17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pendahuluan<br />

Bab 1<br />

Dari sisi klasifikasi ekonomi, alokasi <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> terdiri atas belanja pegawai, belanja barang,<br />

belanja modal, pembayaran bunga utang, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial,<br />

dan belanja lain-lain.<br />

Penerapan fungsi distribusi Pemerintah dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> dijalankan dalam kaitannya<br />

dengan upaya pemerataan kesejahteraan masyarakat. Beberapa mekanisme dalam <strong>RAPBN</strong><br />

<strong>2014</strong> yang digunakan untuk melaksanakan fungsi distribusi di antaranya (1) fungsi DAU<br />

sebagai alat untuk meminimalkan ketimpangan fiskal antardaerah dan dimaksudkan sebagai<br />

alat untuk pemerataan kemampuan keuangan antardaerah guna mendanai kebutuhan daerah<br />

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi; (2) subsidi yang dibayarkan oleh Pemerintah dalam<br />

membuat suatu barang/jasa menjadi lebih murah untuk dibeli, digunakan, atau dihasilkan<br />

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat; (3) bantuan sosial yang merupakan<br />

pemberian bantuan berupa uang/barang dari Pemerintah kepada individu, keluarga, kelompok<br />

dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif, yang bertujuan untuk<br />

melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Pemberian bantuan sosial ditujukan untuk<br />

menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan Pemerintah dengan memperhatikan asas<br />

keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat, dan (4) penerapan PPh orang<br />

pribadi dengan tarif progresif, yaitu semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi tarif<br />

pajak yang harus dibayarkan.<br />

Fungsi stabilisasi dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> ditetapkan terkait dengan upaya menciptakan stabilitas<br />

ekonomi dengan meminimalisasi volatilitas atau fluktuasi dalam perekonomian melalui<br />

instrumen fiskal dan moneter. Dengan peran stabilisasinya, APBN dipandang merupakan<br />

salah satu alat yang efektif untuk memperkecil siklus bisnis. Sejarah APBN Indonesia<br />

menunjukkan bukti tersebut selama krisis ekonomi tahun 2009. Kebijakan ekspansi fiskal<br />

melalui pengalokasian stimulus fiskal dalam tahun 2009 telah mampu menahan ekonomi<br />

Indonesia dari dampak krisis, bahkan mampu membuat ekonomi tumbuh positif di tengah<br />

kondisi melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Sejalan dengan itu, stabilitas ekonomi<br />

dapat terjaga, dan kesehatan fiskal dapat diwujudkan.<br />

Selanjutnya, kondisi APBN tahun tertentu dipengaruhi oleh (1) indikator-indikator ekonomi<br />

yang ditetapkan sebagai asumsi dasar ekonomi makro yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat<br />

inflasi, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan, nilai tukar rupiah terhadap<br />

dolar Amerika Serikat, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP), lifting<br />

minyak dan lifting gas, dan parameter ekonomi penting seperti volume konsumsi energi<br />

bersubsidi, serta target penurunan tingkat kemiskinan, dan tingkat pengangguran; (2) langkahlangkah<br />

kebijakan (policy measures) dan administratif (administrative measures) yang<br />

ditempuh baik dari sisi pendapatan negara, belanja negara, maupun pembiayaan anggaran;<br />

(3) berbagai peraturan dan regulasi serta keputusan hukum yang berlaku; (4) berbagai<br />

langkah antisipasi terhadap ketidakpastian ekonomi, kondisi darurat dan bencana alam; serta<br />

(5) kebijakan kerja sama internasional baik di bidang ekonomi maupun nonekonomi.<br />

Realisasi dari berbagai indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai asumsi dasar<br />

ekonomi makro sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi makro terkini dan<br />

prospeknya ke depan. Asumsi dasar ekonomi makro tersebut, selain merupakan basis<br />

perhitungan postur APBN, juga menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan<br />

kebijakan fiskal ke depan. Oleh karena itu, berbagai dinamika baik pada tingkat<br />

domestik maupun global, akan membawa implikasi yang dapat menjadi tantangan dan<br />

persoalan dalam pencapaian sasaran-sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> 1-3

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!