17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

Bab 4<br />

Secara umum, belanja pemerintah pusat yang dialokasikan melalui BA BUN cenderung<br />

meningkat, dari Rp433,7 triliun dalam tahun 2008 menjadi Rp574,8 triliun pada APBNP tahun<br />

2013. Peningkatan tersebut utamanya disebabkan oleh peningkatan beban pembayaran bunga<br />

utang, sebagai akibat dari peningkatan outstanding utang Pemerintah, dan subsidi, khususnya<br />

subsidi energi, sebagai akibat dari peningkatan volume konsumsi serta perubahan harga minyak<br />

mentah Indonesia dan nilai tukar sebagai dasar perhitungan besaran subsidi energi.<br />

Sementara itu, realisasi belanja lain-lain, yang dialokasikan melalui BA 999.08, dalam<br />

kurun waktu 2008-2013 cenderung berfluktuasi seiring dengan kebijakan yang diambil<br />

Pemerintah. Dalam tahun 2008 terdapat kebijakan bantuan langsung tunai (BLT) dan alokasi<br />

dana untuk persiapan penyelenggaraan Pemilu tahun 2009. Dalam tahun 2009, terdapat<br />

kebijakan pendanaan Pemilu, pendanaan untuk sarana dan prasarana konversi energi, BLT,<br />

serta penuntasan kesinambungan rehabilitasi dan rekonstruksi di provinsi Nanggroe Aceh<br />

Darussalam (NAD) dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatra Utara pasca berakhirnya mandat<br />

Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) NAD-Nias. Sementara itu, dalam tahun 2013<br />

terdapat alokasi anggaran untuk kegiatan prioritas Pemerintah.<br />

4.2.3 Perkembangan Pelaksanaan Anggaran Belanja<br />

Pemerintah Pusat Menurut Jenis<br />

Sesuai dengan Pasal 11 ayat (5) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan<br />

Negara, rincian belanja pemerintah pusat menurut jenis terbagi atas: (1) belanja pegawai;<br />

(2) belanja barang; (3) belanja modal; (4) pembayaran bunga utang; (5) subsidi; (6) belanja<br />

hibah; (7) bantuan sosial; dan (8) belanja lain-lain.<br />

Dalam periode 2008–2013, secara nominal belanja pemerintah pusat menunjukkan pertumbuhan<br />

rata-rata 11,5 persen, yaitu dari Rp693,4 triliun (14,0 persen terhadap PDB) dalam tahun 2008<br />

menjadi Rp1.196,8 triliun (12,7 persen terhadap PDB) dalam APBNP tahun 2013. Dilihat dari<br />

komposisi menurut jenis, belanja yang mengalami peningkatan adalah belanja barang dan<br />

belanja modal, sementara yang mengalami penurunan adalah belanja subsidi. Proporsi belanja<br />

barang terhadap total belanja pemerintah<br />

pusat meningkat dari 8,1 persen dalam<br />

tahun 2008, menjadi 17,3 persen dalam<br />

APBNP tahun 2013. Sedangkan, proporsi<br />

belanja modal terhadap total belanja<br />

pemerintah pusat mengalami peningkatan<br />

dari 10,5 persen dalam tahun 2008,<br />

menjadi 16,1 persen dalam APBNP tahun<br />

2013. Sementara itu, subsidi menurun dari<br />

39,7 persen dalam tahun 2008 menjadi<br />

29,1 persen dalam APBNP tahun 2013.<br />

Perkembangan belanja pemerintah pusat<br />

menurut jenis disajikan dalam Tabel 4.2<br />

dan Grafik 4.29.<br />

triliun rupiah<br />

1.600<br />

14,0<br />

1.400<br />

1.200<br />

1.000<br />

800<br />

600<br />

400<br />

200<br />

0<br />

11,2<br />

10,9<br />

11,9 12,3 12,5 12,7<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013<br />

APBN<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

GRAFIK 4.29<br />

BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT JENIS, 2008-2013<br />

2013<br />

APBNP<br />

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal<br />

Pembayaran Bunga Utang Subsidi Belanja Hibah<br />

Bantuan Sosial Belanja Lain-lain Persentase thd PDB<br />

% 16,0<br />

14,0<br />

12,0<br />

10,0<br />

8,0<br />

6,0<br />

4,0<br />

2,0<br />

-<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> 4-41

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!