17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pendapatan Negara Bab 3<br />

Selain bertujuan meningkatkan pendapatan negara, kebijakan di bidang perpajakan juga<br />

ditujukan untuk mendorong perekonomian melalui pemberian insentif fiskal untuk tujuan<br />

meningkatkan investasi dan daya saing. Insentif fiskal ini diberikan dalam bentuk pajak<br />

ditanggung Pemerintah (DTP), yang terdiri atas (a) PPh DTP untuk komoditas panas bumi;<br />

(b) PPh DTP atas bunga, imbal hasil, dan penghasilan pihak ketiga atas jasa yang diberikan<br />

kepada Pemerintah dalam penerbitan SBN di pasar internasional; dan (c) bea masuk DTP.<br />

Pendapatan Pajak Penghasilan<br />

Seiring dengan makin membaiknya kondisi perekonomian baik global maupun domestik,<br />

pendapatan PPh dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> ditargetkan mencapai Rp591,6 triliun atau meningkat<br />

sebesar 9,8 persen dari targetnya dalam APBNP 2013. Pendapatan pajak penghasilan terdiri<br />

atas pendapatan PPh migas dan PPh nonmigas yang masing-masing memberikan kontribusi<br />

sebesar 11,6 persen dan 88,4 persen. Peningkatan pendapatan tersebut terutama didukung oleh<br />

membaiknya kondisi perekonomian global dan domestik, yang ditunjukkan oleh pertumbuhan<br />

ekonomi yang lebih tinggi dari tahun 2013. Selain itu, peningkatan pendapatan PPh juga<br />

dipengaruhi oleh pelaksanaan kebijakan yang ditempuh di bidang pajak serta extra effort yang<br />

dilakukan dalam penggalian potensi.<br />

Pendapatan PPh migas ditargetkan mencapai Rp68,4 triliun dalam tahun <strong>2014</strong>, yang berarti<br />

mengalami penurunan Rp5,9 triliun atau 8,0 persen bila dibandingkan dengan targetnya dalam<br />

APBNP 2013. Faktor utama yang memengaruhi penurunan pendapatan tersebut adalah lebih<br />

rendahnya asumsi ICP pada tahun <strong>2014</strong> daripada asumsi ICP yang digunakan dalam APBNP<br />

2013.<br />

Dalam tahun <strong>2014</strong>, pendapatan PPh nonmigas ditargetkan mencapai Rp523,3 triliun.<br />

Apabila dibandingkan dengan targetnya dalam APBNP 2013, terjadi peningkatan sebesar<br />

Rp58,8 triliun atau 12,7 persen. Peningkatan itu terutama diharapkan bersumber dari<br />

dampak pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 6,4 persen dan makin luasnya<br />

basis pajak sebagai dampak dari pelaksanaan kebijakan (a) ekstensifikasi WP orang pribadi<br />

berpendapatan tinggi dan menengah melalui peningkatan pengawasan yang lebih efektif;<br />

(b) optimalisasi pemanfaatan data hasil sensus pajak nasional; dan (c) optimalisasi pemanfaatan<br />

kewajiban penyampaian data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan dari institusi<br />

Pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain untuk intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan.<br />

Pendapatan PPN dan PPnBM<br />

Dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>, pendapatan PPN dan PPnBM ditargetkan mencapai Rp518,9 triliun,<br />

meningkat sebesar Rp95,2 triliun atau 22,5 persen bila dibandingkan dengan target APBNP 2013.<br />

Secara lebih rinci, pendapatan PPN dan PPnBM terdiri atas pendapatan PPN dan PPnBM dalam<br />

negeri serta pendapatan PPN dan PPnBM impor, yang masing-masing ditargetkan mencapai<br />

sebesar Rp317,2 triliun dan Rp201,6 triliun. Faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan PPN<br />

dan PPnBM adalah tingginya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan impor,<br />

serta dukungan kebijakan perpajakan berupa penyempurnaan sistem administrasi PPN untuk<br />

perluasan basis pajak dan penurunan praktik penyimpangan.<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> 3-29

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!