17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pendahuluan<br />

Bab 1<br />

5. Rata–rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) di pasar<br />

internasional dalam tahun <strong>2014</strong> diperkirakan bergerak tidak jauh dari harga di tahun<br />

2013. Proyeksi tersebut diperkirakan mengikuti pola dalam periode sebelumnya, yaitu<br />

pergerakan ICP akan mengikuti pergerakan harga minyak mentah dunia lainnya.<br />

Dengan memperhatikan perkiraan harga minyak mentah dunia, ICP juga diperkirakan akan<br />

menurun. Namun, Pemerintah masih tetap perlu mempertimbangkan potensi risiko lain<br />

yang dapat menyebabkan peningkatan harga minyak dunia dan ICP.<br />

6. Lifting minyak dan gas bumi Indonesia dalam tahun <strong>2014</strong> diperkirakan mengalami<br />

peningkatan. Proyeksi ini didasarkan pada upaya Pemerintah untuk melakukan langkahlangkah<br />

kebijakan peningkatan lifting migas seperti yang diamanatkan dalam Instruksi<br />

Presiden Nomor 2 Tahun 2012 tentang Peningkatan Produksi Minyak Bumi Nasional<br />

melalui optimalisasi perolehan minyak dari cadangan minyak yang ada pada lapanganlapangan<br />

yang telah beroperasi dengan cara (a) peningkatan manajemen cadangan<br />

minyak; (b) melakukan percepatan lapangan baru; (c) melakukan percepatan produksi<br />

di lapangan-lapangan penemuan baru dan lama; (d) meningkatkan kehandalan fasilitas<br />

produksi dan sarana penunjang untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan frekuensi<br />

unplanned shutdown sehingga dapat menurunkan kehilangan peluang produksi minyak;<br />

(e) mengupayakan peningkatan cadangan melalui kegiatan eksplorasi dan penerapan<br />

Enhanced Oil Recovery (EOR); serta (f) meningkatkan koordinasi antarinstansi untuk<br />

mendukung operasi hulu migas dalam rangka memfasilitasi percepatan proses pembebasan<br />

lahan yang akan digunakan untuk kegiatan operasi.<br />

Perkembangan realisasi beberapa indikator ekonomi makro yang dijadikan sebagai asumsi<br />

dasar ekonomi makro 2008–2012 dan proyeksinya dalam tahun 2013–<strong>2014</strong> disajikan dalam<br />

Tabel 1.1.<br />

TABEL 1.1<br />

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO, 2008-<strong>2014</strong><br />

No. Indikator Ekonomi<br />

2008 2009 2010 2011 2012<br />

2013 <strong>2014</strong><br />

(APBNP) (<strong>RAPBN</strong>)<br />

1. Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,0 4,6 6,2 6,5 6,2 6,3 6,4<br />

2. Inflasi (%) 11,1 2,8 7,0 3,8 4,3 7,2 4,5<br />

3. Nilai Tukar (Rp/US$1) 9.691 10.408 9.087 8.779 9.384 9.600 9.750<br />

4. Suku Bunga SPN 3 Bulan (%) 9,3 7,6 6,6 4,8 3,2 5,0 5,5<br />

5. Harga Minyak (US$/barel) 97,0 61,6 79,4 111,6 112,7 108,0 106,0<br />

6. Lifting Minyak (ribu barel/hari) 930,9 943,9 953,9 898,5 860,6 840,0 870,0<br />

7. Lifting Gas (mboepd) - - - - - 1.240,0 1.240,0<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

1.4 Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal<br />

Sebagai salah satu pilar penting dalam pengelolaan ekonomi makro, kebijakan fiskal mempunyai<br />

peran strategis dalam menentukan arah kebijakan pembangunan ekonomi nasional. Sejalan<br />

dengan tema pembangunan nasional, arah kebijakan fiskal dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> ditetapkan<br />

sebagai berikut: “Memperkuat Pertumbuhan Ekonomi Yang Inklusif, Berkualitas<br />

dan Berkelanjutan melalui Pelaksanaan Kebijakan Fiskal yang Sehat dan Efektif”.<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> 1-7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!