17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

Bab 6<br />

salah satu upaya untuk efisiensi pengelolaan kas dengan mengurangi idle cash di rekening<br />

Pemerintah.<br />

TABEL 6.2<br />

PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN NONUTANG, 2008-2013<br />

(triliun rupiah)<br />

Uraian<br />

2008 2009 2010 2011 2012<br />

A. Perbankan Dalam Negeri 16,2 41,1 22,2 48,9 62,7 34,6<br />

1. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman 0,3 3,7 4,8 8,6 6,5 4,6<br />

2. Saldo Anggaran Lebih - 51,9 17 ,3 40,3 56,2 30,0<br />

3. Rekening Pembangunan Hutan - 0,6 - - - -<br />

4. Rekening Pemerintah Lainnya 15,9 (15,1) - - - -<br />

B. Nonperbankan Dalam Negeri 0,4 (12,4) (17 ,6) (20,7 ) (24,6) (25,8)<br />

1. Privatisasi (neto) 0,1 - 2,1 0,4 0,1 -<br />

2. Hasil Pengelolaan Aset 2,8 0,7 1,1 1,2 1,1 0,5<br />

3. Dana Investasi Pemerintah (2,5) (13,1) (12,3) (19,6) (18,9) (20,6)<br />

i. Pusat Investasi Pemerintah - (0,5) (3,6) (1,6) (3,3) (1,0)<br />

ii. Penyertaan Modal Negara (2,5) (11,7) (6,0) (9,3) (8,5) (9,7 )<br />

iii. Dana Bergulir - (0,9) (2,7 ) (8,8) (7 ,0) (4,8)<br />

iv. Pembiayaan Investasi Dalam Rangka Pengambilalihan PT Inalum - - - - - (5,0)<br />

4. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional - - (1,0) (2,6) (7 ,0) (5,0)<br />

5. Kewajiban Penjaminan - - - - - (0,7 )<br />

6. Pinjaman kepada PT PLN - - (7 ,5) - - -<br />

LKPP<br />

APBNP<br />

2013<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

Jumlah<br />

16,6 28,7 4,6 28,3 38,1 8,8<br />

6.2.2.1.2 Nonperbankan Dalam Negeri<br />

Pembiayaan nonutang yang bersumber dari nonperbankan dalam negeri terdiri atas<br />

Privatisasi, Hasil Pengelolaan Aset, pengeluaran Dana Investasi Pemerintah, pengeluaran<br />

Dana Pengembangan Pendidikan Nasional, alokasi anggaran untuk Kewajiban Penjaminan,<br />

dan Pinjaman untuk PT PLN.<br />

A. Privatisasi<br />

Privatisasi dilakukan dengan tujuan antara lain (1) peningkatan kinerja dan nilai tambah<br />

perusahaan; (2) perbaikan struktur keuangan dan manajemen; (3) penciptaan struktur industri<br />

yang sehat dan kompetitif; (4) pemberdayaan BUMN yang mampu bersaing dan berorientasi<br />

global; (5) penyebaran kepemilikan oleh publik; serta (6) pengembangan pasar modal domestik.<br />

Dari program privatisasi<br />

tersebut, sebagian dana<br />

yang diperoleh dapat<br />

digunakan sebagai<br />

salah satu sumber<br />

pembiayaan APBN,<br />

dan sebagian lainnya<br />

masuk kas perusahaan<br />

yang dapat digunakan<br />

untuk meningkatkan<br />

kapasitas perusahaan.<br />

Perkembangan<br />

penerimaan privatisasi<br />

BUMN dalam periode<br />

2008-2013 disajikan dalam<br />

Grafik 6.3.<br />

3,0<br />

2,0<br />

1,0<br />

0,0<br />

GRAFIK 6.3<br />

PERKEMBANGAN PENERIMAAN PRIVATISASI BUMN, 2008 - 2013<br />

(triliun rupiah)<br />

0,5<br />

0,1<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

0,0<br />

0,0<br />

1,2<br />

2,1<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013<br />

APBNP<br />

0,4<br />

Realisasi<br />

0,4<br />

0,1<br />

0,0 0,0<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

6-5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!