17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

Bab 4<br />

Pelaksanaan berbagai program dan kegiatan pada fungsi perlindungan sosial diupayakan untuk<br />

pencapaian kebijakan terkait pengarusutamaan gender, serta perlindungan perempuan dan<br />

anak dari tindak kekerasan. Pencapaian terkait dengan penerapan pengarusutamaan gender<br />

ditunjukkan dengan: (1) meningkatnya indeks pembangunan gender (IPG) yaitu dari 68,7 pada<br />

tahun 2005 menjadi sebesar 72,77 pada tahun 2011 dan meningkatnya indeks pemberdayaan<br />

gender (IDG) yaitu dari 63,9 menjadi sebesar 67,8 pada tahun 2011; (2) dua puluh delapan K/L<br />

di tingkat nasional telah melaksanakan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender<br />

(PPRG); dan (3) dua puluh Pemerintah Daerah provinsi telah melaksanakan PPRG dengan<br />

dukungan dana dekonsentrasi.<br />

Pencapaian terkait dengan upaya perlindungan perempuan dan anak korban perdagangan<br />

orang ditunjukkan dengan: (1) sebanyak 19 K/L telah difasilitasi dalam penerapan kebijakan<br />

perlindungan korban tindak pidana perdagangan orang (Kemenko Kesra, Kemendagri, Kemenlu,<br />

Kemendikbud, Kemenkes, Kemensos, Kemenakertrans, Kemenpora, Kemenkominfo, Kemenpar<br />

dan Ekonomi Kreatif, POLRI, BNP2TKI, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, Kemkumham,<br />

Kemenag, Kemenhub, BIN, dan BKKBN); (2) terkait akta kelahiran anak, cakupan anak balita<br />

dan anak yang memiliki akta kelahiran masing-masing telah mencapai 59 persen dan 63,7<br />

persen; (3) diterbitkannya Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 6 Tahun 2012<br />

tentang Pedoman Penetapan Pencatatan Kelahiran yang Melampaui Batas Waktu Satu Tahun<br />

Secara Kolektif; dan (4) disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem<br />

Peradilan Pidana Anak (SPPA) bagi anak yang berhadapan dengan hukum.<br />

4.2.2 Perkembangan Pelaksanaan Anggaran Belanja Pemerintah<br />

Pusat Menurut Organisasi<br />

Secara umum, Anggaran Belanja Pemerintah Pusat menurut organisasi dibagi menjadi dua<br />

bagian kelompok besar, yaitu: (1) anggaran yang dialokasikan melalui bagian anggaran<br />

kementerian negara/lembaga (BA K/L) dengan Menteri/Pimpinan lembaga selaku Pengguna<br />

Anggaran (Chief Operational Officer); dan (2) anggaran yang dialokasikan melalui Bagian<br />

Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN) yang dialokasikan melalui Menteri Keuangan<br />

selaku Bendahara Umum Negara (Chief Financial Officer).<br />

Dalam periode 2008-2013, proporsi belanja K/L terhadap belanja pemerintah pusat cenderung<br />

meningkat, yaitu dari 37,5 persen<br />

GRAFIK 4.13<br />

dalam tahun 2008, menjadi 52,0 persen<br />

PERKEMBANGAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT<br />

dalam APBNP 2013, sejalan dengan<br />

2008-2013<br />

1.500<br />

peningkatan belanja Pemerintah Pusat,<br />

1.196,8<br />

dari sebesar Rp693,4 triliun dalam<br />

1.010,6<br />

tahun 2008 menjadi Rp1.196,8 triliun 1.000<br />

883,7<br />

52,0%<br />

pada APBNP 2013. Kecenderungan<br />

693,4<br />

697,4<br />

628,8<br />

48,4%<br />

tersebut utamanya disebabkan oleh<br />

47,3%<br />

500<br />

semakin meningkatkanya alokasi<br />

37,5% 48,8% 47,7%<br />

48,0%<br />

51,6%<br />

anggaran untuk pelaksanaan<br />

62,5% 51,2% 52,3% 52,7%<br />

program-program pembangunan<br />

0<br />

(yang dialokasikan melalui K/L), dan<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013<br />

APBNP<br />

juga diikuti oleh kebijakan untuk<br />

K/L Non K/L<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

mengendalikan besaran subsidi BBM<br />

Triliun Rp<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> 4-21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!