17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 4<br />

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

menguat menjadi Rp9.384,2 per USD pada tahun 2012. Dalam tahun 2013 rata-rata nilai tukar<br />

rupiah diperkirakan berada pada kisaran Rp9.600,0 per USD. Sejalan dengan kondisi tersebut,<br />

Pemerintah tetap berupaya untuk dapat meminimalkan volatilitas nilai tukar rupiah dengan<br />

menjaga kecukupan pasokan valuta asing (valas) di pasar domestik dalam rangka terjaganya<br />

stabilitas ekonomi sehingga mampu mendorong penurunan yield SPN 3 bulan dan dapat<br />

meningkatkan confidence investor di pasar keuangan domestik.<br />

Sementara itu, Sovereign Credit Rating Indonesia yang semakin membaik dari tahun ke<br />

tahun telah memberikan pengaruh positif terhadap besaran biaya pengadaan utang SBN<br />

oleh pemerintah yang cenderung semakin efisien. Peningkatan rating satu notch berpotensi<br />

menurunkan yield SBN valas baru sekitar 75-115 bps. Posisi rating Indonesia dalam tahun 2013<br />

berada pada level BBB- (Fitch), BB+ dengan outlook stabil (S&P), dan Baa3 (Moody’s).<br />

Bunga pinjaman luar negeri terdiri dari beberapa kelompok, meliputi bunga atas pinjaman<br />

luar negeri yang telah ditarik (disbursed and outstanding), dan fee/biaya pinjaman, seperti<br />

commitment fee, front end fee, insurance premium, dan lain-lain. Besaran bunga pinjaman luar<br />

negeri, terutama dipengaruhi oleh faktor outstanding pinjaman luar negeri yang bersangkutan,<br />

besarnya penarikan pinjaman luar negeri dalam tahun berjalan, tingkat bunga acuan (LIBOR,<br />

EURIBOR, SIBOR) untuk pinjaman luar negeri berbunga mengambang (variable rate loans),<br />

dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing. Sementara itu, Country Risk<br />

Classification (CRC) juga dapat mempengaruhi tingkat bunga pinjaman luar negeri melalui<br />

skema kredit ekspor. Penurunan satu level CRC berpotensi menurunkan biaya pinjaman luar<br />

negeri melalui skema kredit ekspor sekitar<br />

130-150 bps. Posisi CRC Indonesia pada<br />

tahun 2013 adalah level tiga.<br />

Selama periode 2008 – 2013, realisasi<br />

pembayaran bunga utang dalam APBN<br />

secara nominal menunjukkan pertumbuhan<br />

rata-rata 4,94 persen per tahun, yaitu dari<br />

Rp88,4 triliun dalam tahun 2008 dan<br />

mencapai Rp112,5 triliun dalam APBNP tahun<br />

2013. Ilustrasi mengenai perkembangan<br />

pembayaran bunga utang periode 2008 –<br />

2013 disajikan dalam Grafik 4.35.<br />

Triliun Rupiah<br />

GRAFIK 4.35<br />

PERKEMBANGAN PEMBAYARAN BUNGA UTANG TERHADAP<br />

TOTAL BELANJA NEGARA, 2008 – 2013<br />

2000,0<br />

12,0%<br />

1800,0<br />

1600,0<br />

10,0%<br />

112,5 10,0%<br />

1400,0<br />

9,0%<br />

8,5%<br />

100,5<br />

1200,0<br />

92,0<br />

8,0%<br />

1000,0<br />

88,4<br />

88,4<br />

93,8<br />

7,1% 6,7%<br />

6,5% 6,0%<br />

800,0<br />

600,0<br />

4,0%<br />

400,0 897,3 843,6<br />

953,7 1.202,8 1.390,9 1.613,7<br />

2,0%<br />

200,0<br />

0,0<br />

0,0%<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013*<br />

Belanja Non-Bunga Utang Pembayaran Bunga Utang Rasio Pembayaran Bunga thd. Total Belanja Negara<br />

Keterangan:<br />

*) APBNP 2013<br />

Sumber : Kementerian Keuangan<br />

Dalam periode yang sama, rasio pembayaran bunga utang terhadap total belanja negara<br />

rata-rata mencapai 7,97 persen per tahun. Namun demikian, seiring dengan peningkatan<br />

efisiensi pengelolaan utang, dan semakin kondusifnya perekonomian domestik, rasio tersebut<br />

menunjukkan tren penurunan. Dalam APBNP 2013, pagu pembayaran bunga utang dianggarkan<br />

sebesar 6,5 persen terhadap total belanja negara, yang berarti lebih rendah apabila dibandingkan<br />

dengan realisasi APBN tahun 2008 yang mencapai 9,0 persen. Kecenderungan penurunan juga<br />

dapat dilihat dari rasio pembayaran bunga utang terhadap PDB dari 1,8 persen dalam realisasi<br />

APBN tahun 2008 menjadi 1,2 persen dalam APBNP tahun 2013. Hal serupa juga terlihat dari<br />

rasio pembayaran bunga utang terhadap outstanding utang Pemerintah yang mencapai 5,4<br />

persen dalam realisasi APBN tahun 2008, kemudian menjadi 5,1 persen dalam APBNP tahun<br />

2013. Tren penurunan rasio-rasio tersebut terutama disebabkan, antara lain, oleh: (a) dampak<br />

penerbitan SBN dengan tenor pendek; (b) dampak perbaikan rating negara yang ditunjukkan<br />

melalui Sovereign Credit Rating Indonesia yang semakin membaik dari tahun ke tahun; dan<br />

Persen<br />

4-46<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!