05.01.2015 Views

Download - KontraS

Download - KontraS

Download - KontraS

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

BERITA UTAMA<br />

Uji Balistik harus Ilmiah, Bebas Intervensi Politik<br />

Rencana Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto untuk<br />

melakukan uji balistik atas senjata-senjata anggota marinir<br />

dalam penembakan warga Desa Alas Tlogo, Kecamatan Lekok,<br />

Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (30/05) jadi sebuah hal yang<br />

baik. Rencana ini adalah perubahan sikap TNI yang positif.<br />

Bahkan merupakan langkah yang tepat bila dibandingkan<br />

dengan sikap awal petinggi TNI yang cenderung berat sebelah.<br />

Namun hendaknya, uji balistik tersebut dilakukan secara<br />

transparan, ilmiah dan bebas dari intervensi politik, demi<br />

terungkapnya kebenaran materiil. Kebenaran materiil ini<br />

setidaknya dapat menguak dua hal, menyangkut<br />

mengidentifikasi senjata dari selongsong atau proyektil yang<br />

ditemukan di tubuh korban dan TKP. Serta, mengetahui arah<br />

tembakan yang menyebabkan korban tewas dan luka-luka.<br />

Apakah benar karena tembakan pantulan atau ada yang<br />

langsung ditujukan pada target tertentu.<br />

Uji Balistik juga hendaknya dilakukan dengan mencakup uji<br />

balistik luar dan akhir. Uji Balistik juga harus dilanjutkan<br />

dengan pengujian senjata dan penggunaan senjata oleh pelaku<br />

di tempat kejadian perkara (TKP). Pengujian atas senjata api<br />

harus dengan senjata yang digunakan saat peristiwa. Pengujian<br />

tersebut juga harus melibatkan warga, saksi dan korban serta<br />

ahli balistik, ahli forensik dan institusi independen seperti<br />

Komnas HAM.<br />

Tidak dilakukan di lokasi peristiwa<br />

Sementara, uji penembakan yang digelar Korps Marinir di<br />

Bhumi Marinir Cilandak. Patut kiranya disesalkan.<br />

Tindakan tersebut tidak bisa menggantikan kebutuhan<br />

adanya uji balistik yang independen. Sebab tidak dilakukan<br />

di lokasi peristiwa (locus delictie) dengan mengunakan jenis<br />

senjata dan amunisi yang ditembakkan saat kejadian, 30<br />

Mei 2007.<br />

Pengujian tembak oleh Korps Marinir tersebut tidak<br />

memenuhi ketentuan dasar pengujian penggunaan senjata<br />

api. Untuk kasus Pasuruan, kondisi lapangan seharusnya<br />

diatur identik dengan tempat kejadian karena hal ini<br />

menyangkut pengujian apakah ini peluru langsung atau<br />

pantulan.<br />

Uji balistik harus diikuti dengan sebuah proses olah Tempat<br />

kejadian perkara (TKP) serta rekonstruksi yang<br />

menghadirkan saksi peristiwa, serta 13 tersangka pelaku<br />

penembakan. Hal ini untuk menentukan posisi pelaku yang<br />

menembak korban sehingga dicapai temuan obyektif<br />

tentang peluru memantul (ricochet) atau tembakan langsung<br />

yang diarahkan ke korban.<br />

Segenap Redaksi Buletin <strong>KontraS</strong><br />

Mengucapkan:<br />

Selamat Idul Fitri<br />

1 Syawal 1428 H<br />

Mohon Maaf Lahir dan Batin<br />

Berita Kontras No.03/V-VI/2007 7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!