17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

Bab 4<br />

seluruh lapisan masyarakat. Terkait hal tersebut, pada tanggal 19 Oktober 2004 Pemerintah telah<br />

mengesahkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional<br />

sebagai awal dari pelaksanaan reformasi sistem jaminan sosial di Indonesia. Hal ini dimaksudkan<br />

untuk menyelaraskan penyelenggaraan sistem jaminan sosial yang berlaku selama ini sehingga lebih<br />

menjamin terselenggaranya jaminan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat. Sistem jaminan sosial<br />

nasional (SJSN) adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial sebagai suatu bentuk<br />

perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya<br />

secara layak berdasarkan azas kemanusiaan, azas manfaat dan azas keadilan sosial.<br />

Dalam rangka mendukung terwujudnya penyelenggaraan sistem jaminan sosial nasional, pada tanggal<br />

25 November 2011 Pemerintah kemudian mengesahkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011<br />

tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). BPJS merupakan badan hukum yang dibentuk<br />

dengan tujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap<br />

peserta dan/atau anggota keluarganya, melalui penyelenggaraan program jaminan sosial. Dalam upaya<br />

mewujudkan tujuan tersebut, dibentuk dua BPJS yaitu: (i) BPJS Kesehatan, yang mulai beroperasi<br />

pada tanggal 1 Januari <strong>2014</strong>; dan (ii) BPJS Ketenagakerjaan yang mulai beroperasi paling lambat pada<br />

tanggal 1 Juli 2015. BPJS Kesehatan akan menyelenggarakan program jaminan kesehatan, sedangkan<br />

BPJS Ketenagakerjaan akan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan<br />

hari tua, program jaminan pensiun, dan program jaminan kematian.<br />

Program jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial<br />

dan prinsip ekuitas, dengan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan<br />

dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Manfaat jaminan kesehatan bersifat<br />

pelayanan perseorangan berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif,<br />

kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan. Selanjutnya<br />

untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan, peserta dikenakan urun<br />

biaya.<br />

Menyangkut kepesertaan, pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya<br />

sebagai peserta kepada BPJS, sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti. Selanjutnya,<br />

setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya dan menambahkan iuran yang menjadi<br />

kewajibannya serta membayarkan iuran tersebut kepada BPJS secara berkala. Di samping melaksanakan<br />

kewajiban sebagai pemberi kerja, Pemerintah secara bertahap mendaftarkan penerima bantuan iuran<br />

(PBI) dan anggota keluarganya sebagai peserta kepada BPJS. Yang dimaksud dengan PBI adalah<br />

fakir miskin dan orang tidak mampu. Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang tidak<br />

mampu ini dibayar oleh Pemerintah.<br />

Lebih lanjut, dalam rangka mendukung beroperasinya BPJS Kesehatan pada awal tahun <strong>2014</strong> dan<br />

BPJS Ketenagakerjaan pada pertengahan tahun 2015, maka dalam tahun 2013 Pemerintah telah<br />

mengalokasikan dukungan anggaran antara lain untuk Penyertaan Modal Negara (PMN) pada BPJS<br />

Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. PMN ini di luar hasil pengalihan aset Badan Usaha Milik<br />

Negara yang menyelenggarakan program jaminan sosial. Dukungan anggaran juga disiapkan untuk<br />

peningkatan kapasitas puskesmas-puskemas dan rumah sakit-rumah sakit Pemerintah terutama untuk<br />

penambahan tempat tidur kelas III, serta peningkatan kualitas dan penyediaan tenaga medis yang<br />

memadai. Selain hal tersebut, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat pelayanan<br />

kesehatan yang akan diberikan dalam SJSN, juga telah dialokasikan anggaran dalam rangka sosialisasi,<br />

edukasi dan advokasi kepada masyarakat tentang SJSN dan BPJS. Sementara itu, untuk menjamin<br />

keikutsertaan masyarakat miskin dan kurang mampu dalam program jaminan sosial ini, mulai tahun<br />

<strong>2014</strong> Pemerintah juga menanggung iuran bagi mereka yang disebut dengan Penerima Bantuan Iuran<br />

(PBI) sesuai dengan amanat UU SJSN. Di samping itu, dialokasikan juga anggaran untuk iuran jaminan<br />

kesehatan PNS, TNI/Polri, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis Kemerdekaan serta alokasi anggaran<br />

untuk pelayanan kesehatan tertentu bagi anggota TNI/Polri.<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> 4-111

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!