17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab 4<br />

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

Dari 86 K/L tersebut, terdapat sepuluh K/L yang memperoleh alokasi anggaran terbesar<br />

dalam rangka memberikan aspek stimulasi terhadap perekonomian (pro-growth, pro-job,<br />

dan pro-poor). Dengan mengacu kepada alokasi anggaran tahun 2013, sepuluh K/L dengan<br />

alokasi anggaran terbesar adalah: (1) Kementerian Pertahanan (13,4 persen dari belanja K/L);<br />

(2) Kementerian Pekerjaan Umum (13,4 persen); (3) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan<br />

(12,8 persen); (4) Kepolisian Negara Republik Indonesia (7,6 persen); (5) Kementerian Agama<br />

(7,3 persen); (6) Kementerian Kesehatan (5,9 persen); (7) Kementerian Perhubungan (5,7<br />

persen); (8) Kementerian Keuangan (3,0 persen); (9) Kementerian ESDM (2,8 persen); dan<br />

(10) Kementerian Pertanian (2,6 persen).<br />

Kementerian Pertahanan<br />

Pada Kementerian Pertahanan, perkembangan anggaran belanjanya dalam kurun waktu<br />

2008-2013 mengalami pertumbuhan rata-rata 21,7 persen per tahun, yaitu dari Rp31,3 triliun<br />

(4,5 persen terhadap Belanja Pemerintah Pusat/BPP) dalam LKPP tahun 2008, menjadi Rp83,5<br />

triliun (7,0 persen terhadap BPP) dalam APBNP tahun 2013. Sejalan dengan itu, porsi anggaran<br />

belanja Kementerian Pertahanan terhadap total belanja K/L mengalami peningkatan dari 12,1<br />

persen dalam tahun 2008 menjadi sebesar 13,4 persen dalam APBNP tahun 2013. Sementara<br />

itu, realisasi penyerapan anggaran belanja Kementerian Pertahanan dalam periode tersebut<br />

mengalami penurunan, yaitu dari 95,4 persen terhadap pagu APBNP tahun 2008, menjadi 84,1<br />

persen terhadap pagunya dalam APBNP tahun 2012. Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk<br />

mendukung pencapaian misi Kementerian Pertahanan, yaitu mewujudkan Indonesia yang aman<br />

dan damai, dengan sasaran pembangunan pertahanan negara menuju kekuatan pertahanan<br />

pada tingkat kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF). Realisasi anggaran<br />

belanja Kementerian Pertahanan dalam kurun waktu 2008-2013 sebagian besar merupakan<br />

realisasi anggaran dari: (1) program pengembangan teknologi dan industri pertahanan;<br />

(2) program penggunaan kekuatan pertahanan integratif; (3) program modernisasi alutsista dan<br />

non alutsista/sarana dan prasarana matra darat; (4) program modernisasi alat utama sistem<br />

senjata (alutsista) dan non alutsista serta pengembangan fasilitas dan sarana prasarana matra<br />

laut; dan (5) program modernisasi alutsista dan non-alutsista serta pengembangan fasilitas<br />

serta sarana dan prasarana matra udara.<br />

Realisasi anggaran belanja Kementerian Pertahanan dalam periode tersebut, antara<br />

lain digunakan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan-kegiatan: (1) pembangunan dan<br />

pengembangan kekuatan dan kemampuan sistem, personel, materiil dan fasilitas TNI;<br />

(2) pembentukan kemampuan pertahanan pada skala MEF mencapai kesiapan alutsista sebesar<br />

43,67 persen sampai dengan tahun <strong>2014</strong>; serta (3) penambahan baru, menghidupkan kembali,<br />

atau repowering terhadap alutsista yang secara ekonomi masih bisa dipertahankan. Selain itu,<br />

realisasi anggaran belanja Kementerian Pertahanan tersebut juga digunakan untuk membiayai<br />

pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengembangan sarana, prasarana dan fasilitas TNI, dengan<br />

output antara lain berupa terlaksananya pembangunan/renovasi asrama dan perumahan dinas/<br />

perumahan prajurit, perkantoran, serta pangkalan dan fasilitas pemeliharaan.<br />

Dalam periode 2008-2013, telah dapat dicapai beberapa kemajuan penting di bidang<br />

pertahanan, antara lain: (1) terwujudnya postur dan struktur pertahanan sebesar 28,7<br />

persen dari kekuatan MEF yang mampu melaksanakan operasi gabungan dan memiliki efek<br />

penggentar; (2) terbangunnya 25 pos perbatasan dan 5 pos pertahanan baru di pulau terdepan<br />

(terluar) beserta penggelaran prajuritnya; (3) tercapainya kemandirian industri pertahanan<br />

4-24<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!