17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 4<br />

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

alokasi anggaran belanja pegawai dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> tersebut terutama berkaitan<br />

dengan langkah kebijakan yang ditempuh Pemerintah dalam kerangka reformasi birokrasi,<br />

baik dalam memperbaiki dan menjaga kesejahteraan pegawai pemerintah yang berdasarkan<br />

kinerja, maupun dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.<br />

Anggaran untuk pos gaji dan tunjangan dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> direncanakan sebesar Rp120,0<br />

triliun atau 43,4 persen dari total belanja pegawai. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan<br />

sebesar Rp5,5 triliun atau 4,8 persen dari pagunya dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp114,5<br />

triliun. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh ditempuhnya kebijakan kenaikan gaji<br />

pokok sebesar rata-rata 6,0 persen serta penyediaan cadangan anggaran untuk mengantisipasi<br />

kebutuhan gaji bagi tambahan pegawai baru di instansi pemerintah pusat dalam rangka<br />

peningkatan kualitas pelayanan publik dan menggantikan pegawai yang memasuki usia pensiun.<br />

Selanjutnya, untuk pos honorarium, vakasi, lembur, dan lain-lain dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong><br />

direncanakan sebesar Rp66,1 triliun atau 23,9 persen dari total belanja pegawai. Jumlah ini<br />

menunjukkan peningkatan sebesar Rp26,7 triliun atau 67,6 persen dibandingkan dengan APBNP<br />

tahun 2013 sebesar Rp39,4 triliun. Peningkatan tersebut terutama bersumber dari alokasi<br />

anggaran untuk pemberian remunerasi pada beberapa kementerian negara/lembaga sebagai<br />

implikasi dari sasaran pelaksanaan reformasi birokrasi. Selain untuk remunerasi pada beberapa<br />

kementerian negara/lembaga, alokasi anggaran honorarium, vakasi, lembur, dan lain-lain<br />

tersebut juga direncanakan untuk pembayaran honorarium bagi pegawai honorer yang akan<br />

diangkat menjadi pegawai dalam rangka mendukung tugas dan fungsi organisasi bersangkutan.<br />

Sementara itu, alokasi anggaran pada pos kontribusi sosial, yang merupakan anggaran<br />

untuk membayar pensiun dan asuransi kesehatan, dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> direncanakan<br />

sebesar Rp90,5 triliun atau 32,7 persen dari total belanja pegawai. Jumlah ini secara nominal<br />

menunjukkan peningkatan sebesar Rp11,5 triliun atau 14,6 persen dibandingkan dengan<br />

alokasinya dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp79,0 triliun. Peningkatan tersebut terutama<br />

disebabkan oleh ditempuhnya kebijakan kenaikan pensiun pokok sebesar rata-rata 4,0<br />

persen, serta dukungan terhadap pelaksanaan SJSN Kesehatan yang terkait dengan kewajiban<br />

Pemerintah menurut peraturan perundangan.<br />

Alokasi Anggaran Belanja Barang<br />

Dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong>, alokasi anggaran belanja barang direncanakan sebesar Rp203,7<br />

triliun, atau 2,0 persen terhadap PDB. Jika dibandingkan dengan pagu belanja barang yang<br />

ditetapkan dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp206,5 triliun (2,2 persen terhadap PDB),<br />

maka alokasi anggaran belanja barang dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2014</strong> tersebut berarti mengalami<br />

penurunan sebesar Rp2,9 triliun atau 1,4 persen. Penurunan anggaran tersebut dipengaruhi<br />

oleh : (1) penerapan flat policy untuk belanja operasional; (2) pengendalian perjalanan dinas<br />

dan konsinyering; dan (3) pengalihan anggaran ke kegiatan yang lebih produktif.<br />

Secara umum, alokasi anggaran belanja barang tersebut, terutama diarahkan untuk mendukung<br />

pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk melayani kepentingan masyarakat<br />

luas, yaitu: (1) menjaga kelancaran penyelenggaraan operasional pemerintahan dalam rangka<br />

peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat; (2) meningkatkan efisiensi dan efektivitas<br />

belanja barang K/L melalui pengendalian belanja barang operasional, dan melakukan efisiensi<br />

belanja perjalanan dinas serta kegiatan seminar dan konsinyering sesuai kebutuhan dan tugas<br />

4-98<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!