17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab 5<br />

Kebijakan Desentralisasi Fiskal<br />

Keuangan Daerah (KKDK). Selain itu, Pemerintah juga sedang menjajaki kemungkinan<br />

penerapan sertifikasi bagi jabatan pengelola keuangan daerah.<br />

Sumber dana APBD yang lebih banyak terpakai untuk belanja aparatur pemerintahan merupakan<br />

salah satu aspek yang juga terus dibenahi dalam rangka peningkatan kualitas belanja daerah.<br />

Pembenahan tersebut antara lain dilakukan melalui penerapan moratorium penerimaan PNS<br />

sehingga dalam masa moratorium Pemda dapat melakukan penataan pegawai sesuai kebutuhan<br />

dan beban kerja setiap instansi. Untuk mengurangi beban belanja pegawai dalam APBD, dalam<br />

revisi UU Nomor 33 tahun 2004 diusulkan untuk diatur ketentuan mengenai pembatasan belanja<br />

pegawai dalam APBD agar alokasi belanja dapat dikontrol sesuai dengan kemampuan APBD.<br />

Kualitas pengelolaan keuangan daerah juga dapat dilihat dari tingkat penyerapan anggaran<br />

daerah. Selama 4 tahun terakhir, realisasi belanja modal rata-rata mencapai 92,5 persen, atau<br />

lebih rendah dibandingkan dengan realisasi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja<br />

lainnya, yang rata-rata mencapai 97,9 persen, 96,6 persen, dan 104,1 persen. Selanjutnya, apabila<br />

dilihat dari pola belanja, lebih dari 60 persen pagu belanja, terutama belanja modal, dilaksanakan<br />

pada triwulan keempat tahun anggaran berjalan. Realisasi belanja modal yang tinggi pada<br />

bulan-bulan terakhir menjelang tutup tahun anggaran tersebut dikhawatirkan mempengaruhi<br />

kualitas output yang dihasilkan sehingga tidak sesuai dengan SPM yang ditentukan. Untuk<br />

mengatasi hal tersebut, Pemerintah terus mendorong agar APBD diselesaikan secara tepat waktu<br />

sehingga pelaksanaan belanja daerah dapat dilakukan mulai dari awal tahun anggaran, terlebih<br />

lagi untuk pelaksanaan belanja yang memerlukan proses pelelangan. Daerah yang terlambat<br />

menyampaikan Perda APBD akan diberikan sanksi berupa penundaan penyaluran DAU dan<br />

DAK, sedangkan daerah yang menetapkan dan menyampaikan Perda APBD secara tepat waktu<br />

akan memenuhi salah satu persyaratan untuk dipertimbangkan mendapatkan reward melalui<br />

Dana Insentif Daerah.<br />

5.3.3 Implikasi terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah<br />

APBD memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan ekonomi daerah melalui<br />

kebijakan di sisi pendapatan dan belanja daerah. Melalui sisi pendapatan, kebijakan yang<br />

terkait dengan pajak daerah dan retribusi daerah akan sangat mempengaruhi iklim investasi<br />

dan kegiatan ekonomi di daerah. Melalui sisi pengeluaran, dana APBD yang dialokasikan<br />

untuk belanja barang dan jasa serta belanja modal telah memberikan pengaruh terhadap<br />

kegiatan investasi dan perekonomian daerah. Sebagian besar dari pelaksanaan belanja modal<br />

menghasilkan output berupa infrastruktur sarana dan prasarana pelayanan publik yang<br />

mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modal di daerah. Sebagian dari belanja<br />

barang dan jasa akan menstimulasi kegiatan ekonomi masyarakat daerah.<br />

Kegiatan investasi di daerah dalam beberapa tahun terakhir terus menunjukkan peningkatan.<br />

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), jumlah investasi baik dari<br />

penanaman modal asing (PMA) maupun dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada<br />

tahun 2012 meningkat 20,4 persen, yakni dari Rp260,3 triliun pada tahun 2011 menjadi<br />

Rp313,3 triliun pada tahun 2012. Apabila dilihat menurut wilayah, sebagian besar dari kegiatan<br />

investasi yang dilakukan oleh PMA maupun PMDN masih terkonsentrasi di pulau Jawa,<br />

Sumatera, dan Kalimantan. Sementara itu, kegiatan investasi di wilayah lain, yakni di pulau<br />

Sulawesi, Maluku dan Papua, serta Bali dan Nusa Tenggara, masih relatif kecil. Perkembangan<br />

investasi dapat dilihat pada Tabel 5.7.<br />

5-18<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!