17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

Bab 6<br />

cicilan pokok utang luar negeri terbesar ditujukan antara lain kepada Jepang, World Bank, Asian<br />

Development Bank (ADB), Jerman, serta Inggris. Perkembangan realisasi pembayaran cicilan<br />

pokok utang luar negeri dalam periode 2008-2013 disajikan dalam Grafik 6.18.<br />

6.2.2.2.3 Pinjaman Dalam Negeri<br />

Sesuai ketentuan dalam PP Nomor<br />

54 Tahun 2008 tentang Tata Cara<br />

Pengadaan dan Penerusan Pinjaman<br />

Dalam Negeri oleh Pemerintah,<br />

penggunaan Pinjaman Dalam Negeri<br />

diutamakan untuk pengadaan barangbarang<br />

yang diproduksi di dalam<br />

negeri, meningkatkan produktivitas<br />

industri strategis di dalam negeri, dan<br />

mendorong percepatan pembangunan<br />

infrastruktur di dalam negeri.<br />

Penggunaan pinjaman dalam negeri<br />

sebagai salah satu instrumen pembiayaan<br />

APBN dimulai sejak tahun 2010. Sejauh ini pinjaman dalam negeri digunakan untuk<br />

mendukung pemenuhan pembiayaan alutsista TNI dan almatsus Polri. Rata-rata realisasi<br />

penarikan pinjaman dalam negeri dalam 3 tahun terakhir relatif rendah, yaitu sebesar 52,6<br />

persen. Perkembangan penarikan pinjaman dalam negeri disajikan dalam Grafik 6.19.<br />

Adapun kendala belum optimalnya penarikan pinjaman dalam negeri, antara lain karena<br />

memerlukan waktu untuk membangun koordinasi dan komunikasi antarinstansi yang<br />

terlibat dalam proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan mengingat pinjaman<br />

dalam negeri merupakan instrumen pembiayaan yang masih relatif baru. Selain itu, juga<br />

disebabkan oleh keterbatasan teknologi dan kapasitas produksi BUMNIS dalam memenuhi<br />

target penyelesaian kegiatan. Namun demikian, seiring dengan semakin membaiknya<br />

koordinasi dan familiarity dari stakeholder pembiayaan pinjaman dalam negeri, diharapkan<br />

kemampuan penyerapan pinjaman pada tahun-tahun mendatang dapat semakin baik.<br />

6.2.2.3 Perkembangan Portofolio Utang Pemerintah<br />

Penerbitan SBN, penarikan pinjaman,<br />

pembayaran pokok jatuh tempo,<br />

restrukturisasi utang, dan fluktuasi<br />

kurs menjadi beberapa faktor yang<br />

memengaruhi perubahan outstanding<br />

utang Pemerintah dari tahun ke<br />

tahun. Outstanding tersebut perlu<br />

dikendalikan dan dikelola dengan<br />

baik untuk memastikan ketahanan<br />

dan kesinambungan fiskal (fiscal<br />

sustainability). Hasil pengendalian<br />

dan pengelolaan utang yang baik antara<br />

lain terlihat dari penurunan rasio utang<br />

GRAFIK 6.19<br />

PERKEMBANGAN PENARIKAN PINJAMAN DALAM NEGERI, 2010-2013<br />

miliar rupiah<br />

persen<br />

1.600<br />

80%<br />

1.452,1<br />

75,9%<br />

70%<br />

1.200<br />

800<br />

terhadap PDB secara bertahap sebagaimana disajikan pada Grafik 6.20. Rasio utang<br />

Pemerintah terhadap PDB pada akhir tahun 2013 diproyeksikan menurun jika dibandingkan<br />

1.000,0<br />

39,4% 42,7%<br />

619,4<br />

1.132,5<br />

859,0<br />

393,6<br />

400<br />

10,70%<br />

80,3<br />

0<br />

2010 2011 2012 2013*<br />

APBNP LKPP % Realisasi (RHS)<br />

*APBNP dan Realisasi s.d semester I 2013<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

triliun rupiah<br />

9.000<br />

8.000<br />

7.000<br />

6.000<br />

5.000<br />

4.000<br />

3.000<br />

2.000<br />

1.000<br />

-<br />

33,1%<br />

4.948,7<br />

28,4%<br />

5.606,2<br />

6.446,9<br />

26,1%<br />

7.422,8<br />

24,4%<br />

8.241,9<br />

1.636,5 1.591,1 1.681,7 1.808,9 1.977,7<br />

750<br />

24,0% 23,4%<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013*<br />

*) proyeksi akhir tahun 2013<br />

sumber: Kementerian Keuangan<br />

GRAFIK 6.20<br />

PERKEMBANGAN RASIO UTANG PEMERINTAH TERHADAP PDB,<br />

2008-2013<br />

2.199,8<br />

60%<br />

50%<br />

40%<br />

30%<br />

20%<br />

10%<br />

0%<br />

PDB Outstanding Rasio Utang thd. PDB [RHS]<br />

persen<br />

40%<br />

30%<br />

20%<br />

10%<br />

0%<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

6-23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!