17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 6<br />

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

Pada tahun 2008, program privatisasi tidak dapat dilaksanakan dikarenakan kondisi pasar<br />

keuangan yang tidak kondusif. Sedangkan realisasi privatisasi dalam tahun 2008 tersebut<br />

berasal dari penutupan saldo privatisasi Bank BNI dalam tahun 2007. Pada tahun 2009,<br />

Pemerintah tidak menargetkan penerimaan privatisasi. Hal tersebut terkait dengan kebijakan<br />

Pemerintah dalam pengelolaan BUMN dan faktor-faktor eksternal, antara lain krisis keuangan<br />

global yang belum mengalami perbaikan, fluktuasi harga komoditi yang sulit diperkirakan, dan<br />

faktor geopolitik yang tidak pasti. Pada tahun 2010, realisasi penerimaan privatisasi berasal<br />

dari hasil penjualan saham greenshoe PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Hak Memesan<br />

Efek Terlebih Dahulu (HMETD) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, divestasi saham<br />

Pemerintah pada PT Kertas Blabak, dan divestasi saham Pemerintah pada PT Intirub. Pada tahun<br />

2011, realisasi penerimaan privatisasi berasal dari HMETD PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,<br />

PT Kertas Basuki Rahmat, kekurangan setoran PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,<br />

PT Atmindo, dan PT Jakarta International Hotel Development. Selanjutnya pada tahun 2012,<br />

realisasi penerimaan privatisasi berasal dari penjualan PT Bank Tabungan Negara (Persero)<br />

Tbk, dan setoran kedua dari kegiatan privatisasi yang telah dilakukan pada tahun 2010 pada PT<br />

Kertas Blabak, PT Intirub, PT Kertas Basuki Rahmat, PT Atmindo dan PT Jakarta International<br />

Hotel Development. Sedangkan pada tahun 2013, Pemerintah tidak menargetkan penerimaan<br />

privatisasi.<br />

B. Hasil Pengelolaan Aset (HPA)<br />

Dalam periode 2008–2013, aset yang dikelola Pemerintah yang dapat digunakan untuk<br />

pembiayaan anggaran adalah aset yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara<br />

(DJKN) Kementerian Keuangan, dan aset yang diserahkelolakan kepada PT Perusahaan Pengelola<br />

Aset (Persero) (PT<br />

PPA). Hasil pengelolaan<br />

aset dalam periode<br />

2008-2013 cenderung<br />

berfluktuasi yang<br />

dipengaruhi oleh kondisi<br />

aset yang dikelola dan<br />

kondisi perekonomian<br />

nasional pada umumnya.<br />

Perkembangan<br />

hasil pengelolaan<br />

aset pada periode<br />

2008-2013 disajikan<br />

dalam Grafik 6.4.<br />

4,0<br />

3,5<br />

3,0<br />

2,5<br />

2,0<br />

1,5<br />

1,0<br />

0,5<br />

3,9<br />

GRAFIK 6.4<br />

PERKEMBANGAN HASIL PENGELOLAAN ASET, 2008-2013<br />

(triliun Rupiah)<br />

2,8<br />

Kebijakan pengelolaan<br />

0,0<br />

terhadap aset yang<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013*<br />

dikuasai oleh Pemerintah<br />

pada dasarnya ditempuh<br />

melalui mekanisme<br />

*Realisasi s.d . semester I 2013<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

APBNP<br />

Realisasi<br />

penjualan di muka umum atau lelang terhadap aset yang telah diverifikasi dan memiliki<br />

status free and clear, serta selanjutnya dilakukan penilaian dalam rangka menentukan<br />

nilai limit sebagai nilai dasar penjualan sesuai ketentuan pengelolaan aset yang berlaku<br />

dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan<br />

0,8<br />

0,7<br />

1,2<br />

1,1 1,2 1,1<br />

1,0<br />

0,3<br />

0,5<br />

0,4<br />

6-6<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!