17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 4<br />

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

Alokasi anggaran belanja modal dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> direncanakan mencapai Rp205,8<br />

triliun atau 2,0 persen terhadap PDB. Alokasi anggaran belanja modal ini termasuk alokasi<br />

anggaran dari belanja jenis lainnya (belanja barang dan bantuan sosial) tetapi berkarakteristik<br />

sebagai belanja modal karena menghasilkan aset, tetapi tidak menjadi milik Pemerintah, antara<br />

lain biaya untuk pelaksanaan tugas pembantuan, biaya pemeliharaan untuk mempertahankan<br />

nilai aset, dan biaya pengadaan aset yang diserahkan kepada masyarakat. Alokasi anggaran<br />

tersebut menunjukkan peningkatan Rp13,2 triliun, atau 6,9 persen bila dibandingkan dengan<br />

pagu anggaran belanja modal yang ditetapkan dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp192,6<br />

triliun (2,0 persen terhadap PDB). Peningkatan alokasi anggaran belanja modal dalam <strong>RAPBN</strong><br />

tahun <strong>2014</strong> tersebut dilakukan dalam rangka mengakomodasi keperluan anggaran untuk: (1)<br />

menjamin ketersediaan infrastruktur dasar, termasuk infrastruktur energi, ketahanan pangan<br />

dan komunikasi; (2) upaya peningkatan domestic connectivity (keterhubungan antarwilayah);<br />

(3) meningkatkan kemampuan pertahanan menuju Minimum Essential Forces (MEF); (4)<br />

mendukung pendanaan kegiatan multiyears; (5) meningkatkan kapasitas mitigasi dan adaptasi<br />

terhadap dampak negatif akibat perubahan iklim (climate change), dan meningkatkan kesiagaan<br />

dalam menghadapi bencana.<br />

Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran-sasaran pembangunan sesuai dengan<br />

arah kebijakan, tema dan prioritas pembangunan dalam RKP tahun <strong>2014</strong>, maka kebijakan<br />

pengalokasian belanja modal pada K/L juga mempertimbangkan beberapa hal yaitu:<br />

(1) kontribusi (multiplier effect) K/L bersangkutan terhadap pertumbuhan ekonomi dan<br />

pengurangan kemiskinan, serta kemampuan penyerapan (kapasitas K/L) anggaran; dan<br />

(2) komposisi sumber pendanaannya: jika dibiayai dengan pinjaman luar negeri (PLN) harus<br />

mempertimbangkan posisi utang dan kesiapan proyeknya. Hal lain yang dipertimbangkan adalah<br />

(3) prioritas dialokasikannya, yaitu untuk program dan kegiatan yang sudah siap proposal atau<br />

rancangan kegiatannya; (4) jika dialokasikan untuk program pembentukan aset tetap yang akan<br />

diserahkan kepada BUMN, maka dilakukan melalui skema penyertaan modal negara (PMN) atau<br />

subsidiary loan agreement (SLA); dan (5) mendukung pelaksanaan Masterplan Percepatan dan<br />

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Metropolitan Priority Area (MPA).<br />

Alokasi Anggaran Pembayaran Bunga Utang<br />

Dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan fiskal masih tetap diarahkan pada kebijakan eskpansif<br />

dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Terkait hal itu, Pemerintah<br />

masih tetap menerapkan kebijakan defisit anggaran sehingga alokasi anggaran belanja negara<br />

lebih besar daripada potensi anggaran pendapatan negara. Seiring dengan hal itu, Pemerintah<br />

memerlukan sumber-sumber pembiayaan yang memadai baik yang berasal dari nonutang<br />

maupun utang. Pemenuhan pembiayaan defisit anggaran diprioritaskan dari sumber pembiayaan<br />

nonutang, akan tetapi karena terbatasnya sumber pembiayaan nonutang, Pemerintah tetap<br />

menggunakan sumber pembiayaan utang untuk membiayai defisit anggarannya. Sebagai<br />

konsekuensinya, outstanding utang Pemerintah mengalami peningkatan, demikian pula<br />

dengan beban utang. Peningkatan beban utang tersebut pada gilirannya akan berdampak pada<br />

peningkatan beban pembayaran bunga utang atas total outstanding utang Pemerintah dan biaya<br />

dari penerbitan dan atau pengadaan utang baru.<br />

Beban pembayaran bunga utang merupakan bagian dari konsekuensi yang harus dipenuhi oleh<br />

Pemerintah secara tepat waktu dan tepat jumlah, selain pembayaran pokok utang yang telah<br />

jatuh tempo. Kemampuan anggaran Pemerintah untuk memenuhi kewajiban utang secara tepat<br />

waktu dan tepat jumlah tersebut sangat penting untuk meningkatkan kredibilitas Pemerintah<br />

4-100<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!