07.01.2015 Views

2014_kajian_pkpn_Kajian PPnBM atas HP

2014_kajian_pkpn_Kajian PPnBM atas HP

2014_kajian_pkpn_Kajian PPnBM atas HP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bahkan kemudahan akses pada harga yang dapat dijangkau pada berbagai tingkatan populasi<br />

penduduk sangat penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan 1 .<br />

Berbagai negara menerapkan berbagai aturan yang berbeda terhadap bisnis handphone.<br />

Terdapat negara yang mengenakan pajak, namun juga ada yang mengenakan cukai. Pengenaan<br />

pajak atau cukai terhadap handphone memiliki dampak yang sangat besar dalam hal kemudahan<br />

untuk memperoleh akses komunikasi.<br />

Besarnya perpajakan <strong>atas</strong> akses komunikasi ini dapat dilihat dari beberapa cara, yaitu:<br />

1. Perbandingan beban pajak terhadap total biaya kepemilikan<br />

Terdapat berbagai macam pajak yang dikenakan <strong>atas</strong> kepemilikan handphone, misalnya<br />

pajak <strong>atas</strong> perangkat handphone, biaya tambahan untuk berlangganan dan airtime. Analisa proporsi<br />

pajak terhadap kepemilikan handphone (the total cost of mobile ownership/ TCMO), dengan<br />

rumusan TCMO termasuk pajak dibagi dengan TCMO tanpa pajak, memperlihatkan bahwa beberapa<br />

negara menetapkan tingkat pajak yang berbeda :<br />

Rata-rata tingkat TCMO dunia adalah sebesar 17,5 %<br />

Negara-negara yang menerapkan TCMO tinggi yaitu Turki, Tanzania, Uganda, Brazil, Ukraina,<br />

Zambia, Republik Dominica, Ekuador, Yunani dan Argentina (di <strong>atas</strong> 25%)<br />

Sebanyak 4 negara yang menerapkan TCOM yang rendah, yaitu China, Bhutan, Myanmar dan<br />

Swaziland (dibawah 5%)<br />

TCMO di Indonesia masih sekitar 12,5%<br />

Tingginya TCMO di Turki, dengan tax burden sekitar 44,6%, disebabkan karena negara<br />

tersebut mengenakan pajak <strong>atas</strong> konsumsi, serupa dengan PPN di negara lain ditambah tarif spesifik<br />

berupa: pajak komunikasi khusus sebesar US$ 16.87, biaya ijin berlangganan handphone sebesar<br />

US$ 6.99 dan biaya penggunaan tahunan sebesar US$ 6.99.<br />

2. Pajak dan biaya jasa komunikasi handphone<br />

Pajak <strong>atas</strong> jasa telekomunikasi bersifat lebih sensitif bagi konsumen, karena dapat terus<br />

dikenakan selama ada pemanfaatan jasa komunikasi. Analisa dengan membandingkan pajak<br />

terhadap biaya <strong>atas</strong> jasa komunikasi (termasuk pajak konsumsi dan biaya yang dikenakan <strong>atas</strong> sewa<br />

dan penggunaaan handphone) dikenal dengan total cost of mobile services/ TCMS). Hasil analisa<br />

memperlihatkan bahwa:<br />

Rata-rata tingkat TCMS adalah sebesar 17 %<br />

Negara-negara yang menerapkan TCMS tinggi yaitu Turki, Uganda, Brazil, Republik Dominica,<br />

Zambia, Ukraina, Ekuador, Tanzania, Yunani dan Kenya (di <strong>atas</strong> 25%)<br />

Sebanyak 74 negara mengenakan pajak antara 10% – 20, sementara hanya 5 negara<br />

mengenakan pajak <strong>atas</strong> konsumsi di <strong>atas</strong> 20%<br />

Beberapa negara mengenakan TCMS yang rendah, yaitu Angola, Malaysia, Suriah dan China<br />

(dibawah 5%)<br />

TCMS di Indonesia masih sekitar 10%<br />

3. Beban pajak <strong>atas</strong> perangkat handphone (mobile handsets).<br />

Pajak <strong>atas</strong> perangkat handphone merupakan variabel yang signifikan yang dipergunakan<br />

untuk menghitung TCMO. Pada dasarnya, pajak yang dikenakan terhadap perangkat handphone<br />

terdiri dari pajak impor (biasanya sudah termasuk dalam harga retail) dan Pajak Pertambahan Nilai<br />

1 Mohsen A. Khalil, Taxation and the Growth of Mobile in East Africa, GSM Association, 2007

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!