17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

Bab 6<br />

penarikan pinjaman baru, serta mempertimbangkan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap<br />

beberapa mata uang asing terutama dolar Amerika Serikat. Pembayaran cicilan pokok utang<br />

luar negeri terbesar ditujukan antara lain kepada Jepang, Asian Development Bank (ADB),<br />

World Bank, dan Jerman.<br />

C. Pinjaman Dalam Negeri (Neto)<br />

Disamping pinjaman luar negeri, Pemerintah juga merencanakan untuk menggunakan pinjaman<br />

dalam negeri guna memenuhi pembiayaan dengan memanfaatkan sumber dana dari perbankan<br />

BUMN. Arah kebijakan pinjaman dalam negeri tetap difokuskan untuk upaya pemberdayaan<br />

industri dalam negeri.<br />

Dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>, pinjaman dalam negeri (neto) sebagaimana disajikan dalam Tabel 6.20<br />

diprioritaskan untuk membiayai kegiatan Kementerian Pertahanan dan Polri.<br />

D. Pembiayaan melalui Pinjaman Siaga<br />

Untuk mengantisipasi dampak krisis perekonomian global terhadap kondisi fiskal, Pemerintah<br />

dengan development partner yang terdiri atas lembaga multilateral (World Bank dan ADB)<br />

dan lembaga bilateral (Australia dan Jepang) telah menyiapkan fasilitas pinjaman siaga<br />

senilai total USD5,0 miliar untuk tahun 2012 hingga <strong>2014</strong>. Fasilitas ini bersifat antisipatif dan<br />

merupakan fasilitas sebagaimana layaknya asuransi yang dimaksudkan untuk memberikan<br />

back-up pembiayaan bagi Pemerintah, khususnya dalam hal Pemerintah mengalami kesulitan<br />

mengakses sumber pembiayaan dalam negeri terutama melalui penerbitan SBN. Sampai dengan<br />

pertengahan tahun 2013, Pemerintah masih belum menggunakan fasilitas ini mengingat seluruh<br />

kebutuhan pembiayaan defisit masih bisa terpenuhi. Dari total komitmen USD5,0 miliar tersebut,<br />

USD0,5 miliar dari ADB akan berakhir pada Desember 2013. Komitmen pinjaman siaga yang<br />

masih dimungkinkan untuk digunakan pada tahun <strong>2014</strong> disajikan pada Tabel 6.22.<br />

No.<br />

TABEL 6.22<br />

KOMITMEN PINJAMAN SIAGA<br />

Kreditur<br />

Komitmen<br />

(miliar USD) (miliar Rp)<br />

1. World Bank<br />

2,0 19.500,0<br />

2. Pemerintah Australia<br />

1,0 9.750,0<br />

3. Pemerintah Jepang (JBIC) 1,5 14.625,0<br />

JUMLAH<br />

Keterangan: Asumsi Kurs Rp9.750,0/USD.<br />

Sum ber: Kem enterian Keuangan<br />

4,5 43.875,0<br />

6.4 Risiko Fiskal<br />

Risiko fiskal didefinisikan sebagai segala sesuatu yang di masa mendatang dapat menimbulkan<br />

tekanan fiskal terhadap APBN. Pengungkapan risiko fiskal sangat perlu untuk empat tujuan<br />

strategis, yaitu: (1) meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan (stakeholder)<br />

dalam pengelolaan kebijakan fiskal; (2) meningkatkan keterbukaan fiskal (fiscal transparency);<br />

(3) meningkatkan tanggung jawab fiskal (fiscal accountability); serta (4) menciptakan<br />

kesinambungan fiskal (fiscal sustainability).<br />

Pengungkapan risiko fiskal dalam Nota Keuangan telah dimulai sejak tahun 2008 dan terus<br />

berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya. Pada tahun <strong>2014</strong>, risiko fiskal dikelompokkan dalam<br />

empat kategori yaitu: (1) risiko asumsi dasar ekonomi makro; (2) risiko utang Pemerintah<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

6-41

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!