17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

Bab 4<br />

kemiskinan. Kebijakan tersebut antara lain meliputi: (1) peningkatan belanja infrastruktur untuk<br />

mendukung upaya debottlenecking, domestic connectivity, ketahanan pangan, ketahanan energi,<br />

dan kesejahteraan masyarakat; (2) peningkatan program perlindungan sosial, pemberdayaan<br />

masyarakat, dan penanggulangan bencana; (3) pengendalian subsidi, khususnya subsidi energi<br />

melalui kebijakan penyesuaian harga bahan bakar minyak bersubsidi dan tarif tenaga listrik;<br />

(4) peningkatan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim (climate change); serta<br />

(5) pemberian dukungan kepada pelaksanaan proyek/kegiatan kerjasama Pemerintah-swasta<br />

(public private partnership/PPP).<br />

Langkah lainnya yang ditempuh Pemerintah adalah penerapan kebijakan yang terkait dengan<br />

pelaksanaan anggaran, yakni kebijakan reward and punishment, yang merupakan upaya<br />

Pemerintah untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan belanja pemerintah<br />

pusat. Pada prinsipnya, dalam kebijakan reward and punishment, kementerian negara/<br />

lembaga (K/L) yang berhasil melakukan optimalisasi penggunaan anggaran, atau dapat<br />

mencapai sasaran/target dengan biaya yang lebih rendah pada tahun sebelumnya, akan diberi<br />

tambahan pagu belanja pada tahun berikutnya (reward). Sementara itu, bagi K/L yang pada<br />

tahun sebelumnya tidak bisa menyerap anggaran dan mencapai sasaran/target dengan alasan<br />

yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka pada tahun berikutnya anggaran K/L yang<br />

bersangkutan akan dikurangi (punishment).<br />

Selain itu, Pemerintah juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas belanja (quality of<br />

spending) khususnya untuk memperbaiki efektivitas belanja pemerintah pusat. Hal tersebut<br />

perlu dilakukan mengingat sebagian besar anggaran belanja pemerintah pusat merupakan<br />

belanja yang bersifat wajib (mandatory spending), seperti belanja pegawai, belanja barang<br />

operasional, pembayaran bunga utang, dan subsidi. Akibat dari besarnya belanja wajib tersebut,<br />

maka ruang gerak yang tersedia bagi Pemerintah untuk melakukan intervensi fiskal, dalam<br />

bentuk stimulasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat, baik untuk mendorong pertumbuhan<br />

ekonomi, menciptakan lapangan kerja produktif maupun mengentaskan kemiskinan, menjadi<br />

relatif terbatas. Rasio anggaran belanja wajib (mandatory) terhadap total belanja pemerintah<br />

pusat dalam kurun waktu 2008-2013 secara rata-rata mencapai 69,4 persen, dan sisanya sebesar<br />

30,6 persen merupakan belanja tidak wajib (discretionary).<br />

Sementara itu, langkah administratif ditempuh dalam rangka optimalisasi anggaran dari sisi<br />

pembelanjaannya, terutama melalui perbaikan sistem alokasi dan pelaksanaan anggaran agar<br />

APBN memberikan daya dorong yang optimal bagi perekonomian. Langkah administratif yang<br />

telah ditempuh Pemerintah adalah kebijakan pembaharuan (reformasi) di bidang fiskal terkait<br />

dengan penyusunan dan pelaksanaan anggaran belanja pemerintah pusat. Undang-Undang<br />

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan pelaksanaan pembaharuan<br />

sistem penganggaran belanja negara, yaitu meliputi penerapan: (1) penganggaran terpadu<br />

(unified budget); (2) penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting); dan<br />

(3) kerangka pengeluaran jangka menengah (medium term expenditure framework). Untuk<br />

mewujudkan pembaharuan sistem penganggaran belanja negara tersebut, Pemerintah telah<br />

menetapkan beberapa tahap strategi, mulai dari strategi pengenalan, yang dilaksanakan dalam<br />

kurun waktu 2005-2009; strategi pemantapan, yang dilaksanakan dalam kurun waktu 2010-<br />

<strong>2014</strong>; dan strategi penyempurnaan, yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada tahun 2015.<br />

Langkah administratif lain adalah dilakukannya berbagai upaya untuk mempercepat proses<br />

penyerapan anggaran, dengan melakukan berbagai langkah penyederhanaan prosedur dengan<br />

tetap memperhatikan prinsip tata kelola yang baik dan akuntabilitas. Termasuk dalam upaya<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> 4-5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!