17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kebijakan Desentralisasi Fiskal<br />

Bab 5<br />

19. DAK Bidang Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan<br />

Arah kebijakan DAK Bidang Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan adalah<br />

mendukung kebijakan pembangunan kawasan perbatasan yang diamanatkan dalam RKP <strong>2014</strong><br />

yaitu untuk mengatasi keterisolasian wilayah yang dapat menghambat upaya pengamanan<br />

batas wilayah, pelayanan sosial dasar, serta pengembangan kegiatan ekonomi lokal secara<br />

berkelanjutan di kecamatan-kecamatan lokasi prioritas yang ditetapkan oleh Keputusan Kepala<br />

Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengelolaan<br />

Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan.<br />

Lingkup kegiatan: (1) Pembangunan/peningkatan kondisi permukaan jalan nonstatus<br />

dan/atau jembatan yang menghubungkan kecamatan perbatasan prioritas dengan pusat<br />

kegiatan di sekitarnya; (2) Pembangunan dan rehabilitasi dermaga kecil atau tambatan perahu<br />

untuk mendukung angkutan orang dan barang, khususnya dermaga kecil atau tambatan<br />

perahu di wilayah pesisir yang tidak ditangani Kementerian Perhubungan; (3) Penyediaan<br />

moda transportasi perairan/kepulauan untuk meningkatkan arus orang, barang, dan jasa;<br />

(4) Penyediaan asrama sekolah (SLTP, SLTA) dan rumah dinas guru yang dibangun di kecamatan<br />

perbatasan yang tidak ditangani oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.<br />

Alokasi DAK dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> direncanakan sebesar Rp33,0 triliun, atau naik Rp1,3 triliun<br />

(4,1 persen) jika dibandingkan dengan alokasi DAK dalam APBNP 2013 sebesar Rp31,7 triliun.<br />

Alokasi DAK sebesar Rp33,0 triliun tersebut terdiri dari Rp30,2 triliun yang dialokasikan<br />

untuk seluruh daerah yang memenuhi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis, dan<br />

Rp2,8 triliun dialokasikan sebagai DAK Tambahan untuk melanjutkan affirmative policy bagi<br />

daerah tertinggal, yang ditujukan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang infrastruktur dasar,<br />

yaitu: infrastruktur Jalan, Infrastruktur Irigasi, Infrastruktur Air Minum, dan Infrastruktur<br />

Sanitasi.<br />

Dengan adanya affirmative policy tersebut, alokasi DAK untuk infrastruktur dasar dalam<br />

<strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> mencapai Rp10,1 triliun, yang berarti mengalami peningkatan sebesar Rp1,9 triliun<br />

(23,8 persen) jika dibandingkan dengan APBNP 2013 sebesar Rp8,2 triliun.<br />

Selanjutnya, untuk DAK Tambahan yang dialokasikan kepada daerah tertinggal tersebut,<br />

kewajiban penyediaan dana pendamping diatur sebagai berikut:<br />

a. Kemampuan Keuangan Daerah Rendah Sekali, tidak diwajibkan menyediakan dana<br />

pendamping;<br />

b. Kemampuan Keuangan Daerah Rendah, diwajibkan menyediakan dana pendamping<br />

paling sedikit 1 persen;<br />

c. Kemampuan Keuangan Daerah Sedang, diwajibkan menyediakan dana pendamping paling<br />

sedikit 2 persen; dan<br />

d. Kemampuan Keuangan Daerah Tinggi, diwajibkan menyediakan dana pendamping paling<br />

sedikit 3 persen.<br />

Sementara itu, dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> juga dialokasikan dana perimbangan untuk 15 Daerah<br />

Otonom Baru (DOB) hasil pemekaran tahun 2012 dan tahun 2013, seperti pada Tabel 5.10<br />

dan Tabel 5.11.<br />

Dana perimbangan untuk DOB belum dialokasikan secara mandiri, namun masih dihitung dari<br />

daerah induknya, mengingat belum tersedianya data yang memadai dan belum terbentuknya<br />

perangkat daerah.<br />

Untuk perhitungan alokasi dana perimbangan dilakukan sebagai berikut:<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

5-37

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!