17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

Bab 4<br />

asumsi dasar ekonomi makro, antara lain harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude<br />

Price, ICP), nilai tukar rupiah terhadap<br />

GRAFIK 4.38<br />

dolar Amerika Serikat, dan parameter<br />

PERKEMBANGAN SUBSIDI, 2008-2013<br />

subsidi seperti volume BBM bersubsidi,<br />

Rp Triliun<br />

%<br />

400,0 5,6<br />

6,0<br />

kuantum raskin, jumlah rumah tangga<br />

350,0<br />

sasaran (RTS), volume pupuk dan benih<br />

5,0<br />

300,0<br />

4,2<br />

4,0<br />

bersubsidi; dan (2) berbagai kebijakan<br />

3,4<br />

4,0<br />

250,0<br />

Pemerintah antara lain berupa kebijakan<br />

3,0<br />

200,0<br />

2,5<br />

3,0<br />

penyesuaian harga jual eceran BBM<br />

150,0<br />

2,0<br />

dalam negeri dan tarif tenaga listrik serta<br />

100,0<br />

kebijakan dalam rangka mendukung<br />

1,0<br />

50,0<br />

program ketahanan pangan nasional.<br />

-<br />

-<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013<br />

Perkembangan realisasi belanja subsidi<br />

APBNP<br />

APBNP LKPP % thd PDB<br />

tahun 2008-2013 disajikan dalam<br />

Sumber : Kementerian Keuangan<br />

Grafik 4.38.<br />

Subsidi Energi<br />

Subsidi energi adalah alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang<br />

menyediakan dan mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar nabati (BBN),<br />

liquefied petroleum gas (LPG) tabung 3 kilogram, dan liquefied gas for vehicle (LGV) serta<br />

tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat. Realisasi anggaran belanja<br />

subsidi energi, dalam rentang waktu 2008–2013 secara nominal mengalami peningkatan<br />

sebesar Rp76,8 triliun atau tumbuh rata-rata 6,1 persen per tahun, yaitu dari Rp223,0 triliun<br />

pada tahun 2008, dan sebesar Rp299,8 triliun pada APBNP tahun 2013.<br />

Peningkatan realisasi anggaran subsidi energi yang cukup signifikan dalam kurun waktu tersebut,<br />

antara lain berkaitan dengan: (1) perubahan<br />

GRAFIK 4.39<br />

PERKEMBANGAN SUBSIDI ENERGI, 2008-2013<br />

parameter subsidi energi, diantaranya ICP,<br />

Rp Triliun<br />

(USD/barrel)<br />

nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika 250,0<br />

120,0<br />

100,0<br />

Serikat, volume konsumsi BBM bersubsidi, 200,0<br />

80,0<br />

bauran energi dalam produksi tenaga listrik 150,0<br />

60,0<br />

dan penjualan tenaga listrik; dan (2) kebijakan 100,0<br />

40,0<br />

penyesuaian harga jual eceran bahan bakar 50,0<br />

20,0<br />

minyak bersubsidi dan tarif tenaga listrik. -<br />

-<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013<br />

Perkembangan realisasi belanja subsidi<br />

APBNP<br />

Subsidi BBM Subsidi Listrik ICP (USD/barel)<br />

energi tahun 2008-2013 disajikan dalam<br />

Sumber : Kementerian Keuangan<br />

Grafik 4.39.<br />

Subsidi BBM, BBN, LPG tabung 3 kg dan LGV diberikan dalam rangka mengendalikan harga jual<br />

BBM, BBN, LPG tabung 3 kg dan LGV bersubsidi, sebagai salah satu kebutuhan dasar masyarakat,<br />

sehingga dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah.<br />

Hal ini disebabkan harga pasar (keekonomian) BBM sangat dipengaruhi oleh perkembangan<br />

berbagai faktor eksternal, antara lain harga minyak mentah di pasar dunia, dan nilai tukar rupiah<br />

terhadap dolar Amerika Serikat. Pada saat ini, subsidi BBM hanya diberikan pada beberapa<br />

jenis BBM tertentu (minyak tanah/kerosene, minyak solar/gas oil, dan premium). Selain itu,<br />

Pemerintah juga memberikan subsidi untuk LPG tabung 3 kg dan LGV serta biofuel dalam<br />

rangka mendorong pemanfaatan energi nonfosil.<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> 4-49

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!