17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kebijakan Desentralisasi Fiskal<br />

Bab 5<br />

No Wilayah<br />

PMA<br />

PMDN<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012<br />

1 Sumatera 9.197 7.297 6.832 18.689 33.564 4.840 7.820 4.224 16.334 14.256<br />

2 Jawa 122.015 88.071 105.157 119.921 122.939 12.230 25.768 35.141 37.176 52.693<br />

3 Bali dan Nusa Tenggara 859 2.197 4.597 8.574 10.139 29 51 2.119 357 3.168<br />

4 Kalimantan 1.038 2.686 18.395 17.269 28.878 1.822 2.934 14.576 13.467 16.740<br />

5 Sulawesi 589 1.331 7.857 6.438 13.563 1.147 1.188 4.338 7.228 4.901<br />

6 Maluku dan Papua 168 81 5.447 13.379 11.999 295 41 229 1.439 424<br />

Jumlah<br />

133.866 101.663 148.285 184.270 221.082 20.363 37.802 60.627 76.001 92.182<br />

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)<br />

TABEL 5.7<br />

PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI DI INDONESIA , 2008 - 2012<br />

(miliar rupiah)<br />

Untuk meningkatkan minat investasi, diperlukan adanya promosi dan fasilitasi kebijakan dari<br />

pemerintah. Pemerintah Pusat melalui Master Plan Percepatan, Perluasan, dan Pembangunan<br />

Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan sejak tahun 2011, telah memberikan panduan<br />

yang jelas kepada investor untuk melaksanakan investasi di daerah dalam jangka panjang dan<br />

menengah. Konsep MP3EI mengarahkan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi tidak<br />

hanya tergantung pada pemerintah saja melainkan merupakan kolaborasi bersama antara<br />

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, dan Swasta. Pemerintah Pusat dan<br />

Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk memberikan jaminan keamanan, kemudahan<br />

perizinan, dan pemberian insentif fiskal dan nonfiskal, melalui perbaikan sistem regulasi.<br />

Sementara itu, BUMN, BUMD, dan pihak swasta berperan untuk melaksanakan investasi,<br />

mengelola kegiatan produksi/distribusi, dan menciptakan lapangan kerja.<br />

Sejalan dengan meningkatnya kegiatan investasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga<br />

terus menunjukkan angka yang menggembirakan. Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi<br />

nasional mencapai 6,5 persen sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara Asia ketiga<br />

yang mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi, yakni setelah China dan India. Pada tahun<br />

2012, pertumbuhan ekonomi nasional menurun menjadi 6,2 persen. Apabila dilihat menurut<br />

wilayah, pada tahun 2012, sebagian besar pertumbuhan ekonomi provinsi menguat. Sembilan<br />

belas provinsi mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi di atas pertumbuhan ekonomi<br />

nasional dan satu provinsi mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang negatif, yaitu Nusa<br />

Tenggara Barat. Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 dan 2012 dapat dilihat pada Grafik 5.9<br />

dan Grafik 5.10.<br />

30,0<br />

27,5<br />

25,0<br />

22,5<br />

20,0<br />

17,5<br />

15,0<br />

12,5<br />

10,0<br />

7,5<br />

5,0<br />

2,5<br />

0,0<br />

-2,5<br />

-5,0<br />

-7,5<br />

persen<br />

Pertumbuhan Ekonomi Nasional : 6,5%<br />

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)<br />

GRAFIK 5.9<br />

PERTUMBUHAN EKONOMI 2011<br />

Di atas Pertumbuhan Ekonomi Nasional<br />

1 Sumsel 6,50 8 Sulut 7,39<br />

2 Sumut 6,58 9 Sulsel 7,65<br />

3 Kep. Riau 6,67 10 Gorontalo 7,68<br />

4 DKI Jakarta 6,70 11 Sultra 8,68<br />

5 Kalteng 6,74 12 Sulteng 9,16<br />

6 Jambi 6,90 13 Sulbar 10,41<br />

7 Jatim 7,22 14 Papbar 27,22<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

5-19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!