17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 6<br />

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

Pusat; (3) kewajiban kontinjensi Pemerintah Pusat; dan (4) risiko pengeluaran Negara yang<br />

dimandatkan atau diwajibkan (mandatory spending).<br />

6.4.1 Risiko Asumsi Dasar Ekonomi Makro<br />

Dinamika ekonomi baik domestik maupun eksternal berdampak pada APBN melalui indikatorindikator<br />

ekonomi makro yang digunakan sebagai asumsi utama di dalam penyusunan APBN.<br />

Indikator-indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai dasar penyusunan APBN adalah<br />

pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan,<br />

nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian<br />

Crude Oil Price/ICP), lifting minyak dan lifting gas. Indikator-indikator tersebut merupakan<br />

asumsi dasar yang menjadi acuan penghitungan besaran pendapatan negara, belanja negara,<br />

dan pembiayaan anggaran dalam APBN. Apabila realisasi variabel-variabel tersebut berbeda<br />

dengan asumsinya, maka besaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam APBN juga<br />

akan berubah.<br />

Pengaruh dinamika ekonomi makro terhadap APBN dapat digambarkan dalam suatu analisis<br />

sensitivitas. Dalam analisis ini, perubahan ekonomi makro akan mempengaruhi perubahan<br />

APBN secara langsung, yaitu pada pos pendapatan negara, belanja negara, dan pembiayaan<br />

anggaran yang pada akhirnya bermuara pada perubahan defisit APBN.<br />

6.4.1.1 Sensitivitas Defisit <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> terhadap Perubahan Asumsi Dasar<br />

Ekonomi Makro<br />

Apabila realisasi variabel-variabel indikator ekonomi makro sebagaimana yang diuraikan<br />

sebelumnya berbeda dengan asumsinya, maka besaran pendapatan negara, belanja negara, dan<br />

pembiayaan anggaran dalam APBN juga akan berubah. Oleh karena itu, variasi ketidakpastian<br />

dari indikator ekonomi makro merupakan faktor risiko yang akan mempengaruhi APBN.<br />

T ABEL 6.23<br />

PERKEMBANGAN SELISIH ANTARA ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO<br />

DAN REALISASINYA, 2008-2013*<br />

Uraian<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013**<br />

Pertumbuhan ekonomi (%) -0,4 0,3 0,4 0,0 -0,3 -0,5<br />

Inflasi (%) 4,6 -1,7 1,7 -1,9 -2,5 2,3<br />

Suku bunga SBI 3 bulan (%)*** 1,8 0,1 0,1 -0,8 -1,8 0,0<br />

Nilai tukar (Rp/USD) 591,0 -92,0 -113,0 79,0 384,0 300,0<br />

ICP (USD/barel) 2,00 0,60 -0,60 16,50 7,70 8,00<br />

Lifting minyak (juta barel per hari) -0,1 0,0 0,0 -0,1 -70,0 -60,0<br />

Lifting gas (juta barel per hari)**** - - - - - -120,0<br />

Keterangan:<br />

* Angka positif menunjukkan realisasi lebih tinggi daripada asumsinya. Untuk nilai tukar,<br />

angka positif menunjukkan depresiasi.<br />

**<br />

***<br />

Merupakan selisih antara APBNP dengan APBN 2013.<br />

Sejak APBNP 2011 menggunakan tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN)<br />

**** Sejak APBN 2013 lifting gas menjadi salah satu asumsi dasar ekonomi makro<br />

Sumber: Kementerian Keuangan.<br />

Tabel 6.23 menunjukkan perkembangan selisih antara besaran asumsi dasar ekonomi makro<br />

yang digunakan dalam penyusunan APBN dan realisasinya untuk tahun 2008-2013, yang<br />

mengakibatkan terjadinya perbedaan antara target defisit dengan realisasinya. Apabila realisasi<br />

6-42<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!