17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab 4<br />

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

terlalu ekspansif (overheating), kebijakan dan alokasi anggaran belanja pemerintah pusat dapat<br />

dijadikan alat kebijakan yang efektif dalam mendinginkan roda kegiatan perekonomian menuju<br />

kondisi yang lebih kondusif.<br />

Peranan terkait fungsi stabilisasi, yang mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi<br />

alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental ekonomi dilakukan<br />

dengan kebijakan fiskal yang ekspansif melalui pengalokasian stimulus fiskal bagi perekonomian,<br />

seperti peningkatan anggaran secara signifikan untuk mendukung pembangunan infrastruktur.<br />

Selanjutnya, peranan terkait fungsi distribusi dilakukan melalui dukungan untuk pemberdayaan<br />

berbagai kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah, kurang beruntung atau<br />

berkemampuan ekonomi terbatas. Peranan tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk<br />

pembayaran transfer antara lain berupa bantuan langsung seperti program keluarga harapan<br />

(PKH), alokasi anggaran bagi program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukung<br />

upaya pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan kerja, dan kesempatan berusaha.<br />

Implementasi dari langkah tersebut antara lain adalah program nasional pemberdayaan<br />

masyarakat (PNPM), maupun berbagai program perluasan kesempatan memperoleh pelayanan<br />

dasar di bidang pendidikan dan kesehatan seperti bantuan operasional sekolah (BOS) dan<br />

program jaminan kesehatan untuk masyarakat. Termasuk dalam fungsi ini, penyediaan berbagai<br />

jenis subsidi, baik subsidi harga barang-barang kebutuhan pokok (price subsidies), maupun<br />

subsidi langsung ke objek sasaran (targeted subsidies).<br />

Dalam prakteknya, pelaksanaan tiga fungsi tersebut tidak bisa berjalan sendiri-sendiri tetapi<br />

bersifat sinergi dan didasarkan prioritas. Pelaksanaan ketiga fungsi ekonomi Pemerintah tersebut<br />

secara sinergi, selain memainkan peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan kinerja<br />

ekonomi makro; juga dapat mendukung tercapainya perbaikan dan penguatan fundamental<br />

perekonomian, seperti mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, mengendalikan<br />

inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas harga, menciptakan dan memperluas<br />

lapangan kerja produktif untuk menurunkan tingkat pengangguran, serta memperbaiki distribusi<br />

pendapatan dalam mengurangi tingkat kemiskinan. Selain itu, pelaksanaan ketiga fungsi<br />

ekonomi Pemerintah tersebut secara optimal juga dapat meningkatkan efisiensi dari anggaran<br />

Pemerintah, peningkatan daya saing ekonomi, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat<br />

dan kualitasnya.<br />

Dalam prakteknya untuk tahun <strong>2014</strong>, penyusunan kebijakan dan alokasi anggaran belanja<br />

negara mengacu pada prioritas, program dan kegiatan yang tertuang dalam Rencana Kerja<br />

Pemerintah (RKP) tahun <strong>2014</strong>, yang merupakan penjabaran terakhir dari pelaksanaan RPJMN<br />

tahun 2010–<strong>2014</strong>. Untuk itu, desain dari kebijakan dan alokasi belanja negara tahun <strong>2014</strong> juga<br />

diarahkan pada pencapaian prioritas utama dan strategi RPJMN 2010–<strong>2014</strong> yang ditujukan<br />

untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan<br />

pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan<br />

ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) serta penguatan daya saing perekonomian. Prioritas<br />

utama dan strategi yang sejalan dengan fungsi-fungsi pemerintah tersebut akan dicapai<br />

melalui penguatan pelaksanaan empat pilar strategi yang meliputi: pembangunan yang<br />

berpihak pada pertumbuhan (pro-growth), berpihak pada lapangan pekerjaan (pro-job),<br />

berpihak pada pengurangan kemiskinan (pro-poor), serta berpihak pada pengelolaan yang<br />

ramah lingkungan (pro-environment). Dengan demikian, pembangunan yang dilaksanakan<br />

bersifat inklusif, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Selain itu, prioritas utama<br />

dan strategi RPJMN 2010-<strong>2014</strong> juga dilakukan dalam rangka pelaksanaan lima agenda<br />

4-2<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!