17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

Bab 6<br />

6.2.2.2 Pembiayaan Utang<br />

Instrumen pembiayaan utang terdiri atas SBN, pinjaman luar negeri, dan pinjaman dalam<br />

negeri. Dalam periode 2008-2013, instrumen SBN memegang peranan utama sebagai sumber<br />

pembiayaan utang. Perkembangan pembiayaan utang tahun 2008-2013 disajikan dalam<br />

Tabel 6.7.<br />

TABEL 6.7<br />

PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN UTANG, 2008-2013<br />

(triliun rupiah)<br />

Uraian<br />

LKPP<br />

APBNP<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013<br />

I. Surat Berharga Negara (Neto)<br />

85,9 99,5 91,1 119,9 159,7 231,8<br />

II. Pinjam an Luar Negeri (Neto)<br />

(18,4) (15,5) (4,5) (17 ,8) (23,5) (16,9)<br />

1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 50,2 58,7 54,9 33,7 31,4 49,0<br />

a. Pinjaman Program 30,1 28,9 29,0 15,3 15,0 11,1<br />

b. Pinjaman Proyek 20,1 29,7 25,9 18,5 16,4 37 ,9<br />

- Pinjaman Proyek Pemerintah Pusat 14,9 23,5 17 ,1 14,3 12,6 31,2<br />

- Penerimaan Penerusan Pinjaman 5,2 6,2 8,8 4,2 3,8 6,7<br />

2. Penerusan Pinjaman (SLA) (5,2) (6,2) (8,8) (4,2) (3,8) (6,7 )<br />

3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri (63,4) (68,0) (50,6) (47 ,3) (51,1) (59,2)<br />

III. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) - - 0,4 0,6 0,8 0,5<br />

1. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) - - 0,4 0,6 0,9 0,8<br />

2. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri - - - - (0,1) (0,3)<br />

Jumlah<br />

67 ,5 84,0 87 ,0 102,7 137 ,0 215,4<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

6.2.2.2.1 Surat Berharga Negara (SBN)<br />

Sepanjang periode 2008–2013,<br />

penerbitan SBN (neto) mengalami<br />

peningkatan yang cukup signifikan<br />

sebagaimana disajikan dalam<br />

Grafik 6.13. Faktor-faktor penting<br />

yang mempengaruhi peningkatan<br />

penerbitan SBN (neto) tersebut<br />

antara lain (a) naiknya kebutuhan<br />

pembiayaan anggaran untuk menutupi<br />

defisit; (b) adanya kebutuhan untuk<br />

memprioritaskan sumber pembiayaan<br />

domestik dalam mata uang rupiah<br />

dan mengurangi ketergantungan<br />

terhadap pinjaman luar negeri;<br />

(c) kebutuhan fleksibilitas dalam<br />

triliun rupiah<br />

260<br />

210<br />

160<br />

110<br />

60<br />

10<br />

(40)<br />

(90)<br />

GRAFIK 6.13<br />

PERKEMBANGAN PENERBITAN SBN NETO, 2008-2013<br />

132,7<br />

pengelolaan portofolio dan risiko utang; dan (d) kebutuhan untuk pengembangan pasar<br />

keuangan domestik.<br />

Dari Grafik 6.13 dapat diketahui bahwa realisasi pembayaran pokok SBN jatuh tempo dan<br />

buyback menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun, sehingga berdampak<br />

pada semakin besarnya target penerbitan SBN (bruto).<br />

85,9<br />

148,5<br />

99,5<br />

167,6<br />

91,1<br />

207,1<br />

119,9<br />

159,7<br />

148,3<br />

(46,8) (49,1)<br />

(76,5)<br />

(87,3)<br />

(57,7)<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013*<br />

*Realisasi s.d. semester I 2013<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

Penerbitan Jatuh Tempo dan Buyback SBN Neto<br />

90,6<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

6-17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!