17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

Bab 6<br />

6.3 Defisit dan Pembiayaan Anggaran <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

6.3.1 Defisit Anggaran<br />

Dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>, Pemerintah<br />

TABEL 6.12<br />

menempuh kebijakan defisit anggaran DEFISIT DAN PEMBIAYAAN ANGGARAN, 2013-<strong>2014</strong><br />

dalam rangka menjaga momentum<br />

(triliun rupiah)<br />

pertumbuhan ekonomi melalui pemberian<br />

APBNP <strong>RAPBN</strong><br />

Uraian<br />

stimulus fiskal secara terukur. Target defisit<br />

2013 <strong>2014</strong><br />

A. PENDAPATAN NEGARA 1.502,0 1.662,5<br />

anggaran dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> sebesar 1,49<br />

B. BELANJA NEGARA 1.726,2 1.816,7<br />

persen dari PDB, yang ditetapkan dalam<br />

C. SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN (A - B) (224,2) (154,2)<br />

upaya menjaga kesinambungan fiskal.<br />

% Defisit terhadap PDB (2,38) (1,49)<br />

D. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II) 224,2 154,2<br />

Target defisit dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> I. Nonutang 8,8 (10,5)<br />

tersebut menunjukkan penurunan apabila II. Utang 215,4 164,7<br />

Sum ber: Kem enterian Keuangan<br />

dibandingkan dengan target defisit dalam<br />

APBNP 2013 yang mencapai 2,38 persen<br />

terhadap PDB. Target defisit dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> direncanakan sebesar Rp154,2 triliun, lebih<br />

rendah apabila dibandingkan target defisit dalam APBNP 2013 sebesar Rp224,2 triliun. Rincian<br />

defisit dan pembiayaan anggaran tahun 2013-<strong>2014</strong> disajikan dalam Tabel 6.12.<br />

6.3.2 Pembiayaan Anggaran<br />

Dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>, sejalan dengan besaran target defisit ditetapkan sebesar Rp154,2 triliun atau<br />

1,49 persen terhadap PDB, sumber pembiayaan anggaran yang digunakan untuk membiayainya<br />

berasal dari pembiayaan utang dan nonutang. Pembiayaan yang bersumber dari nonutang<br />

secara neto mencapai negatif Rp10,5 triliun, sedangkan pembiayaan yang bersumber dari utang<br />

secara neto mencapai Rp164,7 triliun. Mengingat sumber-sumber pembiayaan nonutang yang<br />

dapat dimanfaatkan di tahun <strong>2014</strong> relatif terbatas, sehingga Pemerintah masih mengandalkan<br />

sumber-sumber pembiayaan yang berasal dari utang. Rincian defisit dan pembiayaan anggaran<br />

dalam tahun 2013-<strong>2014</strong> disajikan dalam Tabel 6.12.<br />

6.3.2.1 Pembiayaan Nonutang<br />

Pembiayaan nonutang dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> terdiri atas (1) perbankan dalam negeri, yang berasal<br />

dari penerimaan cicilan pengembalian penerusan pinjaman; dan (2) nonperbankan dalam<br />

negeri, yang meliputi penerimaan hasil pengelolaan aset, alokasi dana investasi Pemerintah,<br />

serta alokasi Kewajiban Penjaminan.<br />

Dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>, kebijakan pembiayaan nonutang meliputi:<br />

1. Pemanfaatan SAL sebagai sumber pembiayaan anggaran dan fiscal buffer untuk mengantisipasi<br />

kemungkinan terjadinya krisis, khususnya pada pasar SBN sebagai dampak perekonomian<br />

global yang masih diliputi ketidakpastian;<br />

2. Meningkatkan kualitas perencanaan investasi pemerintah dalam rangka meningkatkan nilai<br />

tambah bagi BUMN/Lembaga;<br />

3. Pengalokasian dana investasi Pemerintah dalam rangka pemberian PMN kepada BUMN/<br />

Lembaga untuk percepatan pembangunan infrastruktur, penjaminan KUR dan peningkatan<br />

kapasitas usaha BUMN/Lembaga;<br />

4. Pengalokasian dana PMN kepada Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional dan badan<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

6-25

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!