You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Tabel 1. Jumlah Penjualan Smartphone tahun 2009-2012 dan Perkiraan Penjualan<br />
Smartphone Tahun 2013 di Indonesia (dalam Juta Unit)<br />
Tahun<br />
Jumlah Penjualan Smartphone<br />
2009 2,04<br />
2010 4,50<br />
2011 9,50<br />
2012 13,20<br />
2013* 15,30<br />
Sumber : Olahan data International Data Coorporation (IDC), dari berbagai sumber, 2013<br />
Keterangan: )* Prediksi Berdasarkan tahun-tahun sebelumnya<br />
Penjualan smartphone di kawasan Asia Tenggara hingga September 2013 meningkat 61%<br />
atau mencapai US$ 10,8 miliar atau setara Rp 128,3 triliun. Dikutip dari The Next Web, dalam<br />
catatan GFK Asia Indonesia merupakan penyumbang terbesar dari pencapaian tersebut dengan<br />
total penjualan sebesar US$ 3,33 miliar (sekitar Rp 39,4 triliun) yang seluruhnya berasal dari 14,8<br />
juta unit smartphone yang terjual. Hal ini berarti Indonesia berkontribusi sekitar 30% bagi total<br />
penjualan smartphone di Asia Tenggara.<br />
Pengenaan <strong>PPnBM</strong> Sebagai Upaya Pemerintah untuk Menekan Pola Konsumsi Smartphone<br />
Penerapan Pajak Penjualan Atas Barang Merah (<strong>PPnBM</strong>) untuk smartphone diharapkan<br />
dapat menjaga neraca perdagangan, selain itu untuk menekan jumlah impor ponsel yang cukup<br />
tinggi. Karena jenis ponsel yang banyak diminati di dalam negeri terbanyak berasal dari impor, salah<br />
satunya kategori smartphone. Alhasil, pemerintah kesulitan menahan masuknya barang-barang tadi.<br />
Dengan jumlah impor yang tinggi, produk ini ikut bertanggung jawab pada makin lebarnya defisit<br />
perdagangan. Penolakan pengenaan <strong>PPnBM</strong> muncul karena banyak pihak yang menganggap ponsel<br />
pintar sebagai produk barang modal yang mampu meningkatkan produktivitas.<br />
Atas barang mewah, disamping dikenakan PPN juga dikenakan <strong>PPnBM</strong>. Barang yang<br />
dikategorikan mewah ialah yang bukan bahan pokok, dikonsumsi oleh masyarakat dengan<br />
penghasilan tertentu, dan dibeli untuk menunjukkan status sosial. Pengenaan <strong>PPnBM</strong> terhadap<br />
smartphone merupakan upaya nyata untuk menegakkan keadilan dalam pembebanan pajak dan<br />
sekaligus merupakan upaya untuk mengurangi pola konsumsi tinggi yang tidak produktif dalam<br />
masyarakat. Dalam beberapa penelitian yang dilakukan bahwa smartphone penggunaannya lebih<br />
menuju lifestyle. Meski cenderung melek internet dan melek teknologi, namun ketertarikan<br />
terhadap smartphone cenderung sebagai lifesytle dan mengabaikan peran – fungsi kebutuhan dan<br />
keinginan terkait kepemilikan smartphone.<br />
Berikut beberapa penelitian terkait dengan smartphone yang telah dilakukan sebelumnya:<br />
Tabel 2 Beberapa Penelitian Sebelumnya Terkait Smartphone<br />
NO Peneliti Temuan Lokasi<br />
1 Verkasalo (2008) Dalam risetnya tentang smartphone di Finlandia<br />
menunjukkan ada beberapa faktor yang<br />
mendasari pembelian smartphone, motivasi<br />
penggunaan serta aspek pertimbangan terkait<br />
Finlandia