17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

Bab 4<br />

(9) subfungsi pendidikan kedinasan (0,5 persen); (10) subfungsi Litbang pendidikan (1,0 persen);<br />

dan (11) subfungsi pembinaan kepemudaan dan olah raga (0,9 persen). Tingginya proporsi<br />

alokasi anggaran pada subfungsi pendidikan dasar dalam periode 2008-2013 menunjukkan<br />

dukungan terhadap kebijakan pemerintah untuk penuntasan wajib belajar sembilan tahun.<br />

Gambaran realisasi anggaran dalam periode 2008-2013 pada beberapa subfungsi yang menonjol<br />

pada fungsi pendidikan dijabarkan sebagai berikut. Dalam periode 2008–2013, anggaran belanja<br />

pada subfungsi pendidikan dasar mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 3,3 persen per<br />

tahun, yaitu dari sebesar Rp24,6 triliun dalam tahun 2008 menjadi sebesar Rp29,0 triliun dalam<br />

tahun 2013. Realisasi anggaran belanja pada subfungsi pendidikan dasar terutama digunakan<br />

untuk membiayai program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Dalam kurun waktu<br />

yang sama, realisasi anggaran pada subfungsi pendidikan menengah mengalami pertumbuhan<br />

rata-rata sebesar 16,2 persen per tahun, yaitu dari sebesar Rp3,8 triliun dalam tahun 2008<br />

menjadi sebesar Rp8,2 triliun dalam tahun 2013. Realisasi anggaran pada subfungsi pendidikan<br />

menengah digunakan untuk membiayai program pendidikan menengah, baik pendidikan umum<br />

maupun pendidikan agama. Sejalan dengan itu, realisasi anggaran untuk subfungsi pendidikan<br />

tinggi dalam kurun waktu yang sama mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 23,9 persen<br />

per tahun, yaitu dari sebesar Rp13,1 triliun dalam tahun 2008, menjadi sebesar Rp38,2 triliun<br />

dalam tahun 2013. Realisasi anggaran belanja pada subfungsi pendidikan tinggi terutama<br />

digunakan untuk penyediaan pelayanan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, yang<br />

mencakup administrasi, operasional maupun dukungan untuk penyelenggaraan pendidikan<br />

tinggi. Selanjutnya, realisasi anggaran untuk subfungsi pendidikan keagamaan dalam periode<br />

tahun 2008–2013 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 57,2 persen per tahun, yaitu dari<br />

sebesar Rp287,7 miliar dalam tahun<br />

2008 menjadi sebesar Rp2,8 triliun<br />

dalam tahun 2013. Realisasi anggaran<br />

pada subfungsi pendidikan keagamaan<br />

terutama digunakan untuk: (1) program<br />

pendidikan Islam; (2) program<br />

bimbingan masyarakat Kristen; (3)<br />

program bimbingan masyarakat<br />

Hindu; serta (4) program bimbingan<br />

masyarakat Budha. Perkembangan<br />

realisasi anggaran belanja fungsi<br />

pendidikan dalam periode 2008–2013<br />

disajikan dalam Grafik 4.11.<br />

100,0<br />

90,0<br />

80,0<br />

70,0<br />

60,0<br />

50,0<br />

40,0<br />

30,0<br />

20,0<br />

10,0<br />

-<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013<br />

APBN<br />

Sumber : Kementerian Keuangan<br />

Triliun Rp<br />

GRAFIK 4.11<br />

BELANJA FUNGSI PENDIDIKAN,<br />

2008-2013<br />

Litbang Pendidikan<br />

Pendidikan Keagamaan<br />

Pelayanan Bantuan terhadap<br />

Pendidikan<br />

Pendidikan Tinggi<br />

Pendidikan Non-Formal dan<br />

Informal<br />

Pendidikan Menengah<br />

Pendidikan Dasar<br />

Pelaksanaan berbagai program dan kegiatan pada fungsi pendidikan dalam paruh waktu RPJMN<br />

menunjukkan bahwa target yang ditetapkan dalam RPJMN diperkirakan dapat dicapai, antara<br />

lain meliputi: (1) terlaksananya bantuan beasiswa bagi sekitar 4,9 juta siswa tidak mampu di<br />

jenjang pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tingkat tinggi dalam tahun 2009, dan<br />

diperkirakan mencapai 16,7 juta siswa dalam tahun 2013; (2) meningkatnya taraf pendidikan<br />

masyarakat yang tercermin dari: (a) pertumbuhan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15<br />

tahun ke atas dari 7,7 tahun pada tahun 2009 menjadi 7,9 tahun pada tahun 2012; (b) penurunan<br />

proporsi buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas dari 5,3 persen pada tahun 2009 menjadi<br />

4,8 persen pada tahun 2012 dan diperkirakan akan mencapai 4,3 persen pada tahun 2013; (c)<br />

pertumbuhan angka partisipasi murni (APM) SD/SDLB/MI/Paket A dari 95,2 persen pada tahun<br />

2009 menjadi 95,7 persen pada tahun 2012 dan diperkirakan akan mencapai 95,8 persen pada<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> 4-19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!