17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 6<br />

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat Dalam<br />

Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum. Dalam program percepatan penyediaan air minum,<br />

Pemerintah Pusat memberikan jaminan sebesar 70 persen atas pembayaran pokok kewajiban<br />

kredit investasi PDAM kepada kreditur perbankan. Dari 70 persen jaminan tersebut selanjutnya<br />

akan dilakukan pembagian pembebanan, dimana Pemerintah Pusat menanggung sebesar 40<br />

persen, dan Pemerintah Daerah menanggung sebesar 30 persen dari seluruh kewajiban PDAM<br />

yang gagal bayar. Pemberian jaminan tersebut dimaksudkan untuk mendorong perbankan<br />

nasional dalam memberikan kredit investasi kepada PDAM.<br />

Anggaran kewajiban penjaminan untuk proyek infrastruktur dengan skema Kerjasama<br />

Pemerintah dan Swasta (KPS) dialokasikan dalam rangka meningkatkan kelayakan kredit<br />

(credit worthiness) proyek infrastruktur sebagai upaya mendorong partisipasi sektor swasta<br />

dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Penjaminan dilakukan sesuai dengan<br />

Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur dalam Proyek<br />

Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan<br />

Infrastruktur. Dalam proyek infrastruktur dengan skema KPS untuk PLTU Jawa Tengah,<br />

penjaminan diberikan melalui penjaminan bersama (co-guarantee) Pemerintah dengan PT<br />

Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII). Penjaminan dilakukan dengan pembagian<br />

besaran tanggungan klaim (amount sharing), dengan mekanisme first loss basis, dimana PT PII<br />

menanggung terlebih dahulu pembayaran klaim sampai dengan Rp300 miliar, dan selebihnya<br />

ditanggung oleh Pemerintah. Jaminan dimaksud diberikan atas risiko/kemungkinan PT PLN<br />

(Persero) tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran kepada badan usaha. Realisasi<br />

pembayaran jaminan oleh Pemerintah akan diperhitungkan sebagai hak regres Pemerintah<br />

kepada PT PLN (Persero).<br />

6.3.2.2 Pembiayaan Utang<br />

Dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>, pembiayaan utang direncanakan sebesar Rp164,7 triliun. Rencana<br />

pembiayaan utang tersebut telah mempertimbangkan (1) strategi umum pengelolaan utang<br />

dan (2) kebijakan pembiayaan utang <strong>2014</strong>.<br />

6.3.2.2.1 Strategi Umum Pengelolaan Utang<br />

Sebagai upaya untuk mengelola utang secara hati-hati (prudent), akuntabel, dan transparan,<br />

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menyusun strategi pengelolaan utang negara sebagai<br />

pedoman bagi pelaksanaan pembiayaan melalui utang. Berdasarkan periode waktunya, strategi<br />

pengelolaan utang dibagi menjadi dua, yaitu strategi pengelolaan utang jangka menengah (empat<br />

tahunan) dan strategi pengelolaan utang tahunan.<br />

Strategi pengelolaan utang jangka menengah sebagaimana telah ditetapkan oleh Menteri<br />

Keuangan dalam KMK Nomor 37/KMK.08/2013 memiliki periode waktu yang dimulai dari<br />

tahun 2013 dan berakhir pada tahun 2016. Secara umum, strategi pengelolaan utang tahun<br />

2013–2016 diuraikan sebagai berikut:<br />

1. Mengoptimalkan potensi pendanaan utang dari sumber dalam negeri dan memanfaatkan<br />

sumber utang luar negeri sebagai pelengkap;<br />

2. Melakukan pengembangan instrumen dan perluasan basis investor utang agar diperoleh<br />

fleksibilitas dalam memilih sumber utang yang lebih sesuai kebutuhan dengan biaya yang<br />

minimal dan risiko terkendali;<br />

6-34<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!