17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

Bab 4<br />

Selanjutnya, Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk subsidi pajak ditanggung pemerintah<br />

(DTP) untuk pajak penghasilan (PPh) dan fasilitas bea masuk yang direncanakan sebesar Rp4,7<br />

triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan pagunya yang ditetapkan dalam<br />

APBNP 2013 yang mencapai Rp4,6 triliun. Dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong>, alokasi anggaran subsidi<br />

pajak penghasilan berupa PPh DTP direncanakan sebesar Rp3,7 triliun. Jumlah ini, terdiri dari<br />

PPh DTP atas komoditi panas bumi sebesar Rp1,0 triliun, dan PPh DTP atas bunga, imbal hasil,<br />

dan penghasilan pihak ketiga atas jasa yang diberikan kepada Pemerintah dalam penerbitan<br />

dan/atau pembelian kembali/penukaran SBN di pasar internasional, namun tidak termasuk<br />

jasa konsultan hukum lokal sebesar Rp2,7 triliun. Sementara itu, fasilitas bea masuk DTP dalam<br />

<strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> direncanakan sebesar Rp1,0 triliun.<br />

Alokasi Anggaran Belanja Hibah<br />

Dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong>, anggaran belanja hibah dialokasikan sebesar Rp3,5 triliun, yang<br />

berarti mengalami peningkatan sebesar Rp1,2 triliun bila dibandingkan dengan pagu anggaran<br />

belanja hibah dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp2,3 triliun. Kebijakan alokasi anggaran<br />

belanja hibah kepada daerah tersebut diarahkan untuk mendukung peningkatan kapasitas<br />

pemerintah daerah dalam menyediakan layanan dasar umum pada bidang perhubungan,<br />

pembangunan sarana air minum, pengelolaan air limbah, irigasi, sanitasi, dan eksplorasi<br />

geothermal.<br />

Sumber dana hibah kepada daerah berasal dari luar negeri baik berupa pinjaman yang<br />

diterushibahkan maupun hibah yang diterushibahkan, dengan rincian sebagai berikut:<br />

Pertama, belanja hibah yang bersumber dari pinjaman luar negeri Pemerintah, yaitu: (1) program<br />

Mass Rapid Transit (MRT) sebesar Rp2,9 triliun, yang bersumber dari Japan International<br />

Cooperation Agency (JICA); dan (2) Water Resources and Irrigation Sector Management<br />

Project-Phase II (WISMP-2) sebesar Rp146,3 miliar, yang bersumber dari World Bank.<br />

Kedua, belanja hibah yang bersumber dari hibah luar negeri Pemerintah, yaitu (1) Hibah Air<br />

Minum sebesar Rp206,0 miliar yang berasal dari Pemerintah Australia; (2) Hibah Air Limbah<br />

sebesar Rp29,8 miliar yang berasal dari Pemerintah Australia; (3) Development of Seulawah<br />

Agam Geothermal in NAD Province sebesar Rp54,6 miliar yang berasal dari Pemerintah Jerman;<br />

(4) Hibah Australia-Indonesia untuk pembangunan sanitasi sebesar Rp93,4 miliar yang berasal<br />

dari Pemerintah Australia; (5) Provincial Road Improvement and Maintenance (PRIM) sebesar<br />

Rp122,0 miliar yang berasal dari Pemerintah Australia; (6) Hibah Air Minum Tahap I sebesar<br />

Rp3,5 miliar yang berasal dari Pemerintah Australia; dan (7) Infrastructure Enhancement<br />

Grant sebesar Rp7,8 miliar.<br />

Penjelasan lebih lanjut mengenai proyek/kegiatan yang didanai dari belanja hibah dimaksud<br />

adalah sebagai berikut. Proyek MRT diharapkan dapat mengatasi permasalahan kemacetan<br />

lalu lintas di Jakarta, menunjang dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota Jakarta<br />

dengan membangun sistem transportasi kota yang efisien, penciptaan lapangan kerja, serta<br />

meningkatkan kualitas lingkungan kota Jakarta dan mendukung mitigasi dampak perubahan<br />

iklim. WISMP-2 bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kinerja unit pengelola sumber daya<br />

air/daerah aliran sungai dan pengelolaan daerah irigasi, serta peningkatan produktivitas<br />

pertanian beririgasi di beberapa provinsi dan kabupaten.<br />

Selanjutnya, Program Hibah Air Minum dan Hibah Air Limbah bertujuan untuk mendanai<br />

kegiatan pembangunan sambungan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> 4-107

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!