17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kebijakan Desentralisasi Fiskal<br />

Bab 5<br />

induk dan daerah pemekaran berdasarkan data: (1) jumlah penduduk; (2) luas wilayah; dan<br />

(3) belanja pegawai.<br />

3. Dana Alokasi Khusus<br />

Sesuai dengan Undang-undang pembentukannya, kepada DOB diprioritaskan mendapatkan<br />

alokasi DAK Bidang Prasarana Pemerintahan Daerah dengan tetap memperhatikan kriteria<br />

pengalokasian. Ketentuan tersebut juga berlaku bagi daerah induk yang ibukota pemerintahannya<br />

menjadi bagian DOB. Sementara itu, untuk DAK bidang lainnya akan dialokasikan pada tahun<br />

berikutnya dengan memperhatikan ketersediaan data penghitungan dalam pengalokasian DAK<br />

dan kesiapan perangkat daerah untuk melaksanakan kegiatan DAK.<br />

5.4.1.2 Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian<br />

5.4.1.2.1 Dana Otonomi Khusus<br />

Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Papua Barat direncanakan dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

dengan besaran setara 2 persen dari DAU nasional untuk memenuhi amanat Undang-Undang<br />

Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan<br />

atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua<br />

menjadi undang-undang. Penggunaan Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Papua Barat<br />

diutamakan untuk pendanaan di bidang pendidikan dan kesehatan. Imbangan alokasi Dana<br />

Otonomi Khusus setara 2 persen DAU nasional antara Provinsi Papua dan Papua Barat disepakati<br />

bersama DPR RI sebesar 70 persen dan 30 persen. Selain itu, dialokasikan juga dana tambahan<br />

infrastruktur, yang besarannya disepakati antara Pemerintah dengan DPR berdasarkan usulan<br />

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, yang penggunaannya diutamakan untuk pendanaan<br />

pembangunan infrastruktur.<br />

Sementara itu, Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> direncanakan besarannya<br />

setara 2 persen dari DAU nasional untuk memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006<br />

tentang Pemerintahan Aceh. Penggunaannya diarahkan untuk mendanai pembangunan dan<br />

pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta<br />

pendanaan pendidikan, sosial, dan kesehatan.<br />

Dengan demikian, alokasi Dana Otonomi Khusus dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> direncanakan sebesar Rp16,2<br />

triliun (0,2 persen dari PDB). Pagu alokasi Dana Otonomi Khusus tersebut naik Rp2,7 triliun<br />

(20,2 persen) jika dibandingkan dengan alokasi dalam APBNP 2013 sebesar Rp13,4 triliun.<br />

Alokasi Dana Otonomi Khusus tersebut terdiri atas:<br />

a. Dana Otonomi Khusus untuk Provinsi Papua dan Papua Barat sebesar Rp6,8 triliun,<br />

yang terdiri atas Provinsi Papua sebesar Rp4,8 triliun dan Provinsi Papua Barat sebesar<br />

Rp2,0 triliun;<br />

b. Dana Otonomi Khusus untuk Provinsi Aceh sebesar Rp6,8 triliun;<br />

c. Dana tambahan Otonomi Khusus Infrastruktur Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat<br />

sebesar Rp2,5 triliun, yang terdiri atas Provinsi Papua sebesar Rp1.750,0 miliar dan Provinsi<br />

Papua Barat sebesar Rp750,0 miliar.<br />

5.4.1.2.2 Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)<br />

Dana Keistimewaan DIY diperuntukkan bagi dan dikelola oleh Pemerintah Daerah DIY yang<br />

pengalokasian dan penyalurannya melalui mekanisme Transfer ke Daerah. Dana Keistimewaan<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

5-39

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!