17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 4<br />

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

Berdasarkan berbagai asumsi dan parameter tersebut, maka anggaran subsidi BBM, BBN, LPG<br />

tabung 3 kilogram dan LGV dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> direncanakan sebesar Rp194,9 triliun<br />

atau turun Rp5,0 triliun bila dibandingkan dengan alokasi anggaran subsidi BBM, BBN, LPG<br />

tabung 3 kilogram dan LGV dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp199,9 triliun. Sejak APBNP<br />

tahun 2012, perhitungan besaran belanja subsidi BBM sudah termasuk PPN atas penyerahan<br />

BBM jenis tertentu, dan LPG tabung 3 kilogram oleh badan usaha kepada Pemerintah. Langkah<br />

ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil temuan BPK, sehingga ke depan diharapkan<br />

pelaksanaan APBN makin transparan dan akuntabel.<br />

Dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong>, subsidi listrik masih perlu disediakan, dengan pertimbangan masih<br />

lebih rendahnya tarif tenaga listrik (TTL) yang berlaku bila dibandingkan dengan biaya pokok<br />

penyediaan (BPP) tenaga listrik. Selama beberapa tahun terakhir, realisasi anggaran subsidi<br />

listrik mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Untuk itu, dalam rangka mengendalikan<br />

anggaran subsidi listrik, maka pemerintah bersama PT PLN (Persero) secara bertahap terus<br />

melakukan upaya-upaya penurunan BPP tenaga listrik sebagaimana yang telah dilakukan di<br />

tahun 2012, yaitu melalui penurunan susut jaringan (losses) dan optimalisasi bauran energi<br />

(energy mix) untuk bahan bakar pembangkit, terutama dengan cara menurunkan penggunaan<br />

BBM serta menjamin dan menjaga ketersediaan pasokan gas bumi, batubara, dan jenis energi<br />

lainnya. Selain itu, pemerintah juga mengupayakan pembenahan pada PT PLN (Persero).<br />

Pokok-pokok kebijakan fiskal terkait subsidi listrik dalam tahun <strong>2014</strong> adalah: (1) meningkatkan<br />

efisiensi anggaran subsidi listrik dan ketepatan target sasaran melalui penyesuaian tarif untuk<br />

golongan tertentu; (2) meningkatkan rasio elektrifikasi; (3) menurunkan susut jaringan; dan<br />

(4) menurunkan komposisi pemakaian BBM dalam pembangkit tenaga listrik. Kebijakan<br />

lainnya adalah (1) meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP); (2)<br />

meningkatkan pemakaian gas dan energi baru terbarukan untuk mengurangi BBM; dan (3)<br />

mengembangkan energi tenaga surya khususnya di pulau-pulau terdepan yang berbatasan<br />

dengan negara lain dan untuk mensubstitusi PLTD di daerah-daerah terisolasi. Berbagai<br />

kebijakan tersebut ditempuh sejalan dengan upaya (1) menyusun skema tarif energi baru<br />

terbarukan (EBT) yang dapat menarik minat investor; (2) meningkatkan pembangunan<br />

infrastruktur ketenagalistrikan; (3) pengendalian subsidi listrik pada pelanggan 450-900<br />

VA; dan (4) melakukan perbaikan formulasi perhitungan subsidi listrik dari cost plus margin<br />

menjadi performance based regulatory untuk meningkatkan akuntabilitas pemberian subsidi<br />

dan efisiensi PT PLN (Persero).<br />

Selain berbagai kebijakan di atas, perhitungan beban subsidi listrik dalam tahun <strong>2014</strong><br />

juga didasarkan pada asumsi dan parameter-parameter sebagai berikut: (1) ICP sebesar<br />

USD106,0/barel; (2) nilai tukar rupiah sebesar Rp9.750,0/USD; (3) volume penjualan tenaga<br />

listrik sebesar 204,6 TWh; (4) susut jaringan (losses) sebesar 8,5 persen; dan (5) margin usaha<br />

PT PLN (Persero) sebesar 7 persen. Berdasarkan berbagai kebijakan dan parameter tersebut<br />

di atas, maka alokasi anggaran subsidi listrik dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> direncanakan sebesar<br />

Rp89,8 triliun (termasuk perkiraan kekurangan pembayaran subsidi listrik tahun 2013 sebesar<br />

Rp3,5 triliun dan cadangan risiko energi), atau turun Rp10,2 triliun apabila dibandingkan<br />

dengan pagu anggaran belanja subsidi listrik dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp100,0 triliun<br />

(lihat Tabel 4.12).<br />

4-104<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!