<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

Hasil stress test beberapa variabel utama ekonomi makro terhadap risiko fiskal BUMN agregat<br />

disajikan dalam Tabel 6.26.<br />

Beberapa BUMN yang memiliki risiko terbesar akibat perubahan asumsi dasar ekonomi makro<br />

dapat dilihat pada Boks 6.1.<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

6-47

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!