17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

Bab 4<br />

fungsi masing-masing K/L; dan (3) menjaga terpeliharanya nilai dan kualitas aset negara melalui<br />

dukungan alokasi dana yang memadai untuk pemeliharaan; serta (4) meningkatkan capacity<br />

building SDM dalam rangka mendukung pelaksanaan program pembangunan nasional.<br />

Anggaran belanja barang dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> tersebut dialokasikan melalui K/L dan non-<br />

K/L. Belanja barang melalui K/L terdiri dari beberapa pos belanja, antara lain : (1) pos belanja<br />

barang; (2) pos belanja jasa; (3) pos belanja pemeliharaan; dan (4) pos belanja perjalanan.<br />

Alokasi anggaran untuk pos belanja barang dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> direncanakan sebesar<br />

Rp142,1 triliun atau mengalami penurunan sebesar Rp2,9 triliun (2,0 persen) jika dibandingkan<br />

dengan pagunya dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp144,9 triliun. Alokasi anggaran pada pos<br />

belanja jasa dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> direncanakan sebesar Rp22,6 triliun atau mengalami<br />

penurunan Rp1,8 triliun (7,2 persen) jika dibandingkan dengan pagunya dalam APBNP tahun<br />

2013 sebesar Rp24,4 triliun. Selanjutnya, alokasi anggaran belanja pemeliharaan dalam <strong>RAPBN</strong><br />

tahun <strong>2014</strong> direncanakan sebesar Rp21,0 triliun atau mengalami peningkatan Rp7,0 triliun<br />

(50,3 persen) jika dibandingkan dengan anggaran belanja pemeliharaan yang ditetapkan dalam<br />

APBNP tahun 2013 sebesar Rp14,0 triliun. Dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> alokasi anggaran belanja<br />

perjalanan mengalami penurunan sebesar Rp6,4 triliun (27,8 persen) jika dibandingkan dengan<br />

alokasi anggaran untuk belanja perjalanan yang ditetapkan dalam APBNP tahun 2013, yaitu<br />

dari Rp23,2 triliun menjadi Rp16,7 triliun dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong>. Lebih rendahnya alokasi<br />

anggaran pada pos belanja perjalanan tersebut merupakan dampak dari upaya Pemerintah<br />

untuk melakukan efisiensi pada belanja barang khususnya belanja perjalanan.<br />

Sementara itu, alokasi belanja barang non-K/L dalam tahun <strong>2014</strong> direncanakan sebesar Rp1,2<br />

triliun, yang dialokasikan untuk pos sebagai berikut : (1) kontribusi ke lembaga internasional<br />

sebesar Rp61,7 miliar; dan (2) penyediaan alokasi dana dukungan kelayakan/viability gap<br />

fund (VGF) untuk proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) Umbulan dan SPAM Bandar<br />

Lampung sebesar Rp1,1 triliun.<br />

VGF merupakan skema bentuk dukungan Pemerintah dalam rangka mendorong investasi di<br />

bidang infrastruktur melalui pemberian kontribusi fiskal dalam bentuk tunai sebagai bagian<br />

dari biaya pembangunan proyek yang dilaksanakan melalui skema kerja sama Pemerintah<br />

dengan badan usaha (kerja sama Pemerintah-Swasta/KPS) dalam rangka penyediaan layanan<br />

infrastruktur yang terjangkau bagi masyarakat. Tujuan VGF antara lain: (1) meningkatkan minat<br />

badan usaha untuk berpartisipasi dalam proyek kerja sama yang layak secara ekonomi, namun<br />

belum layak secara finansial; (2) meningkatkan kepastian penyediaan proyek infrastruktur<br />

dengan mengacu kepada kualitas dan waktu yang direncanakan; dan (3) meningkatkan<br />

ketersediaan infrastruktur dengan tarif layanan yang terjangkau sesuai kemampuan rakyat.<br />

Pemberian dukungan kelayakan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip antara lain:<br />

(1) proyek kerja sama harus memenuhi kriteria kelayakan (eligibility criteria) pemberian<br />

dukungan kelayakan; dan (2) persetujuan pemberian dukungan kelayakan harus dicantumkan<br />

dalam dokumen pelelangan.<br />

Alokasi Anggaran Belanja Modal<br />

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), pengertian belanja modal adalah pengeluaran<br />

yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap/<br />

inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya<br />

adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah<br />

masa manfaat, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> 4-99

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!