17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

Bab 4<br />

dasar ekonomi makro yang telah ditetapkan sebelumnya yang akan memberikan dampak negatif<br />

pada postur APBN, misalnya asumsi pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah terhadap<br />

dolar Amerika Serikat. Sementara itu, alokasi dana cadangan stabilisasi harga pangan digunakan<br />

dalam rangka mengurangi dampak lonjakan harga pangan bagi masyarakat miskin dan dapat<br />

memicu inflasi.<br />

Berdasarkan berbagai kebijakan tersebut, maka alokasi anggaran untuk dana cadangan risiko<br />

fiskal <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> direncanakan sebesar Rp6,5 triliun (0,1 persen terhadap PDB). Jumlah<br />

ini berarti mengalami peningkatan sebesar Rp4,0 triliun, atau 160,0 persen dibandingkan<br />

dengan pagu anggaran dana cadangan risiko fiskal dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp2,5<br />

triliun (0,03 persen terhadap PDB). Peningkatan alokasi anggaran dana cadangan risiko fiskal<br />

dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> merupakan akibat dialokasikannya cadangan risiko perubahan asumsi<br />

ekonomi makro sebesar Rp4,0 triliun, sementara dalam APBNP tahun 2013 tidak dialokasikan<br />

cadangan dimaksud, serta naiknya cadangan stabilisasi harga pangan dan ketahanan pangan<br />

menjadi Rp2,5 triliun, yang dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp2,0 triliun.<br />

Selain itu, komponen lain dari belanja lain-lain dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> adalah alokasi<br />

anggaran untuk belanja lainnya yaitu alokasi anggaran untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran<br />

yang bersifat sementara (ad hoc) dan tidak berulang, belanja operasional untuk lembaga yang<br />

belum mempunyai Bagian Anggaran (BA) sendiri, serta pengeluaran lain yang tidak terduga<br />

dan sangat diperlukan (mendesak) untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan.<br />

Dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong>, alokasi untuk pos belanja lainnya direncanakan sebesar Rp22,4<br />

triliun (0,2 persen terhadap PDB). Jumlah ini berarti mengalami peningkatan sebesar Rp5,7<br />

triliun, atau 33,8 persen dibandingkan dengan pagu anggaran belanja lainnya dalam APBNP<br />

tahun 2013 yaitu sebesar Rp16,8 triliun (0,2 persen terhadap PDB). Dalam alokasi pos belanja<br />

lainnya tersebut menampung antara lain alokasi anggaran untuk pembayaran tunggakan BMP<br />

Kemhan/TNI kepada PT Pertamina tahun 2006-2012 sebesar Rp6,1 triliun sesuai dengan hasil<br />

audit dari lembaga auditor Pemerintah, cadangan keperluan mendesak sebesar Rp4,0 triliun<br />

(termasuk di dalamnya cadangan untuk ganti rugi atas keputusan yang telah menjadi ketetapan<br />

pengadilan/in kracht), cadangan pelaksanaan Pemilu tahun <strong>2014</strong> dan siklus 5 tahunan terkait<br />

dengan persiapan dan pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Presiden tahun <strong>2014</strong> sebesar Rp3,0<br />

triliun, cadangan BMP Kemhan/TNI tahun <strong>2014</strong> sebesar Rp2,5 triliun, dana operasional kegiatan<br />

OJK tahun <strong>2014</strong> sebesar Rp2,4 triliun, cadangan beras Pemerintah (CBP) sebesar Rp2,0 triliun,<br />

cadangan benih nasional (CBN) Rp306,4 miliar, ongkos angkut beras PNS di distrik pedalaman<br />

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat sebesar Rp91,9 miliar, dan operasional lembaga yang<br />

belum mempunyai BA sendiri sebesar Rp66,0 miliar.<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> 4-113

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!