17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab 5<br />

Kebijakan Desentralisasi Fiskal<br />

5.3 Permasalahan dan Tantangan Pelaksanaan Desentralisasi<br />

Fiskal<br />

5.3.1 Pelaksanaan APBD<br />

APBD mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan daerah, karena APBD<br />

merupakan implementasi dari kebijakan fiskal dan sekaligus operasionalisasi pelaksanaan<br />

program-program pemerintah daerah. Dari sisi kebijakan fiskal, APBD berperan sebagai salah<br />

satu instrumen untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dari<br />

sisi operasionalisasi pelaksanaan program-program pemerintah, alokasi belanja APBD dapat<br />

diarahkan untuk penyediaan sarana dan prasarana pelayanan publik, penyediaan barang dan<br />

jasa, dan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat.<br />

Mengingat pentingnya peranan APBD tersebut, maka potensi yang menjadi sumber-sumber<br />

pendapatan daerah harus dapat dikelola secara optimal oleh daerah, sedangkan bidang/fungsi<br />

yang menjadi prioritas pendanaan dari belanja daerah harus didasarkan pada kebutuhan<br />

riil yang menjadi kewenangan Pemda. Salah satu sumber pendapatan daerah adalah pajak<br />

daerah dan retribusi daerah. Pendapatan jenis pajak tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat<br />

perkembangan ekonomi daerah. Fenomena empiris menunjukkan bahwa makin berkembang<br />

perekonomian daerah, maka makin besar potensi pajak yang dapat digali dari masyarakat.<br />

Dengan demikian, untuk mengukur tingkat efektivitas penerimaan pajak terhadap potensi pajak<br />

yang ada dapat digunakan rasio total penerimaan pajak terhadap PDRB (tax ratio) dan rasio total<br />

penerimaan pajak terhadap jumlah penduduk (tax per capita). Pada tahun 2013, tax ratio pajak<br />

daerah diperkirakan mencapai 1,2 persen, atau meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar<br />

1,1 persen, sedangkan tax per kapita mencapai Rp410.475/kapita, atau naik dibandingkan tahun<br />

2012 sebesar Rp333.407/kapita. Walaupun angkanya cenderung meningkat, tetapi tax ratio<br />

dan tax percapita tersebut masih relatif rendah jika dibandingkan dengan skala perekonomian<br />

daerah (PDRB) dan jumlah penduduk. Hal ini mengindikasi bahwa daerah masih mempunyai<br />

potensi yang cukup besar untuk menggali pajak daerah sebagai sumber pendapatan daerah.<br />

Guna memberikan keleluasan untuk mengoptimalkan potensi sumber-sumber penerimaan dari<br />

pajak daerah, berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009, daerah telah diberikan diskresi yang<br />

lebih luas untuk memungut dan mengelola pajak daerah dan retribusi daerah. Dalam periode<br />

6 tahun terakhir, rasio PAD terhadap total pendapatan cenderung meningkat, sedangkan rasio<br />

dana Transfer ke Daerah terhadap total pendapatan cenderung menurun. Tahun 2008, rasio<br />

PAD terhadap total pendapatan adalah 17,7 persen naik menjadi 20,6 persen tahun 2013.<br />

Sebaliknya, dalam periode yang sama, rasio dana Transfer ke Daerah terhadap total pendapatan<br />

turun dari 79,7 persen tahun 2008 menjadi 73,8 persen tahun 2013 meskipun pada tahun 2011<br />

sempat meningkat menjadi 79,0 persen. Perkembangan rasio PAD terhadap total pendapatan<br />

dan rasio dana Transfer ke Daerah terhadap total pendapatan dapat dilihat pada Grafik 5.8.<br />

Selain diberikan kewenangan untuk mengelola sumber-sumber pendapatan Pemerintah<br />

Daerah, juga diberikan kewenangan untuk menggunakan sumber-sumber pendapatan tersebut<br />

guna mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan kebutuhan, prioritas, dan<br />

karateristik daerah. Pendanaan terhadap urusan pemerintahan tersebut terutama dituangkan<br />

dalam bentuk belanja barang/jasa, belanja belanja modal, dan belanja pegawai. Alokasi belanja<br />

modal terkait dengan kebutuhan penyediaan pelayanan publik, alokasi belanja pegawai terkait<br />

dengan kebutuhan untuk pelaksanaan roda pemerintahan, sedangkan alokasi belanja barang<br />

dan jasa terkait dengan kebutuhan penyediaan pelayanan publik dan roda pemerintahan.<br />

5-14<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!