17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kebijakan Desentralisasi Fiskal<br />

Bab 5<br />

Arah dari penggunaan<br />

sumber-sumber<br />

pendapatan daerah, juga<br />

dapat dilihat dari alokasi<br />

belanja menurut fungsi.<br />

Belanja APBD provinsi<br />

yang dialokasikan<br />

fungsi pendidikan dan<br />

kesehatan pada tahun<br />

2012 meningkat masingmasing<br />

125,4 persen<br />

dan 114,4 persen jika<br />

dibandingkan dengan<br />

tahun 2008, sedangkan<br />

TABEL 5.6<br />

RASIO APBD KABUPATEN DAN KOTA<br />

PER JENIS BELANJA TAHUN 2008 - 2013<br />

(persen)<br />

Jenis Belanja 2008 2009 2010 2011 2012 2013<br />

Pegawai 45,4 47,4 53,3 51,8 50,9 49,2<br />

Barang dan Jasa 17,1 17,1 16,3 18,7 18,1 18,5<br />

Modal 28,4 25,8 20,8 21,2 23,9 25,3<br />

Lainnya 9,1 9,7 9,6 8,3 7,1 7,0<br />

Tot al 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0<br />

Keterangan : Tahun 2008 – 2011 angka realisasi dan tahun 2012-2013 angka anggaran<br />

Sumber : Kementerian Keuangan (data diolah)<br />

alokasi belanja untuk pelayanan umum meningkat 86,3 persen. Tingginya alokasi pada fungsi<br />

pelayanan umum disebabkan adanya kenaikan yang sangat besar pada belanja hibah. Khusus<br />

yang dialokasikan untuk fungsi lainnya yang antara lain terdiri atas fungsi ekonomi, lingkungan<br />

hidup, ketentraman dan ketertiban, perumahan dan fasilitas umum, pariwisata dan budaya,<br />

serta perlindungan sosial, meningkat sebesar 55,1 persen. Kecenderungan untuk lebih banyak<br />

mengalokasikan belanja APBD bagi pelaksanaan fungsi pendidikan juga terjadi di kabupaten/<br />

kota. Porsi alokasi belanja untuk fungsi pendidikan yang relatif besar tersebut terkait dengan<br />

adanya beban pembayaran gaji guru, termasuk tunjangan profesi dan tunjangan tambahan<br />

penghasilan guru PNSD.<br />

5.3.2 Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah<br />

Kualitas belanja daerah merupakan isu yang selalu mengemuka selama satu dasawarsa terakhir<br />

ini. Hal ini didorong oleh kenyataan bahwa masih ada sebagian daerah yang memperoleh opini<br />

yang kurang baik dari BPK atas audit laporan keuangannya, adanya struktur belanja yang kurang<br />

sehat karena banyak tersedot untuk belanja aparatur, dan penyerapan anggaran yang kurang<br />

optimal sehingga menimbulkan adanya SiLPA yang berlebihan, tetapi di sisi lain kebutuhan<br />

penyediaan sarana dan prasarana pelayanan publik tidak terpenuhi.<br />

Berdasarkan hasil audit BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), jumlah LKPD<br />

yang mendapatkan opini WTP dan WDP naik dari 336 LKPD pada tahun 2008 menjadi 383 LKPD<br />

di tahun 2011. Sementara LKPD yang mendapatkan opini tidak baik (disclaimer dan adverse)<br />

menurun dari 149 LKPD di tahun 2008 menjadi hanya 43 LKPD di tahun 2011. Meskipun jumlah<br />

daerah yang mendapatkan opini WTP dan WDP meningkat signifikan, tetapi jumlah daerah<br />

yang memperoleh opini tidak baik masih mencapai sekitar 10 persen dari jumlah daerah yang<br />

ada. Untuk mendorong peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah<br />

melakukan perbaikan sistem penganggaran, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban keuangan<br />

daerah yang didukung dengan perbaikan kapasitas SDM Pemerintah Daerah. Perbaikan sistem<br />

tersebut antara lain dilakukan melalui penyempurnaan berbagai peraturan perundangan yang<br />

terkait dengan pengelolaan keuangan, seperti penyempurnaan standar akuntansi pemerintah dan<br />

ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa. Sementara itu, untuk meningkatkan kapasitas<br />

SDM di daerah, dikembangkan pola pelatihan bagi pengelola keuangan daerah melalui Kursus<br />

Keuangan Daerah (KKD) dan Kursus Keuangan Daerah Khusus Penatausahaan/Akuntansi<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

5-17

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!