You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Sumber: BPS<br />
Berdasarkan data tabel di <strong>atas</strong>, diketahui bahwa impor tertinggi terdapat pada Telephones<br />
for cellular networks dengan Nilai/Val sebesar US$ 2.78 miliar. Jika merujuk pada pengertian Pasal 1<br />
ayat (1) Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 82/M-DAG/PER/12/2012,<br />
makasmartphone termasuk dalam kategori tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa Nilai/Val<br />
impor terhadap smartphone cukup tinggi. Impor terhadap smartphone yang tinggi dikarenakan<br />
tingginya angka permintaan produk tersebut di dalam negeri.<br />
Kelayakan Smartphone untuk Dikenai <strong>PPnBM</strong><br />
<strong>PPnBM</strong> seharusnya diterapkan dengan tidak melihat asal barang, baik dalam negeri maupun<br />
luar negeri, karena yang dikenakan pajak tersebut sebenarnya adalah konsumsinya. <strong>PPnBM</strong> juga<br />
bersifat umum dan tidak dapat dilakukan diskriminatif, baik barang yang diproduksi di dalam negeri<br />
maupun luar negeri. Apabila ditujukan untuk mengurangi laju impor, maka kebijakan <strong>PPnBM</strong><br />
merupakan kebijakan yang kurang tepat. Kebijakan yang lebih tepat dan dapat bersifat diskriminasi<br />
terhadap asal barang adalah Bea Masuk (BM) dan/atau Pajak Penghasilan (PPh) Impor.<br />
Terkait dengan hal tersebut, maka salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah dalam<br />
mengurangi produk impor dan defisitnya neraca perdagangan pada tahun 2013, adalah dengan<br />
menerapkan PPh Impor, terutama Produk Ponsel dan Elektronika. Pemerintah tetap akan<br />
memasukkan handphone dan laptop dalam golongan barang yang akan mengalami kenaikan tarif<br />
PPh impor dari 2,5 persen menjadi 7,5 persen pada awal tahun <strong>2014</strong>. Pasalnya, kedua jenis barang<br />
tersebut, khususnya handphone, merupakan barang penyumbang impor terbesar setelah migas.<br />
Menurut Kementerian Keuangan, terdapat sebanyak 870 kategori barang konsumsi dengan<br />
nomor HS 10 digit dan dua jenis barang modal yang akan dikenakan kenaikan tarif PPh impor dari<br />
2,5 persen saat ini menjadi 7,5 persen. Adapun kedua jenis barang modal tersebut, merupakan<br />
handphone dan laptop. Namun, keduanya tersebut adalah barang modal yang tidak bisa diolah lebih<br />
lanjut. Kenaikan PPh impor tersebut hanya dilakukan pada barang final atau bukan merupakan<br />
barang yang digunakan untuk proses produksi dan tidak memberikan dampak signifikan pada inflasi.<br />
Untuk menjamin efektivitas pengenaan <strong>PPnBM</strong> <strong>atas</strong> smartphone, perlu didukung upayaupaya<br />
terpadu dari para stakeholder terkait, untuk mencegah makin maraknya peredaran<br />
smartphone selundupan yang disebabkan oleh kenaikan harga smartphone resmi.